Tiga

61 7 0
                                    

"Hai sayang" sapa seorang cowok yang kemudian mengambil mangkuk soto dari tangan cewek disampingnya.

Cowok itu tanpa merasa berdosa memakan soto itu dengan lahapnya. Bahkan si cowok tidak mempedulikan tatapan membunuh pemilik soto yang ia makan itu.

"Balikin soto gue!" Desis Ana dingin.

Ana tidak suka kedamaiannya diganggu. Ana tidak suka yang menjadi miliknya direbut. Ana membenci cowok. Sangat sangat membencinya.

"Sini baby, gue suapin lo aja. Biar romantis, ya gak Dew?"

Merasa ditanya, Dewa hanya mengangkat bahunya acuh. Dewa dan Rina memang sedari tadi memperhatikan kedua anak manusia itu sambil memakan sotonya masing-masing.

"Ck!" Ana mendengar si cowok berbicara hanya bisa berdecak dan segera meninggalkan area kantin.

Satu yang ada dipikirannya sekarang. Tempat yang tak terjamah murid, nyaman, dan damai.

Rooftop.

Hanya itu tujuan Ana saat ini. Rina yang melihat sahabatnya meninggalkan area kantin segera menyusulnya. Sebelum itu...

"Gue harap lo mikir sekali lagi buat jadiin Ana mainan lo. Sebelum lo nyesel dan jatuh lebih dalam. Lo harus jauhin dia! Lo ngelakuin lebih dari ini? Gue gak bisa nahan perbuatan Ana selanjutnya."

~○~

Seorang gadis dengan rambut sepinggang yang diurai dan earphone ditelinganya terlihat sangat damai. Rambutnya bergerak mengikuti angin yang berhembus. Itu membuatnya semakin cantik. Ia menghembuskan nafasnya frustasi.

"Kapan semuanya berakhir?" Tanya sang gadis.

"Sampe ada orang yang bisa narik lo dari kegelapan ini. Dan gue rasa saat itu gak akan lama lagi An." Jawab seorang gadis lain dibelakangnya. Mengenali suara itu, ia kembali menghela nafas frustasi.

"Gue nyerah."

"GAK! Jangan An, please..." gadis yang panik itu segera menghampiri temannya yang terlihat sangat rapuh itu.

"Please An, gue gak kuat ngeliat lo kayak gini. Jangan sampe kejadian 5 tahun lalu terulang An. Gue gak mau! Please An." Lirih si gadis.

"Gue gak janji Rin." Balas Ana.

Rina yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas lelah. Yang sekarang bisa ia lakukan hanya mengawasi Ana dan berjaga-jaga, agar aksi yang ingin dia lakukan dikemudian hari dapat ia gagalkan.

Tanpa mereka sadari sepasang mata sedari tadi mengawasi dan mendengar dengan jelas semua yang mereka berdua katakan.

Kayaknya gue salah milih mainan, hmm mungkin gue bakal serius ke dia. Ingetin gue An! Gue harus nyari tau semua tentang lo. Lengkap dengan alasan dan kronologi luka terbesar lo selama ini. Dengan begitu gue bakal nentuin keputusannya nanti.

"Halo"

"Iya tuan, ada yang bisa saya bantu?"

"Cari semua data tentang Dariana Wijaya, lengkap dengan semua keterangan masa lalunya. Jangan sampai ada yang terlewat! Nanti malam saya mau data itu telah berada dimeja kerja saya. Saya harap semua itu tidak mengecewakan."

"Baik tuan. Segera saya lakukan."

Setelah memutuskan panggilannya. Orang itu segera beranjak meninggalkan rooftop. Ia akan membuat keputusan nanti, setelah data itu telah usai dibaca olehnya.

~○~

Tinggalkan jejak kak, vommentnya ditunggu!♡

FLATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang