Chapter 4

1.2K 194 20
                                    

Persahabatan Arthit dan Kong semakin akrab, hingga suatu hari  Arthit memutuskan untuk mengenalkan pria itu kepada keluarganya, terutama kepada putrinya Annie, karena dia yakin Kong akan menyukai Annie, dan orang tuanya akan menerima Kong tidak seperti teman-teman gamernya.

Setelah meninggalkan rumah, Kong menunggu Arthit di persimpangan jalan. Pria itu berjanji untuk mengundangnya ke rumahnya dan mengenalkan seseorang yang spesial kepadanya, tapi dia tidak bilang siapa. Kong penasaran, dia menyiapkan kue buatan sendiri untuk hadiah.

"Kong!"

Kong tersenyum ceria pada pria itu dan menunggu sampai Arthit menepuk bahunya.

"Penampilanmu sangat rapi hari ini." Arthit memujinya.

"Kau mengundangku untuk bertemu dengan keluargamu, jadi aku harus menunjukkan yang terbaik dari diri ku."

"Tidak perlu formal, toh aku bukan mengenalkanmu sebagai pacarku, hahaha..." Arthit menggodanya.

"Aw, jangan menggodaku." Protes Kong "Kau bilang ingin mengenalkan seseorang yang istimewa, apakah dia pacarmu?"

"Haha, bagaimana kau tahu?" Arthit bercanda. "Dia bukan hanya pacarku, dia adalah malaikatku, kesayanganku... dan aku mencintainya lebih dari hidupku sendiri..."

"Wow, dia pasti beruntung memilikimu ..."

"Tidak, akulah yang beruntung memilikinya..."

"Saya tidak sabar untuk bertemu dengannya..."

"Aku percaya, kau juga akan menyukainya ..."

Kong mengangguk dan tersenyum gembira lalu mengikuti Arthit ke rumahnya.

-----------------------------------------

"Selamat datang, Kong!" Arthit mengundangnya masuk. "Ma, aku mengajak seorang teman." Arthit memanggil orang tuanya.

"Papa..." Annie berlari turun dari atas dan melompat ke pelukan Arthit.

"Papa?" Kong mematung saat mendengarnya. "Arthit sudah menikah?" pikirnya.

"Annie, sweetheart! Dimana nenek?"

"Apakah kau mecariku, Nak?" Ibunya keluar dari arah dapur dan segera berhenti saat melihat Kong. "Aw, kita punya tamu, hari ini! Temanmu, Arthit?" tanya ibunya dengan curiga.

"Papa, dia siapa?" tanya Annie sambil melihat Kong.

"Halo, senang bertemu denganmu, namaku Kongpop." Kong mengenalkan dirinya. "Aku adalah teman baru Arthit." lalu dia membungkuk.

"Matamu?" Ibu Arthit kaget.

"Ya, aku tidak bisa melihat." Kong menjawab singkat. "Ini kartu namaku." Dia menyerahkan kartu pada ibu Arthit, lalu berjongkok dan menyerahkan sekotak kue pada gadis kecil itu. "Aku membuat ini untukmu."

Tapi Annie melangkah mundur dan bersembunyi di balik Arthit.

"Ayo diterima, Sayang." Arthit membujuknya.

"Mengapa dia tidak menatap mataku saat dia berbicara denganku, Papa?" Tanya Annie. "Bukankah nenek selalu menyuruh ku untuk melihat ke dalam mata saat berbicara dengan orang lain? Apakah dia tidak sopan?"

"Maafkan aku, Annie, aku tidak bisa melihat matamu." Kong menjawab dan tersenyum. "Tapi, aku ingin menjadi temanmu, maukah kau menjadi temanku?"

"Apa maksudmu tidak bisa melihat?" Annie mendekatinya perlahan dan melambaikan tangannya di depan mata Kong. "Apakah kau buta?"

Indonesia - Love is Like Reading a Book (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang