10

443 55 3
                                    

"Mina.. Lo sengajakan ngelakuin ini?! Apa mau lo? Gue udah nurutin kemauan lo!"

Gadis yang disebut oleh Jihoon Mina itu. Menyeringai, dan ia duduk didepan Jihoon dengan muka tebalnya.

"Gue gak suka lo deket sama siapa tuh namanya? Cewe PHO!" Jawab Mina. "Lo tau kan kalo gue gak suka sama orang itu bakal ngelakuin apa aja? Gue juga bisa kok bunuh dia kalo gue mau. Ya well, karena berhubung gue cinta sama lo gue mau sabar sedikit.." lanjutnya.

"Bukan dia yang PHO tapi lo! Gue gak ngerti Mina lo ada dendam atau gimana. Tapi asal lo tau se-urakannya dia. Dia lebih baik dari lo yang cantik ngerti?"

Mina lagi-lagi menyeringai penuh arti. "Lo makin imut aja... Ups gue mau ngasih tau lo ya, gue sih udah nyuruh orang buat nyulik Eunha dan yah, lo tau kan para Ahjussi itu bakal ngapain dia?. Kalo lo tetep marah sama gue ya tinggal gue pencet tuh ponsel gue.. Lo juga gak bakal bisa nyelametin dia"

Daehwi dan Somi datang, mereka meninggalkan barang ditempat yang mana Jihoon dan Mina sedang berdebat. Daehwi melihat Mina tak asing dan Somi dia malah malas melihatnya.

"Somi lo pasti tau apa yang dipikirin cewe ini! Gue muak harus dipaksa terus sama nih cewe yang gue gak ngerti kenapa dia ngelakuin itu"  batin Jihoon.

Somi mengangguk, dan ia bermain ponselnya.

"Dimana Euha?" tanya Daehwi.

"Gak tau tuh,dia main pergi aja. Dia tuh tadi marah-marah ke gue gak jelas. Lo temenya Eunha ya?" tanya Mina.

Daehwi mulai tak suka, dan ia menyilangkan tanganya depan dada. "Arata, lo Mina. Benerkan?, ah lo gak inget gue Mina?"

Mina menyeritkan alisnya mengingat sesuatu dan matanya mulai melebar.

"Lo udah ingetkan?. Lo gak bisa ngelakuin apapun itu, lo juga gak usah bohong deh. Gue tau kelakuan lo kok , tenang aja kalo lo mau gue sih gak ribet ya" ucap Daehwi.

"Lo gak bakal menang dari gue. Tuan Lee Daehwi. Ini juga baru awal, lo bakal ngerti kalo gue mulai bertindak.."

Daehwi mengeluarkan senyum liciknya dan mendekat. "Lakuin apa yang lo mau. Gue gak bakal halangin lo dan gue gak takut sama sekali... Gue pasti menang. Gue tau lo itu licik.. Tapi inget, ada orang yang lebih cerdik dari lo. Ngerti?" ucapan itu penuh penekanan.

Hanya Jihoon satu-satunya orang yang tak mengerti maksud pembicaraan Mina dan Daehwi. Menang?, licik?, tindakkan? Apa yang dimaksud mereka?.

"Udah?, fine gue mau pergi gak guna juga ngomong sama kalian disini" ucap Mina pergi meninggalkan tempat itu.

"Jadi.. Apa yang lo maksud barusan?" tanya Jihoon.

"Mina, anak CEO di perusahaan besar dan bukan anak kandung. Sebenernya dia gak beneran cinta sama lo. Dia cuma mau liat Eunha menderita." jelas Somi.

Daehwi melengos pergi tanpa pamit. Sebenarnya ia khawatir takut-takut Mina akan mencelakakan Eunha.

.

.

.

Daehwi menemui Eunha yang tengah menangis. Ia menatap lekat-lekat gadis yang ada dihadapanya ini.

"Daehwi.. Apa gue salah suka sama orang?" kata Eunha sambil menangis. "Kenapa dia ngelakuin ini ke gue?." dan ia masih tetap menangis. Melihat Eunha yang tengah menangis seperti ini membuat Daehwi sakit. Ia mencoba mendongakkan kepala gadis itu ia menghapus air matanya dan mengelus rambut hingga ia memeluk Eunha. Ia larut dalam pelukkan Daehwi.

"Lo jangan faham dulu. Kalo lo ngelakuin ini bakal buat hati lo sakit tanpa sebab" ucap Daehwi sambil menepuk punggung Eunha. "Udah lo luapin aja semuanya" mendengar kata itu Eunha semakin menangis pada dada Daehwi dan ia membalas elusan lembut dikepala Eunha.

Somi melihat Daehwi dan Eunha entah kenapa rasa sakit menjalari hatinya. Ia tahu bahwa mereka kakak beradik tapi mengapa ia merasa tak terima?. Ia sering mendapatkan perlakuan Daehwi seperti itu terhadapnya. Namun, kenapa ia rasa tak bisa melihat Daehwi melakukannya pada orang lain. Walau ia tahu Eunha adalah kakaknya.

'Kenapa sama gue?.' begitu sesak rasanya dan tanpa ia sadari ia meneteskan air matanya.

"Lo kenapa?" tanya Jihoon yang ternyata mengikuti Somi.

Ia menggeleng lesu, ia sendiri juga tak tahu kenapa dirinya seperti sekarang ini.

"Muka lo gak bisa bohong" Jihoon melihat Eunha sedang berpelukkan disana. Ia menyeritkan alisnya. "Lo gak mungkin nangisin Daehwi kan? Lo adenya kan? Gak mungkin lo..."

"YA GAK MUNGKINLAH! GILA AJA" potong Somi yang sudah tahu maksud perkataanya.

Namun, tak lama kemudian Daehwi melepas pelukkan dari Eunha dan menuju toilet terdekat disana. Eunha menyeritkan alisnya. Daehwi baik-baik saja sebelumnya.

"A..abang" ucap Somi bergegas menuju kakaknya itu.

Eunha bingung atas sikap Daehwi. Kenapa tiba-tiba ia meninggalkannya?. Ada apa?, kenapa sering kali ia muntah seperti sekarang ini. Eunha sering mendengarnya.

"Daehwi?" ucap Eunha. Langkahnya terhenti ketika Somi menghampirinya lebih dulu. Ia melihat Somi mengelus rambut Daehwi dan menyentuh wajahnya yang pucat. Ekspresinya sangat khawatir. Tetapi kenapa ia merasa bahwa dirinya tak berguna?. Ia ingin di posisi Somi saat ini. Entah karena apa ia jadi tak suka melihat itu. Ada apa dengannya?.

Somi melihat wajah Daehwi yang pucat. Segera ia memeluk Daehwi karena khawatir.

"Bang.. Cukup! Gue mau kita pulang!" ucap Somi.

"Gak bisa!. Gue belum selesai" bantah Daehwi.

"Kenapa?! Lo gak sadar diri apa?! Emang lo bisa ngelakuin ini?. Gak usah maksain"

"Ini keputusan gue. Lo gak bisa ngelarang gue dan nyuruh gue pulang! Gue belum mau pulang! Kalo lo mau pulang. Pulang lo sendiri! Gue gak papa disini. NGERTI?" ucap Daehwi yang meninggi.

Baru kali ini Somi mendapatkan perlakuan seperti itu. Dan dia juga gak pernah melihat Daehwi yang keras kepala seperti ini. Walau hanya dengan perkataan hatinya terasa sangat perih mendapat perlakuan Daehwi yang seperti itu. Air matanya terjun bebas, dan meninggalkan Daehwi begitu saja.

🎶🎶🎶

Jihoon mendekati Somi yang tengah di taman. Ia duduk di dekatnya.

"Jangan nangis jelek" ucap Jihoon.

"Si..siapa yang nangis?" balas Somi yang sebenarnya mengucapkan kalimat itu dengab tersengguk-sengguk. Hidungny merah suaranya bindeng  dan lagi matanya sembab.

"Bohong lo gak elit"

"Dih? Emang bohong ada yang miskin? Pake elit segala"

"Kalo gak bisa bohong jangan pura-pura bisa deh"

"Ck, ngapain lo kesini?. Bikin gue makin  bad mood"

"Lo kenapa sih? Gegara Daehwi? Dia gak terlalu bentak lo loh tadi. Terus dia nyariin lo"

"Ngapain dia nyariin gue?. Kan dia sibuk sama si Eunha. Pikirin aja dia. Sebel gue! Gak sadar diri apa. Ih dia itu gak pernah kayak gitu. Dia gak pernah naikin nada bicaranya kayak tadi. Tapi tadi apa ?."

"Lo sayang banget."

"Gue sayang dia lebih dari apapun. Dia pelindung gue. Dia kasih sayang gue.. Jadi gue gak bisa liat dia kayak gitu.."

.
.
.
🎶🎶🎶

101 Days With You ><Lee Daehwi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang