First kiss

1.9K 85 7
                                    

Perhatian! diharapkan untuk mempertimbangan membaca cerita ini. Cerita ini mengandung kata-kata yang tidak rasional, kata-kata yang keseleo, typo(s) merajalela, dan tak lupa kegajeannya yang melengkapi cerita ini.

Sorry kalo percakapannya ngga banyak, dan kebanyakan narasi. Ya well itulah adanya. Kurangnya mohon dimaafkan dan lebihnya mohon disumbangkan.

Kalo bisa sih ya abis baca kasih voment gitu, kritik dan saran sangat membantu, jangan malu-malu, saya yang malu-maluin aja ngga malu.

Aldi kini telah duduk disamping (namakamu), Lalu menatap rumah pohon yang tampak dari jendela. Rumah pohon yang sudah dianggap basecamp oleh mereka berdua. Pohon yang dirakit oleh kayu-kayu kuat itu begitu banyak menyimpan kenangan baginya. Saat Aldi harus menemani (namakamu) yang kabur dari rumahnya karena ayahnya memarahinya, saat ia dan (namakamu) menyewa tukang untuk membuat pintu untuk mempermudah jalan Aldi menuju rumah pohon itu, saat (namakamu) meminta ditemenin bermain beraneka ragam permainan, saat mereka mengambil mangga milik tetangga dan sasaran persembunyian mereka disana, dan masih banyak lagi.

Aldi terkekeh sendiri mengingatnya. Ia menatap (namakamu) yang sedang sibuk dengan handohonenya, lebih tepatnya memandangi beraneka ragam pose Kak Iqbaal.

(namakamu) tak sengaja bertemu pandang oleh Aldi, “Kamu kenapa?”

“ha? ngga, gapapa kok,” ucap Aldi sembari menggaruk-garukan kepalanya yang tak gatal.

(namakamu) hanya mengangguk dan membentuk mulutnya seperti huruf 'O'

“Ohiya Al, Tante Mel mana? kok beberapa hari ini aku ngga lihat,” Tanya (namakamu).

“Hah.. Ee... Mama... Ohiya aku belum bilang sama kamu ya? Mama aku pulang ke Medan, Ya urusan keluarga lah,” Jawab Aldi sembari tersenyum kecut, dan dibalas anggukan oleh (namakamu)

****

Terdengar suara aduh ketika jarum panjang tepat menjukkan jam 6.00, diakhiri dengan langkah yang tak seimbang. (namakamu) yang mendengarnya dari balik kamar hanya mengintip dari pintu kamarnya yang terbuka menganga, dengan keadaan masih ditempat tidurnya.

“Aldi.. kamu kenapa?”

“Ah ngga papa (namakamu),” Aldi berucap sembari mengelus jidatnya ditambah ringisan kecilnya. Ringisan akibat jidatnya dicium oleh dinding samping pintu kamar (Namakamu).

Aldi melangkah kearah kamar (namakamu), (namakamu) menatap Aldi lekat-lekat yang sekarang berada di ujung kasurnya.

“Nih tadi gue masak nasi goreng, ya walau ngga seenak masakan lo, tapi ya jadilah untuk ngeganjel perut,” Ucap Aldi seraya tersenyum bangga. “Sini sekalian gue suapin,” Sendokan pertama berhasil mendarat.

(Namakamu) mengunyahnya cuek dan.. Glekk.. (Namakamu) menelan salivanya, ini Aldi mau nikah atau apa.. (Namakamu) mencoba mengunyahnya perlahan demi perlahan.

Aldi menangkap tingkah aneh (namakamu), (namakamu) yang ditatap begitu hanya mengulum senyum dibibirnya.

“Ee.. Al Anyku bisnya manykan senyndiri,” Ucap (namakamu) disela makannya.

“Hah? Lo ngomong apaan?” Aldi yang mendengarnya seolah tak mengerti apa yang (namakamu) ucapkan, ya emang sebenarnya tak mengerti.

(Namakamu) mengunyah perlahan makanannya lalu menelannya, “Aku bisa makan sendiri Al, kamu berangkat kesekolah aja, ntar kamu telat lagi,” (namakamu) mengambil alih piring yang awalnya berada di tangan Aldi sembari mengulum senyum.

“Ehhh, siniin,” Aldi merampas piringnya mengambil alih lalu kembali menyumpal mulut (namakamu) dengan nasi gorengnya.

Ya Tuhan kapan penderitaan ini berakhir.

FoolishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang