Zahra bersembunyi dibalik selimut tebal kamarnya saat mendengar petir besar dan hujan deras yang turun pada sore ini.
Jujur zahra sangat takut petir, dan zahra sangat benci hujan. Apalagi keadaannya sekarang hanya sendirian dirumah."Bundaaa zahra takut, "lirih zahra dibalik selimut. Peluh dingin telah bercucuran di keningnya, nafasnya tak beraturan yang menandakan bahwa dia sangat ketakutan.
Berulang kali zahra menelfon rifkih tapi tak kunjung di angkat.Mas suami
Mas zahra takut, kapan pulang?Satu pesan yang dikirim zahra sejak satu jam yang lalu belum juga di balas oleh rifkih.
Zahra bersumpah, saat rifkih pulang zahra akan mendiaminya.
Ini yang zahra tak mau memiliki suami sibuk, di saat seperti ini rifkih justru sibuk dengan pekerjaannya dan tidak menggubris telfon dan pesan dari zahra.
Tak lama kemudian azan magrib pun berkumandang.
Zahra yang mendengarnya pun justru semakin takut. Takut jika malam tiba hujan dan petir tak kunjung berhenti.Dengan keberanian yang sudah susah payah zahra kumpulkan, ia beranjak dari kasurnya dan berlari menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Setakut apapun zahra, sholat tetap wajib kan? Dan zahra tidak boleh melewatkannya.
Setelah selesai mengambil air wudhu zahra langsung menuju mushola kecil yang berada di dalam rumahnya.
Mencoba untuk khusyuk dan memfokuskan pikirannya hanya kepada Allah, sesekali zahra memejamkan matanya untuk melawan rasa takutnya.
Setelah sholat, zahra tidak lupa membaca al-qur'an dan memperhatikan setiap tajwid yang sedang dia baca.
Sejak kecil zahra sudah diajarkan apabila membaca al-qur'an harus disertai dengan tajwid yang benar.
Dan sekarang bacaan al-qur'an zahra sudah semakin Bagus.Disis lain, rifkih yang sedang berdebat dengan dokter Farel pun menghentakkan tangannya keras keatas meja. Kesabarannya sangat di uji sekarang.
Bagaimana tidak, dia dipaksa pindah kerja kerumah sakit yang ada di kota Banjarmasin.
"Apa anda gila?!, "bentak rifkih.
"Maaf dokter rifkih, ini sudah menjadi tugas, "ujar dokter yang bernama Farel tersebut.
Dokter Farel adalah dokter spesialis kandungan yang bekerja ditempat yang sama dengan rifkih namun jabatan nya lebih tinggi.
"Maaf sebelumnya dokter Farel yang terhormat, saya lebih baik mengundurkan diri dari rumah sakit ini jika saya masih dipaksa pindah ke luar kota, "ujar rifkih masih dengan intonasi yang tinggi.
"Tidak bisa dokter rifkih, anda adalah dokter spesialis bedah terbaik dirumah sakit ini, sangat rugi jika anda mengundurkan diri, "balas dokter Farel masih dengan santai.
"Lagi pula, anda di pindahkan kerja hanya 1 bulan,"lanjut dokter Farel.
"Tapi kenapa praktek saya disitu hanya berdua dengan dokter jihan? Apa tidak ada dokter laki-laki lagi dirumah sakit ini?, "tanya rifkih.
Rifkih tidak habis pikir dengan orang yang ada didepannya ini, kenapa dia sangat bersikukuh untuk memindahkan praktek kerjanya bersama dokter jihan di Banjarmasin.
Lalu bagaimana dengan istrinya?
Ya Allah, rifkih sangat bingung sekarang. Apa yang harus dia lakukan.
"Tidak ada dokter rifkih, jihan adalah satu-satunya yang bisa membantu meringankan pekerjaan anda disana, "ujar dokter Farel yang sepertinya sudah terpancing emosi.