Pemaksaan

46 6 9
                                    

Di sudut perpustakaan seorang gadis menatap kaca layar laptop, dia mengslide setiap foto yang tampak pada layar laptop. Gadis itu bernama Anita, siapa yang tak kenal dia. Seorang bintang kelas, gadis yang selalu memposisikan dirinya pada rangking pertama di kelasnya. Tak jarang banyak orang yang kagum padanya. Selain mempunyai kemampuan yang berlebih dalam bidang akademik, Anita juga mempunyai paras yang cantik. Wajah putih dengan balutan hijab yang selalu Dia kenakan seakan menampakkan pribadi yang mempunyai jati diri yang jelas pada dirinya.
Akan tetapi segala sisi kebaikan ada sisi keburukan. Demikian pula yang terjadi pada Anita. Dia mempunyai satu titik yang menjadikan dia beda dari remaja yang lain.

"Hai Nit, ngelamunin aja sih. Mikiran apa sih ? Rumus sin, cos, tan matematika ? Apa simple past, simple present ? Ooo apa jangan-jangan mikirin ketua OSIS yang super cool itu ?", Henny si biang rempong mendatangi Anita.

"Apaan sih Loe, rese banget. Nggak. Gue lagi ini aja. Belajar buat persiapan OSK", jawab Anita seolah merasa terganggu.

"Halah, gue tahu isi hati lho Nit, gausah ngeles deh. Kantin aja yuk !" ajaknya.

"Ya udah deh, tapi terus jangan gangguin gue ya !" balasnya.

"Siap nona", ucap Henny dengan nada riang.

Mereka berdua menuju ke kantin. Suasana siang itu terik panas, sambil menikmati siomay Pak Mamad Anita melihat suasana kantin yang diliputi oleh kebisingan.

****

Matahari turun bergelisir menyelam, semburat warna jingga dan perlahan diikuti munculnya semburat putih cahaya sang purnama. Di dekat jendela kamar menghadap kolam ikan, Anita memegangi kalender. Tepat pukul 12 malam nanti Anita akan berulang tahun ke 17. Anak muda kekinian menyebutnya Happy Sweet Seventeen.
Apakah ini malam kesekian Ia merasakan ulang tahun tanpa sosok orang tua. Saat air mata yang Ia tahan mulai turun. Hp dengan scorlet pink berdering.

Dengan rasa malas Anita membuka hpnya dan mencoba memberi respon.

"Kenapa, The ? dengan nada malas Anita mengangkat.

"Nit, habis maghrib aku ke rumahmu ya. Ajarin fisika dong. Otakku gak mudeng nih kalo mikir sendiri.", pintanya.

"Kali ini aja Nit, nanti tak bawain kethoprak kesukaanmu deh," Theo trus memintanya.

"Bukannya aku gak mau ngajarin kamu The, tapi aku gak enak aja sama Bi Ipah. Nanti dikiranya malem-malem kok cowok dateng. Kalo sore tadi aja sih gak masalah", terocos Anita.

"Aku nanti ajak Henny kok, tenang jadi aku jamin Bi Ipah tidak akan merasa berat hati," tambah Theo.

"Tetep aja The, gak mau ya aku,"bantah Anita.

"Bye, Bu Guru Anita. Dandan yang cantik ya. Aku siap-siap ke tempatmu",dengan nada nyengir.

Tuutt..tuutt sambungan hp terputus Anita merasa menyesal mengkat telefon dari Theo. Dari awal masuk SMA Anita merasa aneh dengan anak ini. Selalu saja Theo mencari alasan untuk mendekati Anita. Terkadang cara konyol sekalipun.

~*~
sekian dlu ya, tetep ditunggu update ceritanya kawan🤗

anitaaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang