Hukuman pertama

25 1 3
                                    

Mobil merah marun pun perlahan pergi meninggalkan halaman Anita, setelah pulang melihat Rey dan Theo bermain basket. Anita pun di antar pulang oleh Theo. Sebenarnya Anita sudah menolaknya, akan tetapi dipaksa oleh jurus maut Theo.

Setelah melaksanakan ibadah, Anita mengambil tas dan hendak menyiapakan pelajaran esok hari. Anita tergolong kurid yang berprestasi, dia selalu taat pada peraturan. Setelah memastikan tidak ada pekerjaan rumah, Anita mengambul salah satu tumpukkan novelnya.

"Nduk makan dulu, mumpung masih hangat,"Bi Ipah tiba-tiba nonggol dari ujung pintu.

"Oh ya Bi, bentar lagi Anita turun," sambil bergegas menutup novelnya.

Selalu sepi, hanya ditemani makanan masakan Bi Ipah. Selama ini jarang sekali ada seseorang yang menemaninya makan di meja makan rumahnya itu. Satu dua suap Anita memasukkan ke dalam mulutnya. Satu dua suap itupun menginggatkan Anita atas kerinduannya kepada kedua orang tuanya.

***
Malam berganti pagi terasa sangat cepat, rembulan tak terasa sudah tergantikan oleh sinar sang mentari yang menyapa sekakan mengucapkan selamat menjalani pagi bagi orang yang menyadarinya.

Mobil hitam mulus tiba mendesit di halaman rumah Anita, sosok itu adalah Rey dan Henny. Mereka senjaga menjumput Anita untuk pergi ke sekolah bersama. Setelah membawa bekal yang telah disipakan Bi Ipah, Anita menghampiri Rey dan Henny.

"Kok gak bilang dulu mau kesini kan aku siap-siap dulu,"nada Anita seraya memajukan bibirnya.

"Udah gak usah banyak bicara buruan naik, gue keburu mau nyalin pr lho,"ucap Henny.

"Pr mana gak ada kok,"jawab Anita santai.

"Wa lho kebanyakan ngelamun sekarang, itu pr kimia Bu Diana."terang Rey.

"Astaa, gue lupa. Haduh mampus deh. Udah yuk buruan,"Anita sontak kaget.

Sepanjang perjalanan Anita membuka bukunya mencoba mengerjakan prnya diliputi dengan wajah panik setengah mati. Rey yang memperhatikan dari kaca mobil hanya bisa senyum melihat tingkah Anita saat terburu-buru.

"Duh kalo gak selesai bisa mampus nih,"ucap Anita sambil menepis keringatnya.

"Yaelaah takut amat, santai aja palingan juga cuma disurug keluar kelas. Kan malah jadi bebas bisa nongkrong-nongkrong ke kantin,"balas Rey sambil terkekeh.

"Enak aja lo, gak ada sejarahnya gue kena hukum kaya gitu ya,"ucap Anita tak mau kalah.

Setelah setengah perjalanan menuju sekolah Anita sudah menyelesaikan tugas kimia dari Bu Diana. Dan saat itu juga suara letusan terdengar dari bawah mobil yang dikendarai Rey. Mobil tiba-tiba berhenti, kaget dirasakan oleh Henny, Rey apalagi Anita yang baru saja merasakan lega telah menyelesaikan tugas.

"Ban kita meletus,"ucap Rey.

"Mampus gimana dong, 7 menit lagi udah masuk pelajaran,"Henny menambahi.

"Udah tenang-tenang gue telfon supir gue dulu, tadi udah sempet siap-siap pas kalian belum jumput aku,"Anita mencoba menenangkan.

Lima menit mobil supir Anita Pak Parjo tiba. Mobil yang bannya meletus telah diserahkan montir. Mereka bergegas menaiki mobil.

Secepat apapun mereka tetap terlambat. Alhasil mereka mendapatkan hukuman membersihkan taman sekolah.

***

Theo celingak-celinguk mencari Anita. Tapi tak dijumpainya. Anita mengambil ponselnya akan tetapi tak ada tanda-tanda jawaban dari Anita.

Hingga jam ketiga dimulai Rey, Henny dan Anita masuk ke kelas dengan nafas terenggah-enggah.

Setelah mendapat izin masuk oleh Bu Diana mereka duduk di kursi masing-masing.

"Baik anak-anak Pr yang ibu beri kemarin tolong dikumpulkan, sambil ibu mengoreksi silahkan baca materi-materi selanjutnya,"perintah Bu Diana.

Anita mencari buku kimia, tapi tak ditemukannya.

"Asta buku gue ketinggal di mobil lo Rey,"ucap Anita dengan wajah pucat.

"Siapa yang belum mengumpulkan atau tidak mengerjakan Pr tolong ke depan,"bentak Bu Diana.

Keringat menetes membasahi sekujur tubuh Anita. Rey dan Henny maju kedepan tanpa bersalah, diikuti langkah kaki Anita.

"Kalian bertiga, berapa kesalahan yang kalian lakukan hari ini ?,"amarah Bu Diana mulai memuncak.

"Kamu juga Anita kenapa akhir-akhir ini kamu membandel,"hati Anita seraya merasa terpukul mendengar ucapan Bu Diana.

"Sekarang bersihkan kamar mandi seluruh sekolah,"amarah Bu Diana

Tiga anak itu hanya bisa mengikuti perintah Bu Diana. Yang disaksikan oleh seluruh anak-anak kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

anitaaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang