Teruntuk Anita,
Sepercik air yang turun dari langit adalah bagian dari serentak air yang turun dikala hujan. Apakah aku menjadi sepercik air dihidupmu diantara jutaan orang yang kau kenal ?
Bukankah kau telah membaca berpuluh-puluh novel romantis ? Ku harap kau mengerti kata singkat yang sebenarnya memuat beribu arti didalamnya.
Theo
Anita mencoba memahami kata demi kata yang dituliskan Theo untuknya. Anita sangat pendai menafsirkan kata-itu. Anita tahu bahwa Theo mencintainya.
***
"Mau ngomong gimana, cepetan, nanti Gue dimarahin nyokap kalo pulang telat, Loe mau tanggung jawab,"sontak Henny."Hen, Loe bakal tau kan gue suka sama Anita. Tolong dong deketin Gue sama Dia. Loe kan temen yang paling deket sama dia,"Theo mencoba berbicara.
"Gue sih mau-mau aja, tapi kayaknya sulit The. Loe sendiri tau kan Anita tu cewek kek gimana,"ucap Henny.
"Siapa tau aja Hen dengan Loe berusaha bantuin Gue, Gue bisa ndapetin Dia,"Theo menegaskan.
"Ya oke deh, Gue coba. Tapi Gue gak jamin lhoh ya,"jawab Henny.
"Kadang ya Hen, gue malah sempet mikir kayak gini. Jangan-jangan Anita tu emang punya kelainan kali ya,"Theo mulai mengada.
"Makhsud Loe gimana ya ?"dengan nada sedikit naik.
"Gak jadi Hen, udah buruan minum terus pulang. Nanti dicari sama Mami Loe,"sambil terkekeh.
"Eh, sembarangan. Gue bukan anak mami ya. Enak aja, Loe yang minum aja ya. Gue buru-buru. Bye,"sambil menyambar tas miliknya.
****
Walaupun Anita sudah lama tahu Theo ada rasa dengannya. Tapi Anita menganggapnya biasa-biasa saja. Seperti layak para cowok yang suka mengodanya.
Tiba-tiba hp yang Anita pegang bergetar. Menandakan panggilan masuk. Anita mengira dari Theo. Anita pun mengabaikannya. Akan tetapi Anita merasa iba. Iapun mengangkatnya."Sayaaang, maafin mama ya. Mama belum bisa pulang. Mungkin 3 hari lagi. Kalo Mama sih udah ada cuti. Tapi Papa belum ada cuti, kamu yang sabar ya sayang,"ucap Mama Anita lembut penuh sayang.
"Gakpapa kok Ma,"jawab singkat Anita dengan suara lirih.
"Kamu kenapa sayang ? Kamu sakit ?,tanya Mama.
"Nggak kok Ma. Ini lagi baper aja baca novel,"bohong Anita.
"Ya udah, maaf ya sayang sekali lagi. Kamu jangan lupa makan ya. Jangan lupa belajar juga, Mama nunggu Papa cuti dulu langsung kesitu,"terang Mama panjang lebar.
"Iya Ma,"sambil memutus sambungan telepon.
***
Theo
Lelah main ml yang sekarang baru tenar dikalangan anak muda, Theo meletakkan hpnya. Duduk mengambil sesuatu dari lemari yang tak jauh dari dirinya. Theo mengambil sebuah foto. Difoto itu terlukiskan senyuman seorang gadis yang selama ini Dia cintainya.
"Suatu saat kamu akan jadi milikku,"ucapnya dalam hati.
Diraihnya gagang telepon. Theo mencoba mengirim chat kepada Anita.
Jangan baper buka kadonya:v
Theo
Hingga beberapa menit Theo menunggu balasan dari Anita. Tapi tak kunjung ada tanda-tanda notifikasi dari hpnya.
"Ya Tuhan, apa lagi yang harus aku lakuin buat ngedapatin Dia,"batin Theo seraya mengacak kasar rambutnya.
***
"Assalamu'alikum,"ucap Henny saat sampai di depan rumah Anita.Kali ini Henny tidak datang sendirian, Ia datang bersama sepupunya yang pindah dari Medan.
"Wa'alaikumsallam, eh Nak Henny," Bi Ipah dengan terburu-buru membukakan pintu.
"Kenalin Bi, ini sepupuku. Namanya Rey,"Henny menjelaskan.
"Rey,"sambil menyalurkan tanga ke Bi Ipah.
"Saya pembantu yang punya rumah ini Den, bisa panggil saya Bi Ipah. Monggo masuk dulu. Nduk Anita kelihatannya sedang di kamar. Biar Bibi panggilkan dulu, terang Bi Ipah.
Tak berapa lama, Anita muncul dari tangga hanya menggunakan kaos oblong dengan sepatu sandal hello kitty. Sontak Anita kaget akan kedatangan Henny dengan seorang cowok yang seumuran dengannya.
"Nit, maaf ya gue kesini gak bilang-bilang dulu sama Loe. Eh iya, ini kenalin dulu. Ini Rey, sepupuku yang datang dari Medan. Dia mau pindah kesini. Maka dari itu, makhsud gue kesini. Gue minta Loe temenin kita belanja keperluannya. Loe gak lagi sibuk kan?", sosor Henny.
"Eh iya nggak kok. Gue Anita, panggil aja Nita,"sambil mengulurkan tangannya.
"Rey,"balas Rey sambil terus memandangi Anita.
"Loe gak lagi sibuk kan Nit ?,"tanya Henny.
"Nggak kok, ya udah bentar gue ganti baju dulu ya,"jawab Anita diikuti dengan langkah kaki Bi Ipah.
"Monggo minumnya Nun Henny, Den Rey,"sambil menyodorkan minuman dan sedikit camilan.
"Haduh Bibi repot-repot sih, makasih Bi,"ucap Hennya tak bisa menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
anitaaa
Teen FictionAnita, ya Anita. Dia anak remaja usia 16 tahun. Tepatnya dia sedang study di jenjang SMA. Mungkin sebagian orang beranggapan masa SMA, masa kisah kasih seorang remaja yang sedang memuncak. Apakah hal itu sama dengan yang dirasakan oleh anak gadis in...