Chapter 8: The Queen Dowager

721 55 2
                                    

Dengan kakinya yang dibalut, Kagura tidak berani bergerak. Matanya memandang gugup ke sekitar kamar, tidak berani beradu pandang dengan suaminya.

"Apa yang terjadi? Jelaskan." Souto menatap Kagura dengan tajam. "Jika kau tidak menjelaskan, aku akan membuat kakimu lebih sakit." Ancamannya berhasil membuat Kagura mulai bercerita.

Setelah mendengarkan cerita Kagura, Sougo diam dan berpikir sejenak. Iris crimsonnya berbinar dengan sinar kejam yang tak pernah terlihat sebelumnya. Kagura menatap lantai dan menggigit bibirnya.

"Istirahatlah. Jangan biarkan orang selain aku masuk."

"Tetapi Mitsuba-nee-"

"Bahkan jika itu Aneue ataupun Bibi Tsukuyo."

"Aku mengerti."

Kemudian Sougo membuka pintu dan keluar dari kamar. Kagura berbaring dan memikirkan alasan mengapa Sougo tidak memperbolehkan siapapun masuk. Apakah karena hal yang terjadi saat piknik tadi?

***

Di tempat lain, seorang wanita tengah memandang buku kecil di tangannya dengan serius. Buku itu berisi nama-nama pewaris tahta kerajaan serta pohon keluarga. Iris violetnya memindai setiap nama pewaris hingga sampai di nama Imai Nobume. Bibirnya membentuk senyuman tipis.

"Apa yang sedang kau baca?" Gintoki muncul dan bertanya kepadanya. Tsukuyo menutup buku itu dan memasukkannya ke kantong.

"Bukan apa-apa. Bagaimana keadaan Ratu? Apakah dia baik-baik saja?"

"Kagura baik-baik saja, hanya sedikit kelelahan. Untuk saat ini, kita tidak diperbolehkan mengunjunginya sama sekali tanpa seizin Sougo."

Gintoki duduk sementara Tsukuyo menuangkan teh ke dalam cangkir dan dengan anggun memberikannya pada Gin. Sang suami meminum teh pemberian istrinya dengan tenang sambil memikirkan beberapa hal.

Tsukuyo bangkit dari kursi dan berjalan menuju jendela, irisnya menangkap pemandangan taman Istana yang cantik dan rapi. Pikirannya berkelana ke tahun-tahun awal pernikahannya saat ia tanpa sadar mulai berbicara. "Apakah kita akan selamanya seperti ini?"

Gintoki mengerti apa yang dimaksud oleh Tsukuyo namun tidak menjawab.

"Aku lelah seperti ini."

"Jangan mengungkitnya lagi, Tsukky."

"Bagaimana bisa kau merasakan penderitaanku yang tidak memiliki anak saat kau menyimpan hatimu untuk wanita lain?!" Tsukuyo berbalik dan menjerit. Matanya menunjukkan sorot kesedihan yang tidak pernah diperlihatkannya pada siapapun. "13 tahun aku menunggu. Menunggumu memberi sedikit ruang di hatimu dengan sabar. Tetapi apa yang kau berikan? Anak haram dan simpanan!"

"Tsukuyo!"

"Kau mengizinkannya mengandung anakmu dan melarangku hamil! Sebegitukah kau membenciku?" Tsukuyo berusaha menetralkan emosinya yang meluap, Gintoki tidak menjawabnya sama sekali. Menghapus air mata yang mengalir di pipinya, Tsukuyo memberi penghormatan singkat dan keluar dari ruang duduknya.

Adalah sebuah kebohongan yang besar bahwa Gintoki dan Tsukuyo saling mencintai. Well, sebenarnya bukan kebohongan sepenuhnya karena Tsukuyo memberikan seluruh hatinya pada pria itu. Tidak banyak yang mengetahui kebenaran tentang kehidupan pernikahan sang mantan Raja dan Ratu itu, semua orang mengira mereka saling cinta dan mengangap bahwa mereka adalah pasangan yang sangat serasi namun kenyataannya tidaklah seindah itu.

The Royal's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang