For Dad's Sake

18.2K 584 4
                                    

Seorang pelanggan warung ramen datang memesan semangkok ramen.

“Paman, 1 mangkok ramen spesial ya!”

“Baik, mohon ditunggu”

Saat hendak membuatkan ramen tersebut tiba-tiba Hiashi merasa pusing dan kepalanya berputar, tubuhnya oleng, namun sialnya saat Hiashi berusaha untuk tetap menjaga keseimbangannya, ia malah terpeleset air bekas sabun yang tidak sengaja Hinata tumpahkan saat akan mencuci piring. Alhasil Hiashi jatuh kebelakang kepalanya membentur ujung meja dan jatuh tersungkur tak sadarkan diri. Hinata baru saja mengambil pel untuk membersihkan air sabun yang ia tumpahkan pun terkejut.

“AYAH...!!” Teriak Hinata saat mengetahui ayahnya tergeletak dilantai dapur warungnya ramennya. Hinata berlari menghampiri ayahnya dan mulai menangis.

“Ayah.. ayah bangun..!” Hinata berusaha membangunkan ayahnya, mengguncang-guncang tubuh ayahnya.Tangis Hinata semakin pecah saat menyadari ada darah segar yang keluar dari kepala sang ayah. Seluruh pelanggan yang melihat itu segera membantu Hinata untuk membawa kerumah sakit.
Hinata terus menangis sejadinya melihat ayahnya berlumuran darah.
Sesampainya dirumah sakit, Hiashi langsung dibawa ke IGD. Hinata menunggu diluar ruangan dengan gelisah. Setelah beberapa saat seorang dokter yang telah menangani Hiashi keluar, sebelum Hinata sempat menanyakan keadaan ayahnya sang dokter memgintruksikan untuk berbicara diruangannya.

"Bagaimana keadaan ayah saya dok?" tanya Hinata tak sabar.
Dokter itu diam sejenak, lalu menyerahkan hasil rontgen.

"Ayah anda mengalami gagar otak ringan dan sepertinya dibagian otak sebelah kiri ayah anda ada tumor yang  bersarang. Sehingga kami harus segera melakukan operasi."

"Apa dok? Tumor? Tapi dok ayah saya terlihat sehat2 saja selama ini"

"Mungkin memang ayah anda ingin menyembunyikan dari anda agar anda tidak sedih. Mengingat kita belum tahu tumor yang ada diotak ayah anda adalah tumor ganas atau jinak maka dalam waktu dekat ini operasi nya harus segera dilaksanakan agar dapat segera kita tangani lebih lanjut. "

Hinata terdiam. Air matanya jatuh begitu saja. Pikiran dan hatinya sudah kacau antara sedih dengan penyakit ayahnya yang parah dan bingung bagaimana dia akan membayar biaya operasi.

"Kira-kira berapa biaya operasinya dok?"

"Kalau itu silahkan anda tanyakan pada bagian administrasi dan saya harap anda segera mengambil keputusan demi keselamatan ayah anda"

"Baik dok terima kasih, kalau begitu saya permisi"

Hinata pun segera keluar dari ruang dokter dan langsung menuju bagian administrasi. Setelah mendapat rincian biaya yang harus ia bayar Hinata kembali menangis dalam diam. Biaya rumah sakit dan operasi ayahnya sangat mahal bahkan dengan tabungannya selama ini masih terlampau jauh. Hinata bingung harus bagaimana ia kembali terisak sambil menutup wajahnya dengan telapak tangannya. Dengan wajah sembab dan mata yang masih berair ia menatap ayahnya yang masih terbaring lemah dengan berbagai selang yang menempel ditubuh ayahnya dari luar ruangan karena Hinata belum diperbolehkan untuk masuk.
Keesokan harinya Hinata pulang kerumah untuk sekedar membereskan rumah dan mengambil pakaian untuk menginap dirumah sakit selama ayahnya berada dirumah sakit. Pikiran Hinata masih kalut, bagaimana caranya ia mendapat uang sebanyak itu untuk ayahnya. Hinata pun mencoba memutar kembali otaknya teringat dengan tawaran temannya dulu saat Hinata bekerja sambilan disebuah ruko.

Flashback on

"Hinata-chan" panggil seorang Teman saat Hinata hendak pulang bekerja.

"Eh.. Ada apa Keyko-chan?"

"Aku dengar kau sedang ngumpulin uang untuk memperbesar warung ayahmu?"
Hinata hanya tersenyum.

"Bagaimana kalau kau ikut aku kerja, bayaran nya besar."

Reason To Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang