Sesampainya dirumah Naruto, Hinata meminta Naruto untuk beristirahat didalam kamarnya sedangkan Hinata akan membuat bubur untuk Naruto. Hinata dibantu oleh ART dirumah Naruto yang biasa dipanggil Miyako-san oleh Naruto, wanita paruh baya yang sudah mengurusnya dari ia kecil sampai sekarang sehingga Naruto pun sudah menganggapnya seperti ibunya, meski mereka juga jarang mengobrol atau menghabiskan waktu bersama akan tetapi baik Miyako maupun Naruto sudah seperti keluarga.
“Hinata-sama, terima kasih” Ucap Miyako saat mereka asik menyiapkan bubur untuk Naruto sambil menatap Hinata dengan raut kebahagiaan, senyum hangat pun tak lepas dari bibir wanita paruh baya itu.
Hinata bingung kenapa tiba-tiba Miyako-san mengucapkan terima kasih kepadanya.“Terima kasih untuk apa Miyako-san?” tanya Hinata heran.
“terima kasih karena Hinata-sama sudah memaafkan dan menerima Naruto-sama.”
Hinata pun tersenyum.
“Seharusnya aku yang meminta maaf karena tidak mau memberi kesempatan pada Naruto-kun, dia pasti tersiksa.... hah... kalau sampai terjadi apa-apa padanya aku pasti tak akan bisa memaafkan diriku sendiri”
“Anda sungguh wanita baik Hinata-sama, beruntung Naruto-sama bisa bertemu wanita sebaik anda.”
Hinata kembali tersenyum, sungguh ia kagum bahkan seorang ART bisa sangat menyayangi Naruto. Naruto memang pria yang sangat baik dan pasti ia juga memperlakukan ART dan seluruh pekerja yang ada dirumahnya dengan baik.
“Naruto-kun pria baik dan dia berhak untuk bahagia.” Ucap Hinata tulus.
“Anda benar Hinata-sama. Sungguh saya sangat sedih saat melihat Naruto-sama sudah seperti tak punya semangat hidup kemarin-kemarin. Sejak kecil ia tak pernah merasakan kasih sayang kedua orang tuanya dan bagi saya Naruto-sama sudah cukup menderita.” Kata Miyako-san dan membuat Hinata cukup kaget.
“Apa maksudmu Miyako-san?”Tanya Hinata penasaran. Selama ini memang Naruto tak pernah menceritakan keberadaan orang tuanya dan Hinata pun tak pernah bertanya karena yang ia tahu seperti halnya orang kaya lainnya yang orang tua maupun keluarganya sering tinggal diluar negeri seperti yang ia tonton jika ada film atau sinetron yang memiliki tokoh seperti itu.
“Apakah Naruto-sama belum pernah bercerita tentang masa lalunya?”
Hinata menggeleng, Miyako hanya tersenyum tipis.
“Mmmm.. memang ada apa dengan masa lalu Naruto-kun?” Tanya Hinata lagi dan semakin penasaran.
“Anda tanyakan langsung saja dengan Naruto-sama, mungkin memang Naruto-sama menunggu waktu yang tepat untuk menceritakannya.” Jawab Miyako seadanya dan tersenyum. Hinata sedikit kecewa dengan jawaban Miyako, ia sangat penasaran tentang masa lalu Naruto, tapi ia juga tak mungkin memaksa Miyako untuk menceritakan masa lalu Naruto dan mungkin benar kata Miyako kalau Naruto menunggu waktu yang tepat untuk menceritakan masa lalunya.
Hinata menghampiri Naruto dikamarnya dengan membawa nampan yang berisi bubur yang baru saja ia buat dan juga obat. Hinata melihat Naruto terlelap sangat nyenyak, Hinata menghela nafas, ia tahu tubuh Naruto sangat lelah saat ini dan membutuhkan banyak istirahat. Ia tak tega membangunkan Naruto yang terlihat sangat lelap dan juga raut wajahnya tampak sangat kelelahan, tapi mau bagaimana lagi sejak tadi pagi Naruto belum makan apa-apa.
“Naruto-kun!” Panggil Hinata selembut mungkin takut mengagetkan Naruto.
“Hmmm...” Naruto bergumam.
“Bangun! Ini buburnya sudah matang.”
“Hm?” Naruto membuka matanya.Hinata tersenyum.
“Ini buburnnya sudah matang, kamu makan ya dari tadi pagi kamu belum makan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason To Love You
RomanceWarning 21+ Ada adegan dewasa anak dibawah umur jauh-jauh oke Akan diprivate jika melanggar Hinata hidup sederhana dengan ayah nya. Dengan berjualan ramen disebuah warung kecil disebelah rumahnya. Namun, suatu hari terjadi kecelakaan yang menimpa a...