Hari berganti hari, keadaan Hinata sudah membaik meski belum diperbolehkan untuk pulang oleh dokter. Naruto dengan sabar dan telaten merawat Hinata, senyum hangat selalu walau diperlakukan kasar dan dingin oleh Hinata. Naruto mecoba untuk tetap sabar, menurutnya semua yang ia telah lakukan belum cukup untuk menebus dosa yang telah ia perbuat pada Hinata. Sebenarnya Hinata bukan type wanita yang kasar atau dingin, hanya saja ia sudah telanjur sangat kecewa dan marah pada Naruto meski ia juga tahu bahwa Naruto waktu itu dalam keadaan mabuk dan yang pasti tak sengaja melakukan itu. Ia juga tahu Naruto adalah pria baik itulah kenapa ia pernah mengakui bahwa dirinya jatuh cinta pada Naruto, tapi entah kenapa Hinata sudah menutup rapat-rapat rasa cinta itu dengan segala kekecewaan dan kemarahannya.
Sudah sepuluh hari Hinata dirawat dirumah sakit dan akhirnya dokter memperbolehkan Hinata untuk pulang. Naruto tampak sibuk mengurus semuanya sedangkan Hinata sedang membereskan barang-barangnya. Hinata menatap dirinya dicermin. Ia mengganti pakaian rumah sakit dengan kemeja pendek dan rok payung dibawah lutut. Penampilan yang sederhana tapi juga tak menghilangkan kesan manisnya. Setelah selesai Hinata pun keluar.
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka, Hinata melihat Naruto sudah setia menunggunya. Ia hanya mendengus sebal. Rencananya Hinata akan pulang kerumahnya saja, ia tak sudah tak sudi lagi tinggal ditempat Naruto.
“Eh.., Hinata kau sudah selesai?”tanya Naruto setelah menyadari kehadiran Hinata.
“.....”
Hinata hanya diam dan tanpa mengatakan apapun ia merebut tasnya dari Naruto lalu berjalan meninggalkannya. Naruto terkejut dan langsung menyusul Hinata.
“Hinata? kau mau kemana?” tanya Naruto setengah berlari menyamakan Hinata yang berjalan cepat.
“Bukan urusan mu! ” Tukas Hinata datar.
“Tapi kamu baru saja diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Kau tak boleh terlalu lelah Hinata.”
Hinata kembali diam. Ia mempercepat jalannya. Naruto pun berjalan mendahului Hinata dan mengehetikannya.
“ Sebenarnya kau mau kemana Hinata? akan ku antar.”
Hinata berhenti sejenak dan menatap tajam Naruto.
“Aku mau pulang. Puas?” ucap Hinata lantang.
“Iya.., aku akan mengantarmu pulang keaparteman.”
“Apartemen? Kau bercanda mana mungkin aku mau pulang ketempat bajingan sepertimu”
Deg.
Hati Naruto sakit mendengar seorang wanita menyebutnya sebagai bajingan dan ini baru pertama kalinya. Naruto menghela nafas berusaha menetralkan rasa sakit dihatinya.“Kamu mau pulang kemana Hinata?” tanya Naruto was-was.
“Yang terpenting bukan ke neraka”jawab Hinata asal-asalan.
“Aku akan mengantarmu. Kau mau pulang kerumahmu kan?” tanya Naruto lagi. Hinata sedikit kaget tapi ia berusaha terlihat biasa dan hanya diam tak menanggapi.
Naruto meraih tas yang dibawa Hinata.“Ayo Hinata aku antar kau pulang, kau harus banyak istirahat.” Ucap Naruto lembut. Tanpa menunggu jawaban dari Hinata Naruto berjalan menuju mobilnya membawa tas Hinata. Hinata menghela nafas pasrah ia pun segera menyusul Naruto. Naruto membukakan pintu mobil untuk Hinata membuat Hinata sedikit tersanjung.
Naruto melajukan mobilnya menuju rumah Hinata. Hinata sempat heran, yang ia tahu selama ini ia belum pernah memberitahu Naruto alamat rumahnya tapi Naruto seperti sudah mengahafal jalan menuju rumahnya, ahh.., Hinata tak mau ambil pusing dan memilih diam mengalihkan pandangannya keluar jendela. Lama perjalanan dan heningnya suasana membuat Hinata diserang rasa kantuk dan akhirnya ia tertidur. Naruto tersenyum melihat Hinata tidur, ia pun menghentikan mobilnya sebentar untuk membenarkan posisi tidur Hinata agar nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason To Love You
RomanceWarning 21+ Ada adegan dewasa anak dibawah umur jauh-jauh oke Akan diprivate jika melanggar Hinata hidup sederhana dengan ayah nya. Dengan berjualan ramen disebuah warung kecil disebelah rumahnya. Namun, suatu hari terjadi kecelakaan yang menimpa a...