Ikhlas?

24K 1.1K 12
                                    

Hembusan hawa dingin masih setia menyelimuti kulit. Bahkan sisa-sia hujan tadi siang masih menyisakan jejak-jejak di lantai bumi. Tak hanya di tanah, di atap bumi pun meninggalkan jejak warna yang membuat banyak orang takjub. Tuhan menciptakan ini dengan segala kuasa-Nya agar manusia sadar kalau Tuhan itu punya kuasa dan Maha Baik dengan menurunkan banyak nikmat pada hamba-Nya. Sayang banyak manusia yang lupa bersyukur. Mereka lupa dengan ayat di surah ar-Rahman yang bahkan banyak diulang agar manusia ingat dengan nikmat Tuhannya.

Gadis itu berjalan sambil tergesa-gesa menyusuri rumput-rumput taman. Celana jeansnya bahkan basah terkena sisa air di rumput-rumput kecil jalan. Dia menarik nafas lega karena ternyata orang yang disangkanya sudah menunggunya lama belum berada di tempat mereka janjian. Alana lalu duduk di bangku taman. Dia juga meletakkan buku-buku yang tadi dipeluknya di bangku. Sambil menunggu kedatangan Rehan, dia membersihkan rambutnya yang sedikit basah dengan tangannya.

"Kamu sudah membuatku menunggu selama satu jam setengah." Mata Alana melotot karena kaget. Dia juga menghentikan aktivitasnya tadi dan melihat ternyata Rehan sudah duduk di sampingnya sambil menikmati secangkir kopi.

Rehan tersenyum geli melihat wajah Alana yang kini melihatnya kaget. "Mau kopi?"

"Ngelawak ya kamu. Kan udah tahu kalau aku nggak suka kopi." Kata Alana kesal. Dia memang belum lama kenal Rehan, tapi karena sering bertemu dengannya Alana dan Rehan jadi dekat bahkan Alana lebih dekat dengan Rehan dibandingkan dengan Keanu.

"Nih!" Alana yang tadinya kembali sibuk mengeringkan rambutnya kini mendongak dan menatap secangkir cokelat panas yang kini disodorkan Rehan padanya. Alana tentu saja menerima cokelat itu dengan senang. "Aku tahu kali kalau kamu sukanya sama cokelat."

Alana tak menjawab. Dia menyesap cokelat panasnya dan begitu menikmati minumannya hingga tak menyadari kalau Rehan sedari tadi menatapnya sedih.

"Al." Alana menoleh pada Rehan yang kini menatapnya serius.

"Iya? Kenapa sih, Re? Kok serius banget gitu?" Alana yakin pasti ada sesuatu.

"Gimana keadaanmu sekarang?" Tanya Rehan.

"Alhamdulillah baik kok." Jawab Alana sambil tersenyum manis. Rehan tahu, gadis di depannya ini sedang berbohong. Menurut Rehan, Alana sama sekali tak mempunyai kemampuan acting karena dia akan ketahuan berbohong, terutama tatapan matanya.

"Kamu yakin udah ikhlas Keanu buat Ayara?" Alana diam dan menatap lurus ke depan.

Ikhlas? Kata 'itu' membuatnya terdiam. Keanu adalah lelaki pertama yang berhasil membuatnya jatuh cinta. Tapi apa daya Alana, lelaki itu malah mencintai adiknya sendiri. Lalu apa dia harus ikhlas? Jika mudah Alana akan mengikhlaskan Keanu untuk Ayara. Tapi sampai sekarang dia masih belum bisa merelakan Keanu untuk Ayara. Belum hilang pedih di hatinya ketika dia tahu kalau Ayara dan Keanu saling mencintai, tiba-tiba datang kepedihan lain yang lagi-lagi meremukkan hatinya. Keanu dengan santainya meminta bantuannya untuk menyiapkan acara lamaran untuk Keanu dan Ayara. Parahnya, orang pertama yang dihubungi Keanu tentang niat lelaki itu adalah Alana.

Air mata Alana kembali mengalir. Dia harus menerima kenyataan kalau pemilik tulang rusuknya bukanlah Keanu tapi orang lain. Malam ini adalah acara lamaran keluarga Keanu. Dia harus bisa menerima ini semua. Rehan bisa melihat kesedihan di mata Alana.

"Alana?" Suara berat Rehan membuat Alana tersadar. Dia segera menghapus air matanya. "Kenapa kamu harus berbuat ini untuk mereka berdua? Kenapa kamu harus mengorbankan perasaanmu sendiri?" Rehan sebenarnya kesal dengan Alana karena tidak jujur dengan Ayara.

Rehan yakin kalau Alana jujur tentang perasaannya pada Ayara, tentu saja Ayara akan memilih untuk meninggalkan Keanu dibandingkan harus menyakiti Alana. Rehan tak habis pikir dengan Alana yang rela menyakiti dirinya sendiri demi kebahagiaan orang lain.

"Kak Rehan," Alana jarang memanggilnya dengan embel-embel 'kak' karena Rehan yang memintanya. "Mereka juga berhak bahagia. Mungkin kebahagiaan Alana bukan sama Keanu tapi sama orang lain. Bisa aja itu Tito, Miki, Mas Arif, atau bahkan kakak. Semuanya butuh proses. Kakak sendiri yang bilang, tulang rusuk itu akan kembali ke pemilik tulang rusuknya sendiri. Jadi, kalau emang jodoh Alana itu Keanu, semuanya akan terjadi dengan izin Allah."

Tidak bisa dibohongi kalau bersama Alana, Rehan akan mendapat pelajaran baru. Walaupun usia Alana lebih muda dari Rehan, tapi sikap gadis itu lebih dewasa dibanding Rehan. Itulah yang membuat Rehan malu sekaligus mengagumi Alana.

"Kamu sekarang udah makin pinter ya. Nggak nyesel deh kakak ngajarin kamu selama ini." Goda Rehan. Alana mendengus sebal.

"Yee, mentang-mentang sekarang udah jadi dosennya aku. Sombooong!" Tawa Rehan pecah begitu juga Alana.

Inilah kebahagiaan sederhana Rehan. Melihat Alana melupakan sejenak kesedihannya dan berusaha menggantikannya dengan kebahagiaan.

***

Merelakan seseorang yang kita sayang tidaklah semudah ucapan. Berat. Apalagi orang tersebut akan bersama orang yang kita sayang. Tapi kita bisa apa selain mengikhlaskan semuanya. Itulah yang dilakukan Alana sekarang. Dia terlihat sibuk menata kue dan mempersiapkan baju Ayara. Sedangkan Ayara sendiri begitu santai di kamar.

"Ay, kok belum ganti baju sih?" Ayara nyengir ketika Alana baru saja masuk kamarnya.

Jujur, sampai saat ini Ayara masih khawatir dengan Alana. Tapi melihat semangat Alana mempersiapkan acara lamarannya, membuat Ayara berusaha membuang pikiran itu. Lamarannya saja begitu membuat Alana sibuk, bagaimana ketika Ayara menikah nanti? Ah, pasti Alana yang menjadi seksi sibuk-sibuk dan Ayara senang itu.

"Iya-iya. Gue ganti sekarang." Alana berkacak pinggang sambil menunggu Ayara ganti baju. Tak lama kemudian, Ayara berdiri di depannya dengan gaun berwarna biru selutut dan berlengan sampai siku.

"Sekarang kamu duduk." Ayara mengikuti intruksi kakaknya. "Kamu harus tampil cantik supaya Keanu terpesona." Ayara tak menyahut karena kini Alana sudah sibuk mendandaninya. Dia sangat senang, karena Alana juga senang dengan hubungannya dan Keanu. Dia beruntung memiliki saudara seperti Alana.

***

Mata Keanu tak hentinya melirik Ayara yang kini sangat cantik. Lamarannya diterima dengan senang hati oleh keluarga Ayara. Bahkan Alana tak henti-hentinya terlihat menggoda Ayara dan itu membuat wajah wanitanya merona. Kalau saja ini bukan acara keluarga, ingin rasanya dia menghampiri Ayara.

"Bagaimana jika pernikahannya dua minggu lagi?" Itu ide dari Kayra, adiknya Keanu.

"Iya, saya setuju. Bagaimana Danu?" Mata Danu menatap Kayra tajam. Lalu beralih pada Bima yang tadi meminta persetujuannya.

"Saya terserah keduanya. Gimana Ken? Aya?" Ayara dan Keanu saling tatap.

Pernikahan bukanlah lelucon. Ini adalah hal serius, apakah semuanya akan rampung jika persiapannya hanya dua minggu? Ayara benar-benar pusing.

"Iya. Keanu setuju." Gila. Ini gila. Keputusan Keanu membuat Ayara pusing. Jika pernikahannya dua minggu lagi, itu berarti dia harus membatalkan kepergiannya ke Spanyol batal. Sedangkan kesempatan ini sudah lama ditunggu Ayara. "Ayara?"

Ayara menatap semuanya. "Apa tidak terlalu cepat? Bagaimana kalau bulan depan?" Ayara kembali melanjutkan ucapannya. "Ayara harus pergi ke Spanyol dua minggu lagi."

"Baiklah. Pernikahannya akan dilakukan bulan depan." Kata Keanu yang terlihat kecewa karena Ayara memperlambat pernikahan mereka. Akhirnya disepakati pernikahan Ayara dan Keanu akan dilakukan bulan depan.

Sedangkan Alana masih tidak bisa melepaskan pandangannya dari Ayara yang nampak tidak tenang. Namun Alana hanya menganggap itu karena Ayara gugup. Alana menggenggam jari Ayara untuk menenangkannya. Sekuat apapun Ayara menyembunyikan itu dari Alana, namun Alana yakin Ayara akan segera memberitahunya kalau terjadi sesuatu. Bukankah berprasangka buruk itu tidak boleh? Alana pun segera menghilangkan prasangka itu.


Cinta Untuk AlanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang