Chapter VI

344 24 2
                                    

1 hari menjelang jiwa tertukar

Di rumah mewah, di kamar yang di penuhi koleksi berbagai macam hewan singa. Seorang namja sedang tiduran di kasur berukuran King size. Namja yang sedang merenung mengingat kejadian sore tadi.

"Apa benar dia hyung ku"

"Aku tidak salah dengar dia memanggilku Tae"

"Tapi dia memiliki bibir tebal di bawahnya, aku mengingat waktu kecil dia memiliki ciri seperti itu"

"Kenapa hyung tidak mencari ku, apa ada suatu terjadi dengan hyungku sejak kematian kedua orang tuaku"

"Aku harus mencari tahu, siapa ahjussi itu sebenarnya tapi aku mencari sendiri tanpa bantuan mereka"

Aku menatap di atas yang kosong yang berwarnaputih mengingat kejadian waktu aku masih kecil, otakku memiliki mengingat sangat tajam hingga membuatku membawa kesini. 

"Hyungie jangan tinggalkan aku" bocah kecil ketakutan dalam gendongan bapak tua yang telah menembak kedua orang tuanya .

"Tae" aku menangis setelah melihat kedua orang tuanya berumuran darah di sekujur tubuhya sedangkanTae di bawa dalam gendongan bapak tua itu. 

"Kembalikan Tae, apa yang kau lakukan dengan adikku"

Tae yang berontak untuk turun dalam gendongannya tapi gendongannya sangat kuat dalam pegangannya. Tae yang menangis ingin memeluk hyungnya.

"Hyungie" aku merentangkan tangan ke hyungnya tapi bapak tua berjalan meninggalkan tempatnya menuju ke mobil.

"Tae, tolong seseorang menculik adikku" aku menangis minta tolong tapi tidak ada yang datang. Aku mengejar Tae yang telah membawanya dengan mobil.

"Tae jangan tinggalkan hyung" aku berlari dan jatuh meratapi mobil yang sudah menjauh.

"Hyungieee.." aku menangis sesegukan melihat hyungnya di belakang jatuh di jalan.

Tiba – tiba dadaku merasa sesak sambil memegang piyama yang dikenakannya yang hampir tidak bisa nafas. Aku segera duduk untuk mengambil air minum di nakas meja di sebelahnya tapi tanganku bergetar hingga gelas jatuh.

Prankkkkkkkk

Hingga terdengar suara dari luar tiba – tiba datanglah seseorang.

"Tae apa yang terjadi" ucap Jimin yang baru saja datang langsung menghampiri Tae yang sedang kesakitan.

"Aahh aahhh, sesak.." aku sedang mengatur nafas di dadanya.

"Bi.. bibi..." teriaknya Jimin yang memaanggil pelayannya.

"Iya tuan" 

"Tolong ambilkan dia minum, dia sedang kesakitan" ucapnya dengan panik.

"Baik tuan" pelayan segera berlari ke dapur untuk mengambil air minum untuk tuannya. Beberapa menit kemudian datanglah pelayan dengan membawa air minum lalu pergi meninggalkan tempat.

"Ini Tae air minumnya" aku menyerahkan gelas ke Tae. Setelah selesai minum dengan tenang aku disandarkan dikepala ranjang.

"Tae apa yang terjadi" tanyanya dengan panik.

 "Tidak apa – apa Jim, hanya saja tidak enak badan"

"Mau perlu sesuatu Tae"

"Tidak Jim aku butuh istirahat"    

"Yasudah, jika ingin bantuan panggil aku ya Tae"

"Hmmm..." jawabnya dengan dehem.

"Baiklah, aku balik ke kamar ya Tae" aku berjalan sampai di depan pintu dan berbalik menatap seseorang yang sedang istirahat di sandarkan di ranjang.

Confused the Soul (Jinkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang