6 : You Can Run, But You Can't Hide

805 24 1
                                    

Karenina menggamit lengan Caesar dengan erat, seolah tak mau melepas cowok itu pergi. Malam ini dandanannya semakin mempercantik dan memperindah wajahnya yang sempurna itu. Ia mengenakan gaun agak ketat selutut berwarna cokelat tua dengan kitten heels berwarna yang sama pula. Rambutnya dibiarkan tergerai dan wajahnya yang cantik itu hanya diberi sedikit goresan make up. Senyum lebar mengembang di wajahnya yang bersinar cerah. Sedangkan Caesar, yang tampak tak terlalu bersemangat mengikuti acara pesta ini, hanya mengenakan kemeja biru tua dan celana jins hitam dengan sepatu kets. Sesekali ia tersenyum, untuk menampakkan kalau dirinya baik-baik saja pada Karenina. Namun ketika gadis itu berpaling, Caesar kembali terdiam dan kedua matanya terpaku-tampak menerawang.

Malam ini, Caesar menjadi pasangan Karenina untuk menghadiri acara pesta ulang tahun temannya yang ke enambelas. Caesar juga diundang oleh teman Karenina itu, yang juga bersekolah di sekolah yang sama dengannya, hanya saja ia tidak terlalu kenal. Sayangnya, setiap yang datang ke pesta itu harus membawa pasangan. Awalnya Caesar tidak ingin datang, karena mood-nya benar-benar tidak ada untuk sekadar bersenda gurau dengan teman-temannya. Tetapi Karenina begitu memaksa, dan Caesar kasihan pada gadis itu. Oleh karena itu, dengan terpaksa ia menerima ajakan Karenina dan memutuskan untuk datang ke pesta ini.

Pesta diadakan di salah satu ballroom hotel bintang lima. Dari depan sudah ada dua penjaga yang akan mengecek kartu undangan yang didesain sangat elegan dengan gliter emas dimana-mana. Ketika Caesar dan Karenina diperbolehkan masuk, desain ballroom menghipnotis mata mereka. Caesar yang tak terbiasa menghadiri pesta-pesta semacam ini agak pangling. Semua orang mengenakan pakaian formal, dan Caesar bersyukur dalam hati ia mengenakan kemeja. Padahal tadi ia hampir saja mengenakan kaus kasual biasa.

Ballroom yang sangat luas didesain elegan dengan serangkaian kain satin berwarna merah marun dan emas. Di langit-langitnya juga kain itu beradu dengan serasi, membuat dekornya sangat indah dan sederhana tapi elegan. Stand-stand makanan terdapat di pojok ballroom, segala macam makanan tersedia dalam bentuk buffet. Cukup banyak meja bundar yang cukup besar yang dikelilingi oleh delapan buah kursi-memenuhi ruangan, diperuntukkan bagi para tamu untuk duduk dan menyantap hidangan. Di bagian depan ballroom terdapat panggung cukup besar yang diisi oleh pengisi acara yang memainkan alunan musik ringan. Terdapat ruang kosong antara panggung dengan meja-meja makan yang sengaja dibuat untuk para tamu berdansa atau semacamnya nanti.

Entah berapa biaya yang dikeluarkan oleh kedua orangtua Lovi, yang berulang tahun, hanya untuk merayakan ulangtahun ke enambelasnya. Kalau sweet seventeen, masih wajar. Tetapi, tidakkah semua ini terlalu berlebihan? Caesar tak dapat menghitung atau memperkirakan berapa biayanya. Bahkan dirinya saja jarang merayakan ulang tahun. Tentunya bukan karena tidak mampu mengadakan pesta besar seperti ini, kalau ia mau ia bisa meminta ayahnya kapan pun juga. Hanya saja, ia rasa tidak perlu merayakan ulang tahun sebesar ini.

Tapi ya sudahlah, toh juga bukan uangnya yang dipakai. Hanya saja, sayang sekali uang sebegini banyak dihabiskan untuk mengadakan pesta yang hanya akan bertahan selama semalam.

"Sar, gue mau nyamperin temen-temen gue dulu. Lo cari tempat aja, deh. Eh, gimana kalau duduk di meja yang dekat balkon aja? Pemandangannya indah banget! Ada kolam renang, taman....yah?" Karenina menyeringai. Ia tersenyum pada Caesar sebelum melesat pergi dan bergabung dengan teman-temannya.

Caesar mengangguk dan memilih meja bundar yang terletak di dekat balkon. Agak jauh memang dari para tamu lainnya, tetapi biarlah. Ia juga sedang ingin menyendiri, menjauh dari keramaian. Ia mengetuk-etukkan jemarinya ke meja bundar dengan bosan. Beberapa tamu sudah mengambil makanan, tetapi rasanya ia tidak lapar.

Caesar memalingkan wajah memandangi pemandangan di luar balkon. Kolam renang berukuran cukup besar tampak jernih airnya, akibat diterangi sinar rembulan. Taman-taman indah dan taman bermain juga terletak di dekat kolam renang itu. Lampu-lampu taman yang gemerlapan dan kelap-kelip semakin memperindah suasana. Di langit, bintang-bintang bersinar cukup terang, tampak sepadan dengan langit yang gelap.

RaindropsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang