[ 6 ] Sesuatu dibalik Gudang Sekolah

198 25 26
                                    

"Rafa?!" Kata Agya dan Elsey bersamaan dengan keras hampir seperti teriakan tertahan.

Rafa terlonjak kaget bak maling yang tertangkap basah sedang mencuri. Rafa mengelus-elus tangannya di depan dada, sebelum setelahnya cowok itu menghampiri Agya dan Elsey yang masih terdiam bagaikan batu arca.

"Ngapain lo berdua disini?" Tanya Rafa dengan hati-hati. Suaranya sangat pelan, sepertinya Rafa berjaga-jaga supaya tidak ada yang mendengar lagi.

"Harusnya kita yang nanya, lo ngapain disini?" Agya dan Elsey balik bertanya. Masih dengan lontaran kata yang kompak dan bersamaan. Dan itu membuat Rafa menggaruk kepalanya yang sesungguhnya tidak gatal.

"Lo berdua ngomong samaan mulu,"

"Ngapain lo disini?" Elsey mengintimidasi. Matanya menatap Rafa penuh kecurigaan.

Yang ditatap malah jadi bingung, "g-gue, hm, sebenernya..,"

Kali ini Agya juga ikut menatap Rafa dengan curiga.

"Ah! Gue penasaran aja kenapa kayak ada suara-suara burung berkicuk berisik nan aneh gitu dari arah hutan. Karena itu mengganggu, yaudah, gue langsung cus aja kesini." Jawab Rafa kemudian.

"Lah, setiap hari kan emang ada suara burung berkicuk dari arah hutan? Kenapa lo baru penasaran sekarang? Dan, suara burung berkicuk kan gak nyampe kamar lo?" Tanya Elsey semakin mengintimidasi Rafa.

"Hm, iya juga sih,"

"Lo bohong ya? Ketahuan banget. Nih, ya, gue saranin, lo kalo mau bohong itu mikir dulu, kek. Kalo entar yang jadi korban pembohongan lo udah curiga duluan—kayak gue sama Agya contohnya—lo harus bikin alasan yang gak bikin gue sama Agya curiga sama lo. Mau ngebohongin orang cerdas macam gue sama Agya, mikir dulu, dong!"

Agya dan Rafa menatap Elsey dengan alis berkerut.

"Kok lo jadi ngasih saran ke Rafa tentang bohong, sih, 'El?" Tanya Agya.

Elsey terlihat berpikir, sebelum akhirnya kembali membuka mulut, "tau, ah!"

Agya memutar bola mata.  Hm, Elsey emang selalu begitu.

"Oke. Mendingan lo jawab aja pertanyaan gue dengan jujur. Sebenernya, lo ngapain disini? Jangan coba-coba lagi buat bohong, selain karena gue bakal tau kalo lo bohong lagi, dosa lo udah banyak, dan jangan diperbanyak lagi dengan lo bohong sama gue, kasian gue sama lo kalo lo banyak dosa," Elsey kembali berkata dengan panjang lebar.

"Buset! Cerewet bener,"

Rafa akhirnya bungkam setelah dipelototi oleh Elsey, setelahnya, anak itu kembali bersuara, "ekhem, sesuai permintaan atas nama Agya dan Elsey yang cerewet jelita—"

"Apa kata lo?!" Elsey sudah memotong ucapan Rafa dengan tangan disilangkan di depan dada.

"—Maksudnya, Elsey yang biasa aja jelita,..."

Elsey menahan diri agar tidak perotes lebih jauh.

"Gue, atas nama Rafa, menjawab pertanyaan dengan sejujur-jujurnya. Jadi gini, semenjak insiden beberapa jam yang lalu—insiden tentang Keenan yang dinyatakan hilang tanpa jejak—gue ber-insting untuk nyari Keenan di sekitar hutan. Ya, karna gue emang penasaran. Awalnya lo berdua tau kalo gue gak percaya sama insiden itu. Menurut gue, Keenan cuma tersesat, entah dimana, tapi gue mikirnya dia tersesat di gudang sekolah atau hutan. Jadi gue kesini niatnya buat nyari Keenan. Selebihnya, jika ada kesalahan kata atau kalimat, mohon dimaafkan. Sekian, terima kasih." Jawab Rafa dengan intonasi seperti sedang berpidato di depan dua anak perempuan terhormat.

AndromedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang