SIX

123 29 12
                                    

"Salah ya suka dengan sahabat sendiri?"

***
Votement Juseyo
***
Whitney pov
"Daniel!" aku terbangung tengah malam karena mimpi yang menurutku menyeramkan dan berhasil membuat jantungku berdebar dua kali lebih cepat.
"Untung cuma mimpi" aku bersyukur karena hal yang aku lihat tadi hanyalah sebuah mimpi. Tapi mimpi itu terasa sangat nyata.

Aku melihat Daniel sedang dikeroyok oleh beberapa pria dengan badan yang um, besar dan berotot.
Daniel ditarik paksa masuk kedalam sebuah gang sempit yang gelap. Lalu semua pria itu memukulinya. Aish, aku tak bisa mengingatnya lagi.

"Sudahlah sekarang aku harus tidur,karena nanti aku harus pergi ke sekolah" Aku mematikan lagi lampu tidurku yang tadi sempat menyala lalu tak lupa berdoa agar terhindar dari mimpi buruk.

***

"Hei Whitney sayang, cepat bangun! Ini sudah pagi!"

"Ah bunda, 5 menit lagi aku akan bangun." Aku menarik kembali selimut tebalku sampai leher.

"Daniel sudah menunggumu diruang tamu. Jangan bikin malu! Kau itu perempuan. Harusnya kau bangun lebih pagi daripada Daniel!" Bunda terus mengomeliku tapi apa daya jika nyawaku ini belum terkumpul sepenuhnya.

Aku kembali dalam rengkuhan gulingku. Karena yang aku lihat jam masih menunjukan pukul 5 pagi. Untuk apa berangkat sepagi ini?

"Whitney, bangun dong. Udah siang ini"

"Iya bunda, bentar lagi ya. Whitney masih ngantuk" Aku mendengar samar suara bunda yang membangunkanku lagi. Bunda mengelus rambutku dengan lembut. Eh wait? Bukannya bunda tidak pernah selembut ini membangunkanku? Biasanya bunda hanya membangunkanku lalu pergi ke dapur untuk melanjutkan masaknya.

"Bangun dong. Aku siram ya pakai air"

Aku semakin yakin kalau ini bukan bunda. Akhirnya aku membuka mataku secara perlahan. Dan benar ini bukan bunda. Mataku membola sempurna saat mengetahui didepanku ada Daniel Smith. Entah bagaimana caranya dia bisa dapat ijin dari bunda untuk memasuki kamarku.

Memang dulu dia sering masuk ke kamar aku. Tapi itu kan dulu. Waktu kita masih SD.

"Kaget ya aku disini?"

"Eng-enggak. Biasa aja" ucapku gagap.

"Yaudah sana mandi. Udah setengah 7." Ucap Daniel.

"WHATT?! setengah tujuh? Perasaan baru jam lima deh"

"Jam lima apaan sih Whitney. Kamu lucu ya kalau baru bangun tidur."

"Daniel apaan sih? Udah ah, aku mau mandi dulu." Aku segera bangkit dari kasur lalu mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi.

***

"Iya gitu bunda, Whitney itu suka cemburu kalau aku deket sama perempuan lain."

"Ih masa sih? Jangan jangan dia suka sama kamu lagi?"

Apa apaan ini? Daniel cerita gitu ke bunda? Bisa banget ya dia ngarang cerita. Tapi emang bener sih kalau aku nggak suka ngelihat dia sama perempuan lain.

"Kayaknya sih gitu, Eh Whitney! Udah siap?" ucap Daniel ketika melihatku turun dari tangga.

Aku hanya mengangguk lalu pamit kepada Ayah dan Bunda.

"Hati hati ya sayang. Daniel tolong Whitney-nya dijagain" ucap Bunda.

"Siapp bunda! Pasti Whitney aku jagain kok!" ucap Daniel dengan memberi hormat kepada bunda.

"Yaudah bunda kita berangkat dulu!"

-

"Um Daniel!" Aku memanggilnya.

"Apa?"

"Tadi malam aku mimpi tentang kamu." ucapku ragu.

"Mimpi? Mimpi gimana?" Daniel menatapku serius.

"Aku liat... Kamu ditarik paksa sama orang"

"Oh? Gitu doang? Yaudah lah, cuma mimpi juga" ucap Daniel.

"Ihhh tapi aku takut itu jadi beneran!"

"Jadi.. Kamu khawatir sama aku?" tanya Daniel.

"Ya jelas aku khawatir sama kamu. Kamu kan temen aku dari kecil!" aku mulai naik darah karena Daniel menyepelekan hal tersebut.

"Oh cuma khawatir sebagai temen?" ucapan Daniel berhasil membuatku membeku.

"I-iyalah, emang apa?"

"Kita kan bukan temen tapi...






















sahabat"

Aku bernafas lega. Kukira apa. Tapi aku sedikit kecewa dengan ucapannya. Cuma sahabat ya?

"Eh iya maksudnya itu hehe"
"Sepertinya kita harus jalan lebih cepat karena 20 menit lagi kita masuk" aku meninggalkan Daniel dibelakang. Karena aku merasa malu. Apaan sih.



"Sepertinya aku harus membuat Whitney tak nyaman denganku. Sehingga dia tidak memiliki perasaan lebih kepadaku" batin Daniel.

***
Hai halo!

Bahasa nya w ganti jadi non baku aja ya. Soalnya w keseringan baca cerita pake bahasa non baku gitu. Jadi agak aneh aja kalau nulis pake bahasa baku. Ehe.
Sebenernya mau manjangin chap ini, tapi keknya lanjut di chap berikutnya aja deh, supaya gak terlalu panjang.

Tapi janji kok di chap selanjutnya bakal panjang dan gak cuma satu moment.

Thankyou btw><

Amour n' Secret ; Daniel Sejeong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang