Nightmare : [3]

4.4K 559 92
                                    


Untungnya kau begitu mudah untuk aku buat tertawa.

[3]

Hujan turun menyirami Seoul hari itu. Hujan yang telah turun sejak pagi hari hingga siang ini belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Jimin merasa bosan berada di dorm seharian, ia pun memutuskan untuk menonton televisi. Sedangkan semua member sedang sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing saat ini. Bangtan sedang tidak ada jadwal hari ini, jadi mereka bebas melakukan hobi mereka dan juga beristirahat.

30 menit sudah lamanya Jimin berada di depan televisi, dan selama itu pula lebih tepatnya disebut televisi yang sedang menonton Jimin. Karena Jimin tidak benar-benar menikmati program yang sedang di hadapannya, ia memang memandang ke arah depan, namun dengan pandangan hampa.

"Ya! Sedang apa?" Taehyung tiba-tiba datang menghampiri Jimin.

"Menonton televisi. Memangnya apa lagi?"

"Aku bertanya bukan karena tidak tahu, tapi pandanganmu itu dari tadi terlihat kosong."

"Sejak kapan kau mengamatiku?"

"Cukup lama. Apa yang sedang kau pikirkan?"

"Eobseo."

"Jangan membohongiku. Ayo cerita padaku. Kau terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu."

"Sudah kubilang tak ada." Jimin meninggalkan Taehyung dan kemudian menuju ke kamarnya.

"Ya! Sedang tidak ada Hoseok hyung di kamar, nanti kau sendirian."

"Ah... pabo..." Jimin mengutuk dirinya sendiri karena malu.

"Kembalilah lagi, Jiminie pabo..." Taehyung mengingatkan lagi salah satu kalimat legend BTS saat di Amerika pada awal debut mereka saat itu.

Jimin kembali ke tempat semula, duduk di samping Taehyung.

***

"Yang lain ke mana?" Jimin memecah kecanggungan karena mereka tidak berbicara apapun saat Jimin kembali tadi.

"Haruskah aku menjawabnya secepat Yoongi hyung saat melakukan rap?"

"Tidak perlu."

"Oke, akan kucoba."

Taehyung menarik napasnya dalam-dalam, "Jungkook main overwatch, Namjoon hyung di studio bersama Hoseok hyung, Yoongi hyung sedang di studionya, dan Jin hyung tadi sedang membaca buku."

Seketika napas Taehyung terdengar tak beraturan.

"Kenapa kau mengucapkannya seperti itu? Terlalu cepat, aku tak bisa mengingatnya."

"Eoh, geurae? Haruskah ku ulangi?"

"Lakukanlah."

"Tapi itu membuatku lelah."

Keduanya pun tertawa. Tawa Jimin yang pecah karena melihat Taehyung, dan Taehyung yang ikut tertawa saat melihat Jimin tertawa.

"Kau sudah lulus untuk menyanyikan lagu Chyper part.3, kenapa baru mengucapkan yang tadi saja sudah kewalahan?"

"Aku sudah lama tidak latihan."

Jimin lagi-lagi tertawa karena jawaban Taehyung.

"Taehyung, apa kau ingat momen saat kita pergi ke pantai tempo hari?" tanya Jimin tiba-tiba.

"Iya, tentu saja. Itu pantai yang sangat indah. Airnya begitu jernih dan langit terlihat sangat cantik. Wah, rasanya aku ingin kesana lagi kapan-kapan."

"Dan apa kau tahu apa yang terjadi pada Seokjin hyung dan Yoongi hyung saat di sana?"

"Memangnya kenapa dengan mereka? Mungkin aku tidak menyadari karena terlalu banyak memotret saat itu."

"Jadi saat itu aku melihat Yoongi hyung duduk sendiri. Ia termenung, mungkin ia sedang merindukan tempat tidur kesayangannya. Lalu Seokjin hyung datang menghampiri Yoongi hyung, kemudian memintanya berdiri karena Seokjin hyung minta ditemani untuk membeli milkshake. Yoongi hyung pun kemudian mengikutinya dengan malas."

"Lalu apa? Apa yang menarik dengan itu?"

"Aku mengikuti mereka diam-diam. Dan kulihat Seokjin hyung hanya memesan satu milkshake namun ia meminta kepada pelayannya untuk diberikan dua sedotan. Lalu kemudian kulihat Yoongi hyung sedikit tersentuh dan dia bertanya apa mereka berdua akan meminum hanya satu milkshake itu sehingga Seokjin hyung meminta dua sedotan. Mungkin saja Seokjin hyung ingin meningkatkan hubungan baik roomate mereka. Dan kau tahu apa yang dijawab oleh Seokjin hyung setelah itu? Ia memasukkan ujung kedua sedotan itu ke dalam mulutnya."

Taehyung masih menyimak, berusaha mencerna kemana arah jalan cerita yang sedang Jimin tuturkan.

"Apa maksudmu? Aku melakukan ini untuk menunjukkan padamu seberapa cepat aku menghabiskan minuman ini. Coba lihat." ujar Jimin dengan meniru gaya bicara Seokjin yang masih ia ingat itu.

Tak menunggu sedetik kemudian, gelak tawa Taehyung pecah. Ia bahkan tertawa terpingkal-pingkal hingga jatuh tersungkur dari sofa yang sedang mereka duduki. Jimin tak menyangka bahwa ceritanya begitu lucu sehingga Taehyung sampai bertingkah seperti itu. Dan benar, tawa itu menular. Jimin ikut tertawa kencang melihat tingkah Taehyung tersebut.

Dalam hati kecil Taehyung, melihat Jimin yang terlihat ceria kembali dan tertawa kencang seakan tak mau kalah dengan tawa Taehyung merupakan sebuah kebahagiaan yang luar biasa.

"Walaupun aku masih belum tahu apa yang menjadi pikiranmu saat ini, tapi terima kasih telah tertawa kembali, sahabatku, Park Jimin. Tetaplah seperti ini." Taehyung kembali membatin.

Nightmare - Park Jimin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang