Bagaimana kalau aku simpan cerita ini sendiri?
[2]
Hoseok hyung tidak ikut sarapan bersama kita?" tanya Taehyung saat sarapan bersama member BTS lainnya.
"Mungkin masih tidur. Saat aku bangun lebih awal tadi pagi, ia baru kembali dari studio dan langsung tidur," jawab Jin.
"Aku harap Hoseok bisa menjaga kesehatannya, tidur terlalu baik untuk kesehatannya." ujar Namjoon.
"Jangan hanya berbicara Namjoon-ah, kau juga harus menerapkannya untuk dirimu sendiri." tukas Yoongi.
Namjoon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu. Ia menyadari kekeliruannya. Tadi malam saja ia baru tertidur jam 2 pagi, bukan untuk sesuatu yang berguna, namun karena ia menonton video di internet tentang binatang yang menakutkan, gedung-gedung tinggi, dan info semacamnya.
"Hyung, kenapa kau selalu suka bangun terlalu pagi? Setidaknya manfaatkanlah waktu tidurmu yang sedikit itu, hyung." celetuk Taehyung tiba-tiba.
"Karena saat itu kalian belum bangun, dan ketentraman dorm ini baru akan terasa. Saat kalian sudah bangun itu pasti langsung jadi berisik sekali." jawab Seokjin.
"Apa hyung tidak takut sendirian di dapur saat memasak makanan sebanyak ini? Pasti butuh waktu lama untuk berada di dapur di saat dorm sedang sunyi itu."
"Kalau aku takut, bagaimana kalian bisa berhadapan dengan sarapan enak, mengenyangkan nan bergizi tinggi seperti ini setiap pagi? Sudahlah, makan saja."
"Selamat makan!" Namjoon memotong pembicaraan Jimin dan Jin.
"Aku sudah lapar," lanjutnya.
***
"Jimin-ah, tadi saat Hoseok langsung ke kamar, dia keluar lagi dan bilang kalau kau tidak ada di kamar. Kau ke mana?" tanya Jin.
"Ah... aku tidur di kamar Jungkook."
"Wae?"
"Aku hanya tidak ingin tidur sendirian. Makanya aku ke sana."
"Jimin hyung aneh, hyung. Bukannya dia sudah beberapa kali tidur sendirian, kenapa baru sekarang berkata begitu." Jungkook mengutarakan kembali pertanyaan yang sempat ia ajukan ke Jimin tadi yang sengaja tidak dijawab.
"Lain kali tidur saja di kamarku dan Namjoon hyung, Jimin-ah."
"Itu akan sempit, Taehyung-ah." Namjoon langsung bersikap, tak mengizinkan Taehyung mengambil keputusan sepihak.
"Kalau begitu kau boleh mengajakku untuk tidur di kamarmu saat Hoseok hyung belum kembali."
"Bagaimana jika Hoseok hyung tiba-tiba datang?" tanya Jimin.
"Bangunkan saja aku, aku akan kembali ke kamarku."
"Yoongi hyung, Taehyung begitu baik padaku, menawarkan ini dan itu. Tapi kenapa kau sejak tadi diam saja. Kau tidak ingin menawarkan kamarmu untukku?" ujar Jimin pada Yoongi.
"Tidak sama sekali. Aku sudah nyaman sekamar dengan Seokjin hyung, dan aku tidak ingin berganti roomate."
"Wah, Yoongi-ah.. Aku terharu. Yoongi-ah, dengarlah, aku sudah lama ingin mengatakan ini. Aku ingin kita menjadi roommate untuk selamanya. Bahkan jika nanti kau sudah menikah, ayo tetap menjadi roommate." Jin berkata dengan nada yang benar-benar serius.
"Ah, sirheo! Apa yang baru saja aku katakan? Ahh.. aku menyesal telah memuji hyung."
Sontak adegan dramatis itu sukses mengundang gelak tawa member BTS. Pernyataan Jin dan tanggapan cepat Yoongi benar-benar menggelitik perut mereka. Semua member benar-benar tertawa puas. Suara tawa Seokjin yang begitu mendominasi, dengan nada yang mirip dengan kaca yang berdecit saat dilap. Apalagi suara tawa Seokjin semacam punya efek menular yang bisa membuat orang yang mendengar suara tawanya bisa ikut tertawa. Yoongi juga tertawa, karena ia juga merasa geli dengan tanggapan spontannya tadi. Dan Jimin, adalah orang yang pertama berhenti tertawa. Saat yang lain masih tertawa, ia tersenyum menatap seluruh member. Menatap seolah mengunci pandangannya terhadap momen kebersamaan mereka saat ini untuk ia ingat suatu saat nanti. Ia tidak ingin kehilangan mereka, seperti yang ia lihat dalam mimpinya.
"Ah, Jimin hyung! Aku baru ingat sekarang. Dari tadi aku benar-benar mencoba mengingatnya." Jungkook tiba-tiba memulai pembicaraan segera setelah ledakan tawa mereda.
"Ingat apa?"
"Kurasa tadi malam aku mendengar seseorang berbicara tentang mimpi buruk, dan itu terdengar seperti suaramu. Apa kau mengatakan sesuatu saat tidur denganku? Atau aku hanya bermimpi?"
Jadi kau mendengarnya? Benar itu aku, Jungkook-ah.
"Eoh, jinjja? Hm, tapi sepertinya kau hanya bermimpi." Jimin mengelak dan berpura-pura sibuk dengan makanan di hadapannya.
Jimin sebenarnya ingin menceritakan perihal mimpinya itu pada semua member pagi ini. Tapi suasana hati mereka pagi ini sepertinya begitu baik setelah tertawa, Jimin hanya tidak mau mengacaukannya dengan cerita dari mimpinya tadi malam.
"Tapi itu mirip suara hyung..." ujar Jungkook sambil merotasikan irisnya ke langit-langit untuk mengingat kembali.
"Sudahlah lupakan, lanjutkan saja makanmu. Anggap saja kau sedang bermimpi." Jimin masih terlihat pura-pura sibuk, mencoba mengalihkan perhatian.
Jadi itu alasan kau tidak ingin tidur sendirian tadi malam? Aku tahu kau sedang mencoba berbohong pada Jungkook, tapi aktingmu itu buruk sekali bagiku, sahabatmu. Apa yang sedang kau sembunyikan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Park Jimin ✔
FanficJimin tak pernah menyangka bahwa akan ada hari dimana dia masih bisa membuka mata, namun setiap harinya ia hanya terus merutuki dirinya sendiri. Ia terus mencoba membuat akal sehatnya berpikir bahwa ia hanya sedang berhalusinasi, atau sesuatu yang...