Sabtu ini, Dio kembali mengajak ku pergi mencari kado. Dia gak memberitahu ku untuk siapa kadonya.
"Bagusan yang mana Seomin??" Dio mengambil dua gaun selutut dan menunjuk kan nya ke aku.
Tetap saja, gimana mau memilih kalau aku gak tau gaun nya untuk siapa?
"Gimana mau milih kak kalo aku gak tau gaun nya buat siapa?"
"Buat cewek lah, masa buat bencong."
"Iya maksudnya gimana mau tau model nya buat umur berapa an." Jelas ku lagi.
Dio diam sebentar sambil memandangi kedua gaun yang dia pegang. Kulihat tangan nya yang sedikit bergetar.
"Kak Di-"
"Buat ibu."
Aku sedikit bingung dengan Dio. Mengapa dia menangis kalau gaun itu untuk ibunya?
"Boleh aku pilih yang lain? Dua gaun itu buat remaja harusnya." Dio mengiya kan perkataan ku lalu ia duduk di sofa sembari aku mencari gaun lain.
"Mau yang ini?" Aku menunjuk manequin yang ada di dekat Kak Dio.
"Emang nya itu bagus?"
"Iyalah, ini desain DSO selalu yang paling bagus untuk gaya yang simpel." Kurasa Dio sama sekali tidak tahu tentang mode.
"Ok, kamu duduk sini ya aku mau bayar dulu."
Kurasa Kak Dio adalah orang yang kaya. Rancangan DSO memiliki harga yang cukup mahal dan memiliki edisi yang terbatas.
"Ayo jalan, boleh kita makan nanti?" Tanya Dio pelan.
"Boleh, mau kemana emang nya?"
"Suatu tempat.."
Selama perjalanan, aku merasa Dio terlalu murung hari ini. Entah apa perasaan ku aja atau memang benar.
Setelah sampai, aku bersama Dio turun dari mobil. Ternyata dia mengajak ku ke kuburan.
Kita sampai di depan makam seseorang. Ketika kulihat nama makam itu, aku langsung tau kenapa Dio sedih hari ini.
"D.O Ji Soo"
"Wafat pada, 20 Maret 2015"Dio mengeluarkan gaun yang tadi kita beli dan berdoa di depan makam ibu nya lalu memberikan gaun nya kepada ku
"Loh loh kenapa dikasih ke aku? " tanya ku bingung ke Kak Dio
"Kamu cantik, gaun ini cuma cocok buat kamu dan mama." Jawab nya sedih?
"Kak Dio?" Dio mulai menangis sesegukan lalu memeluk ku dan menangis di pundak ku.
Entah aku kerasukan apa, aku mengatakan hal yang cukup aneh tapi membuat Dio tenang kembali.
"Ikut sama aku ya Kak, biar Kak Dio tau cara menikmati cinta tanpa perlu merasakan sakit hati kayak sebelum nya." Jujur, aku bahkan sama sekali tidak tau keadaan keluarga Dio.
Dio melepas kan pelukan kita lalu tersenyum sebentar dan membisik kan ku sangat pelan.
"Sejak kapan kamu belajar gombal? Kamu ngancurin suasana tau?" Bisik Kak Dio.
"Maaf, Kak Dio." Dio mulai merangkul ku sambil tertawa lepas dan menghapus air mata nya menggunakan punggung tangan nya.
"Mulai sekarang, panggil aku Dio aja."
———
-Kak Dio Makan di Restoran-
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafunè | EXO D.O
Fanfic#36 Diary Tinkerbell tidak bisa selalu bersama Peter Pan bukan? Karena, ketika Peter Pan sudah bertemu dan bersama Wendy, itulah saat nya Tinkerbell dan Peter Pan berpisah. Ya, Tinkerbell itu adalah aku... --- Published [7/9/2019] Cr. Kiseyu