I am one of your millions fans

12 3 0
                                    

Nam pov

Air dingin ini membekukan tanganku, mencoba menyeka memar membiru pada sekujur tubuh Sehun. Entah bagaimana aku tak tergoda sedikitpun pada dada bidangnya, pada abs yang mengukir meliuk liuk diatas tubuhnya. Aku hanya tak percaya seberapa jauh aku berjalan, tentang bagaimana aku bisa di dalam apartemenku dengan seorang Ooh Sehun, seorang idola muda berwajah tampan, yang kuinginkan untuk kupanggil dongsaeng. Aku terlalu bodoh untuk bisa mengungkapkan betapa bahagia dan sedih melihatnya ada dihadapanku. Dan lihatlah fans bodohnya ini,  aku yang tau seberapa lelah mereka diperbudak di agensi gila, dan kini aku justru menyakitinya.

Tangannya bergerak didepan mataku, melewatinya dan berhenti tepat di sudut mataku mencoba menghapus sesuatu disana. Astaga, bahkan aku tak menyadari air mataku memberontak keluar.

"Kenapa kau menangis ? Bukankah seharusnya aku yang menangis ?" Kini wajahnya terlihat begitu polos.

"Aku minta maaf."

"Untuk apa ? Kau tak melakukan kesalahan yang berat, lagipula aku baik baik saja, aku sudah... terbiasa seperti ini."

"Apa maksudmu?"

"Dulu ayahku sering memukulku agar menurutinya menjadi seorang dokter, dan kini saat aku menjadi seorang artis, tuan Lee So Man juga tak jarang memukulku agar aku patuh padanya. Tunggu ! kenapa aku menceritakannya padamu ?"

"Astaga benarkah ! Dibagian mana presiden memukulmu ? Apa boleh kulihat ? Aku akan mengobatinya juga."

Tanganku bersiap mengobati lukanya, dan tangan lembutnya menangkap untuk menghentikan gerakan tanganku.

"Tidak, sudah cukup. Aku akan memakai kembali pakaianku."

"Tapi kan bel.."

"Hei hentikan dramanya, kau mau membantah majikanmu ha? !" Sambil memakai pakaiannya, hatiku bersuara semacam ini Suaranya yang berat benar benar tak cocok dengan sifatnya yang kekanakan, apa dia pikir aku menyukainya ?

"Kalau tak mau diobati ya sudah." Jawabku santai sambil membereskan kotak P3K dan semangkuk es serta sehelai handuk kecil. Kemudian aku berdiri melangkah meninggalkannya menuju dapur.

"Hei kau mau kemana ?"

"Apa ? Kau takut ya ? Tenang saja tuan majikan, hantu disini tak akan mengganggumu !" Sambil kutambahkan senyum syirik dibelakangnya. Aku pun benar benar melangkah meninggalkannya.

"Apa tadi kau bilang hantu ?!!!"  Teriaknya saat tau aku benar benar meninggalkannya.

"Iya !! Mereka temanku !" Teriakku lebih keras dari dapur, setelah beberapa detik tak mendengarnya berkokok aku terkejut setengah mati melihat seorang tinggi besar muncul dari jalan gelap koridor, dan rupanya dia adalah Sehun yang tengah celingukan melihat setiap sudut apartemenku.

"Apartemenmu besar juga, apa penghuninya cuma setengah ?" Tanyanya sambil duduk dikursi makan tanpa seizinku. Benar benar tidak sopan, dasar orang kaya.

"Setengah ? Apanya yang setengah ?"

"Kau kan pendek, apa pantas dihitung satu ? Jadi kurasa kau cukup dihitung setengah." Padahal menurutku aku sudah cukup tinggi meski tak sampai sebahunya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Girl With The Imagine Doll'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang