Ahra A. Rahman: Boong bngt sih lo!. Ktnya gk pnya pacar, itu tdi yg sma lo siapa?.
Idyana Putri: Orng itu sepupu gw sih😋
Ahra A. Rahman: Sepupu tpi kya orng pacaran. Jngn blng klo dia itu orng yg lo suka 😆
Idyana Putri: Sirik aja lo..makanya buruan terima tuh kak dary, daripada lo jmblo begini wkwk
Membaca balasan dari idy yang menyebutkan nama kakak kelasku itu, aku jadi tidak mau membalasnya.
Aku berhenti sejenak di pelataran rumah. Merasa aneh dengan keberadaan motor ninja hitam yang berada didepan rumahku.
"Tuh, ahranya baru pulang."
Aku menoleh keasal suara mamah. Dan langsung terkejut kala melihat kak dary ada disana. Dia tersenyum padaku, tapi sayangnya muka ku tak mau tersenyum. Dengan malas, aku menghapirinya.
"Main kak." Ucapku basa-basi.
"Iya nih. Udah lama banget kan gue gak main kesini."
Aku tak membalasnya. Lebih memilih untuk melangkah masuk kedalam.
Kak dary mengikutiku, dia asik berbicara dengan mamah.
"Ra,".
Baru saja aku ingin menaiki tangga, suara mamah malah menggagalkan niatku ini. Dengan malas aku menoleh kearahnya. "Kenapa?."
"Jangan kekamar dong. Masa ada tamu, kamunya gak ada. Temenin gih sini, kesian kan dia dateng jauh-jauh."
Aku memutar bola mata malas. Dengan ogah-ogahan, kulangkahkan kakiku menuju sofa ruang tamu. Kak dary tersenyum melihatku yang duduk disampingnya.
"Nah, kalo gini kan enak liatnya. Kalo gitu tante kedapur dulu ya ry, mau lanjutin masak."
Kulihat kak dary mengangguk setuju.
Mau lo itumah kak, berduaan sama gue..
Ingin kubalas anggukan itu dengan ucapanku barusan, tapi sayang..aku tak berani karna mamah pasti mendengarnya.
Daripada aku gak ngapa-ngapain, lebih baik aku membuka es krim yang barusan aku beli.
"Cuman beli satu es krimnya."
Sambil membuka bungkus es krim, aku membalasnya. "Iya lah. Lagian gue beli dua buat siapa."
"Buat gue lah."
Aku menatapnya. Kemudian kembali sibuk dengan es krim.
Lalu keheningan menyapaku dan kak dary.
"Thanks buat waktu itu." Dia memecahkan keheningan yang aku tidak suka ini.
Sambil memakan es krim, aku berkata. "Udah jadi tugas gue ini."
Aku tidak tahu dia tersenyum atau tidak, tapi yang aku lihat dari ekor mataku, dia tersenyum.
"Tapi kayanya kalo gak dipaksa sama adek kelas lo itu, mungkin lo gak bakal ngobatin gue."
Bener banget kak, seratus deh buat lo.
Aku diam tak mau menanggapi.
"Gue kesini cuman mau bilang itu doang sih. Soalnya waktu itu, lo langsung pergi gitu aja."
Aku menaruh stik es krim yang sudah tidak ada es krimnya. "Trik caper lo patut diancungi jempol ya ternyata." Tanggap ku, sambil berdiri.
Kak dary ikutan berdiri. "Gue gak caper sama lo."
"Kalo gak caper kan lo bisa ucapinnya lewat sms. Gak perlu dateng ke rumah gue kaya gini kak."
Setelah mengucapkan kekesalanku itu, aku langsung pergi meninggalkannya.
[ ].
Tuh kan, ahra sensian banget ya kalo udah ketemu sama daryan. Padahal tinggal terima aja apa susahnya sih ra wkwk..
Bogor, 20 Maret 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepatu Luka (End)
Short StorySebuah cerita yang terinspirasi dari kisah nyata. Nama, tempat, dan waktu, dirubah karna faktor kesengajaan. .o0o. "Lo itu udah kaya sepatu kak, sepatu yang gak muat dikaki gue. Walaupun gue pake, sepatu itu tetep gak bakal muat. Dan pastinya cuman...