Mentari perlahan merangkak ke barat, meninggalkan semburat jingga di langit biru
Senja mulai datang, dan aku bersiap untuk menemuinya lagi
Dia masih di tempat yang sama, dengan posisi duduk dan pakaian yang sama
Aku sempat berpikir jika dia tak menukar pakaiannya
Tapi sepertinya tak mungkin, dia terlihat seperti anak orang kaya
Mungkin dia memang menyukai hoodie berwarna hitam
Tanpa ragu aku duduk di sebelahnya, menikmati garis wajah yang nampak kaku dan tegas
Kali ini, aku memberanikan diri untuk mengajaknya bicara
Biarlah ia berpikir aku perempuan aneh tak tahu malu
Nyatanya, rasa maluku hilang entah kemana jika berhadapan dengan seorang pria
Ada banyak pertanyaan yang aku ajukan
Seperti siapa namanya, di mana tempat tinggalnya dan mengapa ia selalu ke taman ini setiap senja
Namun lagi-lagi, dia hanya membisu
Aku bisa merasakan tatapan aneh dari beberapa pasang mata di sekitar kami
Tapi aku tak peduli, karena lelaki ini telah mengalihkan perhatianku
Semburat jingga mulai menghilang, menandakan malam akan segera datang
Aku bukan perempuan baik-baik, tapi aku juga tak pernah berduaan bersama lelaki di tempat yang sepi
Aku berdiri dan perlahan meninggalkannya, sambil sesekali menoleh untuk memastikan keberadaannya
Detik demi detik berlalu, tubuh lelah mengantarkanku menuju alam mimpi
Lupakan sejenak tentang hari ini, aku belum memutuskan apakah esok aku akan kembali
Bersediakah kalian membantuku menentukan pilihan?