7 - 🙏

150 93 70
                                    

Pagi ini Iqbal menunggu Kanitra yang tidak kunjung keluar dari rumahnya, Iqbal berfikir apa Kanitra kesiangan? tapi tidak mungkin sekali Kanitra kesiangan.

Dia memutuskan untuk datang kerumahnya.
Saat dia hendak membuka pintu rumah Kanitra, tapi ternyata pintunya dikunci.

TOK..TOKK.TOKK

" KANITRAA!! " seru Iqbal.
Berulang kali Iqbal memanggil namanya dan mengetuk pintunya tapi tidak ada jawaban sama sekali.

Mungkin Kanitra sudah berangkat duluan kali fikir Iqbal, mungkin Kanitra juga masih marah dengan dirinya.

Masalahnya dia menelpon dan message kanitra sedari tadi tidak diangkat dan juga tidak dibalas.

Ah sudahlah, sebentar lagi pagar sekolah akan segera ditutup, Iqbal harus cepat-cepat sampai kesekolah.

Lain halnya dengan Kanitra yang memang sudah berada disekolah.
Dia sengaja datang kesekolah duluan,d ia juga tidak mengangkat telpon dari Iqbal, biar saja Iqbal tau rasa.
Kanitra masih kesal dengan Iqbal semalam.

Kanitra yang asik bercengkrama dengan Deandra tidak mengetahui kedatangan Iqbal yang kini sudah duduk disampingnya.

Deandra baru merasa ada yang aneh disini, kenapa Kanitra dan Iqbal tidak berangkat bareng? biasanya mereka berdua udah kayak surat dan perangko selalu nempel terus.

Dilihat dari wajah mereka berdua, kayaknya lagi berantem, Deandra memutuskan untuk kembali ke tempat duduknya.

Kanitra yang ditinggal oleh Deandra hanya bisa menyibukkan diri dengan mencorat-coret buku bagian belakangnya.

Sedangkan Iqbal masih memikirkan bagaimana caranya agar Kanitra tidak marah lagi.

Akhirnya Iqbal memberanikan diri untuk berbicara.

" Ani, maaf soal kemarin. " ucap Iqbal sambil menengokkan kepalanya ke Kanitra.

Dalam hati Kanitra berkata
" tumben dia mau minta maaf, tapi gua harus jual mahal dikit biar tau rasa si Ajo. "

Kanitra tidak menoleh ke arah Iqbal sama sekali, dia malah makin asik dengan acara coret-coretanya.

Iqbal menunggu jawaban dari Kanitra, tapi yang ditungguin sama sekali belum mengatakan apapun.

" Ani, sumpah gua minta maaf, lu jangan diemin gua gini dong, asal lu tau gua tadi nungguin lu di depan rumah sampe manggil lu dengan cara teriak -teriak, sebelum berangkat sekolah tapi ternyata lu udah berangkat duluan. " jelas Iqbal.

" gak..gua gak mau maafin lu, lagian gua juga gak nyuruh jemput." jutek Kanitra.

Iqbal mengusap wajahnya kasar, terpaksa ia harus mengeluarkan jurus yang ampuh untuk mendapatkan maaf dari Kanitra, tapi dirinya harus rela untuk meminjamkan barang kesayanganya untuk sementara.

" semoga berhasil ." Batin Iqbal.

" Gini deh, gua pinjemin jaket Real Madrid sama gua beliin ayam geprek kesukaan lu, tapi lu harus maafin gua." ujar Iqbal.

Wah...daebak, jarang-jarang Iqbal menawarkan barang kesayanganya pada Kanitra, membuat mata Kanitra langsung berbinar seperti mutiara yang baru saja diambil dari tiram.

Langsung saja Kanitra berkata
" iya, gua maafin lu sekarang juga, tapi benerankan jaketnya dipinjemin?" Tanya Kanitra.

" iya, tapi cuman 1 bulan aja. " jawab Iqbal.

" yesss, yuhuu--,  "girang kanitra.

" yang penting gua udah dimaafin kan nih ? "

" iyaaa. "

Evidence ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang