Chapter 5

1.4K 94 1
                                    

"Huachii!!"
.
Suara bersin terdengar dari ruang ganti pria. Membuat langkah FG-Sasuke yang ingin pergi dari sana terhenti. Mereka jadi penasaran dengan siapa orang yang mengeluarkan suara bersin tadi.
.
Bagaimana tidak penasaran? Suara itu seperti suara perempuan. Suara itu juga, berasal dari ruang ganti pria. Jangan-jangan ada salah satu siswi disini yang berani masuk ruang ganti itu untuk mengintip anak laki-laki yang sedang ganti pakaian atau malahan ada kasus pelecehan di ruangan itu.
.
Sedangkan Sakura si pembersin itu menutup mulutnya yang dengan kurang ajar bersin tiba-tiba disaat seperti ini. Jantung keduanya berdegup kencang dikarenakan mereka takut bila sampai ketahuan.
.
"Teman-teman itu Sasukenya!" seru siswi berkacamata sambil menunjuk pemuda raven yang sedang berjalan ke arah lapangan. Mungkin orang yang ditunjuk siswi itu adalah orang yang mirip Sasuke. Karena tak mungkin itu Sasuke. Sasuke kan ada dibalik pintu bersama Sakura.
.
Segerombolan FG itupun lari mengejar pemuda itu. Mereka sudah tak lagi peduli dengan suara bersin tadi. Bagi mereka, lebih penting Sasuke dibanding apapun.
.
Sasuke dan Sakura pun bisa bernafas lega saat tau gadis-gadis itu telah pergi. "Hampir saja" lega Sakura. Sakura menoleh ke arah Sasuke yang tengah mengelus dadanya karena tak lagi dikejae FG-nya yang menyebalkan itu.
.
Tapi, jika Sakura liat lebih jelas lagi. Ia baru sadar jarak mereka berdua ini sangat-sangat dekat. 5 cm!! Sontak Sakura langsung mendorong Sasuke agar menjauh darinya.
.
"Ihh...lo nyari-nyari kesempatan buat deket-deket ama gua ya?!" tuduhnya sambil menunjuk hidung mancung Sasuke. "Gr banget sih jadi orang! Ngapain juga gua deket-deket ama cewek gila kayak lo!" Sasuke menepis jari telunjuk Sakura.
.
"Gila? Lo tuh yang gila!"
.
"Lo gak waras!"
.
"Lo yang gak waras!"
.
"Lo!"
.
"Lo!"
.
"Auah...gelap!" Sasuke pun menyudahi pertengkarannya.
.
"Eh, tapi tadi itu FG-lo kan?  Banyak juga ya, " ujar Sakura.
.
"Hn, ya iyalah. Secara guakan ganteng. Jadi banyak yang ngejar-ngejar gua" narsisnya. Alis Sakura terangkat sebelah mendengar ucapan Sasuke.
.
"Kayaknta sifat narsis Naruto itu nular ke lo ya?" Sasuie pun mendengus mendengarnya.
.
"Ngomong-ngomong soal Naruto. Gua rasa kita harus nyari Naruto. Bentar lagi bel masuk mau bunyi" setelah Sasuke mengucapkan itu, Sasuke dan Sakura bergegas mencari Naruto.
.
***
.
"Naruto!" teriak Sakura saat melihat batang hidung tuh bocah pirang.
.
"Sakura-chan! Teme!" seru Naruto.
.
"Sudah dapat kuncinya?" tanya Sakura. Naruto menunduk lesu dan berkata, "tidak". "Sensei bilang dia tak membawa cadangannya. Sensei tidak bisa mengambilnya ke rumah, karena sebantar lagi bel masuk dan sensei akan mengajar di kelas XII-D. Pulang sekolah baru dia bisa."
.
"Pulang sekolah? Itukan lama! Arghh..ini semua salah lo Naruto! Coba kalo lo gak meraktekin sulal konyol yang ada di buku konyol itu. Ini semua gak akan terjadi!" omel Sakura ke Naruto.
.
"Inikan juga salah si Sai. Dia yang beri buku itu ke gua" cicit Naruto beralasan.
.
"Kalian berdua sama aja!"
.
"Iya, deh. Aku minta maaf Sakura-chan, teme juga."
.
Seketika bel berbunyi. Tanda pelajaran akan dimulai lagi. "Udah bel. Gua ke kelas dulu ya Sakura-chan, teme!"
.
"Oh,  iya Oro-sensei berpesan. Kalian jangan masuk kelas dulu deh. Sembunyi kemana kek gitu. Biar gak ada guru yang tau tentang itu borgol. Kalo ada yang tau matilah kalian. Ya, udah. Bye!" Naruto berlari menuju ke kelasnya dan meninggalkan SasuSaku.
.
Sakura yang hendak memanggil Naruto, ia urungkan dan menghela nafas gusar. Sejenak ia menatap Sasuke disebelahnya dan ia menghela nafas lagi.
.
Kenapa hari ini begitu rumit?!! Padahal sekarang jam pelajaran Biologi, pelajaran favoritnya. Ya, kali dia bolos di pelajaran ini. Nilai biologinya akan terancam. Meskipun bolosnya cuma sekali. Karena sang guru mengajar, Kurenai-sensei telah menetapkan peraturan 'bagi siapa yang bolos dipelajaran ini, mau satu hari atau tujuh hari akan sensei kurangi nilainya' begitu katanya.
.
Ia juga akan ketinggalan pelajaran biologinya yang berharga itu. Beda banget dengan Sasuke. Hanya sekali baca, pelajaran apapun pastilah mengerti. Diakan dari keluarga Uchiha. Keluarga yang IQ-nya diatas rata-rata. Andai Sakura dari keluarga Uchiha, pasti dia akan selalu ranking pertama di kelas.
.
Rasanya ia ingin menangis.
.
"Hiks..hiks..huwaaa.."
.
Tangisan Sakura yang menjadi-jadi membuat Sasuke terganggu dan menatap sebal perempuan disampingnya.
.
"Berhenti menangis, Sak!"
.
Sakura tak menggubris perintah Sasuke, tangisannya malah tambah kenceng..
.
"Arghh.. kenapa sih cewek itu suka nangis?! Nangis itu bukan cara untuk menyelesaikan masalah!" kata Sasuke.
.
Perlahan Sakura menghentikan tangisnya. Lalu menatap Sasuke di sampingnya. "Kata siapa hiks.. nangis bukan cara untuk menyelesaikan masalah?! Kata spongbob nangis hiks.. itu cara untuk menyelesaikan masalah, tau?! Kalo gak percaya hiks..liat aja di epis-..." belum sempat menyelesaikan perkataan Sasuke menyelanya.
.
"Itu hanya kartun, Sakura! Film anak-anak kenapa kau percaya?" jengah Sasuke.
.
"Lebih baik kita cari kunci itu lagi" ujar Sasuke.
.
***
.
"Gak ada. Percuma aja kita nyari kuncinya" keluh Sakura seraya berdiri dari jongkoknya.
.
"Segampang itu lo nyerah?" Sasuke menatap Sakura seraya dengan alis yang diangkat sebelah. Sakuta cuma bisa mengerucutkan bibirnya.
.
"Cari lagi!" Sasuke yang berjongkok, menarik tangan Sakura dengan tiba-tiba agar ikut berjongkok juga. Sakura tentunya kaget dan keseimbangannya jadi hilang.
.
'Hap'
.
Sasuke langsung menangkap tubuh Sakura.  Onyx dan Emerald pun saling bertemu. Detakan jantung berirana tak karuan dirasakan kedua insan yang saling memandang. Sampai mereka sadar, mereka segera melepaskan diri.
.
"Ihh..ngapain sih lo pake megang-megang gua!" kata Sakura.
.
"Lo itu mau jatuh. Kalo gak gua tangkep lo bisa ntungsep kayak Naruto tadi. Emang lo mau?"
.
"Ya, enggak. Tapi, kan gua jatuh gara-gara siapa juga? Siapa narik tangan gua tiba-tiba, he?" tanya Sakura pada Sasuke sambil berkacak pinggang.
.
"Bukannya terimakasih ditolongin, malah marah-marah. Dasar! Lanjutin tuh nyari kuncinya!"
.
Sakura mendengus. Meski begitu ia mematuhi perintah Sasuke.
.
'Kenapa jantung gua tadi kenceng banget detaknya, ya? Masa gua su-.. Ahh!! Gak mungkin. Sakura lo sadar dong! Dia itu sombong, dan ngeselin. Jadi gak mungkin!!!' innernya berteriak.
.
"Malah ngelamun. Woi! Cari kuncinya! Jangan ngelamun mulu! Kesurupan baru tau rasa lo!". "Iya.ya. Dasar bawel"
.
Merekapun mulai terlarut dalam kegiatan mencari kuncinya yang hilang. Sampai ketika wajah Sasuke yang awalnya datar kayak tembok itupun beribah. Ia seperti sedang menahan sesuatu. Sakura yang melihatnya pun langsung mengernyit. "Lo kenapa?"
.
Sasuke dengan perlahan menolehkan wajahnya ke arah Sakura. Raut wajahnya sangat aneh dan bukan Uchiha banget.
.
Sakura merasakan firasat buruk
.
Tbc
.

BORGOL CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang