Chapter 8

1.7K 115 2
                                    

Mereka sekarang ini tengah berada di ruang tamu rumah Orochimaru. Menunggu Orochimaru yang sedang mengambilkan kunci cadangan borgol itu.
.
Sambil menunggu, mereka hanya berdiam diri tenggelam dalam pikiran masing-masing. Seharusnyakan sebagai tuan rumah musti memperlakukan tamunya sebagai raja. Ini bukannya disuguhin cemilan atau air putih kek. Pelit amat guru killer yang satu ini.
.
"Ini" Orochimaru kembali dan menyerahkan kunci itu pada Naruto.
.
Narutopun mulai membukanya. Entah perasaan Sakura aja, atau emang Sasuke juga merasakannya. Dia merasa gak rela borgol ini dilepas. Padahal yang ngotot buat dibuka borgolnya kan dia? Kenapa dia jadi enggan sekarang?
.
Borgolpun terlepas akhirnya. Tak ada raut wajah lega, senang dan gembira yang tercetak dimuka SasuSaku. Keduanya terlihat murung. Naruto yang melihatnya, pun segara meledek.
.
"Kenapa kayaknya kalian kok gak seneng gitu? Hm? Apa jangan-jangan kalian sekarang malah gak pengen borgol itu lepas ya? Haha...kalian ini. Cuma gara-gara borgol sekarang kalian jadi akur"
.
SasuSaku tak menanggapi perkataan Naruto barusan.
.
"Ya, baguslah Naruto. Kok malah diketawain. Sudah ah! Kalian cepat pergi dari sini sebelum istri saya pulang dari pasar. Nanti malah istri saya repot-repot nyuguhin makanan ke kalian." kata Orochimaru.
.
"Dasar pelit" gumam Naruto, setelah mendengar perkataan Orochimaru tersebut.
.
"Apa kamu bilang?!"
.
"I-itu pulang. Ya, kita akan pulang kok, sensei" ucap Naruto.
.
SasuSakuNaru pun bangkit dari duduknya lalu berpamitan kepada sang tuan rumah.
.
"Huhff.. Merepotkan saja mereka ini!" keluh Orochimaru sambil menggaruk rambutnya yang tiba-tiba gatal entah karena apa itu.
.
"Aduh, rambutku kok jadi gatal gini yahh.." masih tetap menggaruk rambutnya yang gatal.
.
Saat Orochimaru melihat ada rontokan rambut ditangannya, matanya membulat kaget. "Waduhh...kenapa nih kok rontok?!! Padahal baru kemarin aku pake sampo yang kubeli dari luar negeri!!"
.
"Gak beres nih. Bisa-bisa kalo rambutku rontok terus jadi gundul nanti. Apa kata kata dunia jika seorang guru terkiller di KHS, kepalanya gundul?! Kayaknya aku mesti ganti sampo!" Orochimaru masuk ke dalam rumahnya itu. Ia masih tak percaya kenapa rambutnya bisa rontok.
.
Jika ditelusuri baik-baik, cerita awal sampai sini. Apakah kejadian yang dialami Orochimaru itu adalah sebuah karma? Hmm.. Sepertinya itu adalah karma dari Naruto karena telah membuatnya jatuh tengkurap tadi. Hebat! Ternyata sumpah serapah Naruto itu benar-benar terjadi.
.
***
.
Setelah Sasuke mengantarkan Naruto pulang ke rumahnya dengan mobil mewahnya. Sekarang hanya tinggal dia dan Sakura yang berada dalam mobil.
.
Tak ada dari keduanya yang ingin memylai pembicaraan. Hening, itulah suasana saat ini di dalam mobil.
.
Padahal tadi pas ada Naruto, suasananya begitu pecah. Mulai Sasuke dan Naruto saling adu mulut lalu diredakan oleh Sakura, kemudian Naruto yang bertingkah konyol dan membuat lelucon, SasuSaku pun bisa tertawa terbahak-bahak karenanya.
.
Tapi, kenapa sekarang jadi berbeda? Aneh.
.
"Ehmm.." Sasuke berdehem, sepertinya ia ingin memecah suasana yang canggung ini.
.
"Sak," panggilnya.
.
Sakura yang dari tadi melihat jalanan memalui kaca jendela mobil, kini menoleh ke Sasuke yang sedang menyetir.
.
"Hmm.." memikir-mikir topik apa yang bagus untuk dibicarakan.
.
Sasuke sebenarnya juga heran dengan dirinya sendiri. Kenapa ia jadi ingin mengajak ngobrol seseorang? Biasanyakan walaupun bersama dengan orang lain, dia selalu diam dan tidak peduli. Orang lainlah yang mengajaknya bicara dan Sasuke menanggapinya dengan 'hn' annya.
.
Ini sekarang malah Sasuke berusaha ingin mengajak seseorang berbicara.
.
"Ada apa?" tanya Sakura, membuat Sasuke yang sedang berpikir, jadi gelagapan. Sasuke makin bingung mencari topik yang pas untuk diajak bicara. Mana lagi dia belum mempersiapkannya.
.
Tanpa sengaja Sasuke melihat lingkaran merah melingkar dipergelangan tangan Sakura. "Tanganmu!" ucapnya.
.
Sasuke menatap khawatir tangan yang menjadi bekas dari borgol tadi. Ia berpikir mungkinkah itu karenanya. Tadi saat borgol itu terkait, dia memang sering menyeret-nyeret Sakura untuk segera berlari.
.
"Oh, tidak apa-apa kok" kata Sakura.
.
"Tidak apa-apa bagaimana? Itu pasti sakit, kan?" ucap Sasuke yang masih menyetir.
.
Rumah Sakura kini tinggal beberapa blok lagi. Hingga akhirnya mereka telah sampai di depan gerbang rumah Sakura.
.
"M-makasih udah nganterin" Sakura yang ingin keluar ditahan oleh Sasuke.
.
"Tunggu!" Sasuke tiba-tiba memegang tangan Sakura yang tadi memerah lalu mengelus-elusnya.
.
Sakura tak percaya dengan apa yang dilakukan Sasuke tersebut. Muncul berbagai pertanyaan dikepalanya. Kenapa Sasuke peduli padanya? Ada apa dengan Sasuke? Kok aku jadi gugup gini ya?
.
Sasuke sendiri juga bingung dengan perlakuannya tersebut kepada Sakura. Tak ada persetujuan dari otaknya, hatinyalah yang berinisiatif untuk melakukan itu.
.
Sasuke tatap tangan Sakura dengan pandangan cemas kemudian beralih ke wajah Sakura.
.
"M-maaf"
.
Sakura terkejut bukan main. Sasuke mengucapkan kata tabunya sendiri. Padahal tadi ia menolak mentah-mentah untuk mengucapkan kata tersebut. Tapi, sekarang yang didengarnya sungguh membuatnya syok. Untuk apa coba dia meminta maaf padanya? Sungguh dunia memang benar-benar akan kiamat.
.
"M-maaf, karena gua tangan lo jadi begini"
.
"Hmm.. Itu bukan salah lo kok." jawab Sakura.
.
"Tidak. Itu salah gua. Tadi gua kebanyakan nyeret lo buat lari. Jadinya tangan lo jadi begini" Sasuke tetap menyalahkan dirinya sendiri.
.
Sambil mengambil tangannya yang digenggam Sasuke ia berucap, "Bukan, itu karena borgolnya kekecilan"
.
"Jika borgolnya kekecilan, kenapa tanganku juga tidak memerah seperti itu?" pertanyaan Sasuke tersebut mempu membuat Sakura bingung mau jawab apa.
.
"P-pokonya ini bukan salahmu!"
.
"Sakura," panggil Sasuke lagi.
.
Sakura menoleh.
.
"Lo ngerasain sesuatu gak, setelah kita ngalami hal bersama-sama?" tanya Sasuke.
.
"A-.. Hahh? M-maksud lo?"
.
"Sesuatu gitu.. Di dalam hati lo" penuturan Sasuke tersebut, membuat Sakura melebarkan matanya.
.
"G-gua.. Harus masuk. G-gua lupa habis pulang sekolah kan gua disuruh kaa-san bantu masak" Sakura mencoba menghindar dari pertanyaan Sasuke.
.
Sasuke lagi-lagi menahan Sakura untuk keluar.
.
"Gua suka sama lo!"
.
Pernyataan tersebut membuat kedua orang yang ada didalam mobil itu terkejut.
.
"A-apa lo bilang?!"
.
Sasuke rasanya ingin menghilang saja dari dunia ini. Kenapa ia bisa mengucapkan kata-kata itu coba? Hatinya memang sugguh gak bisa nahan. Ia pengen ngeluarin gitu aja. Bagaimana sekarang nasibnya? Sudah terlanjur, mau bagaimana lagi? Ia memang harus mengakuinya.
.
"Hn. Gua suka sama lo. Lo mau gak jadi pacar gua"
.
"Lo becanda kan? Atau lo lagi sakit?" ucap Sakura sambil meletakkan telapak tangannya di dahi Sasuke.
.
Sasuke mengambil tangan Sakura yang ada di dahinya kemudian menggenggamnya erat.
.
"Jujur. Setelah apa yang kita alami. Gua ngerasa nyaman didekat lo. Awalnya gua gak tau perasaan apa ini. Tapi, akhirnya gua tau bahwa gua emang suka sama lo" terang Sasuke.
.
Sakura tak bisa berkata-kata. Ini terlalu cepat baginya. Ia akui dia memang sempat ada rasa sesuatu kepada Sasuke tapi ia belum yakin kalau itu adalah rasa suka.
.
Dirinya dilanda dilema saat ini. Hatinya mengatakan bahwa ia juga suka kepada Sasuke tapi, egonya berkata lain ia tak boleh suka pada Sasuke. Bagaimana jika ia bertemu Ino lalu Ino akan mengejeknya? Ia termakan omongannya sendiri.
.
"Jadi," Sasuke meminta kepastian.
.
Sakura menghela nafasnya, "sebenarnya, gua juga ngerasain hal yang sama. Gua juga nyaman sama lo. Tapi, bukankah sebelum itu kita saling bertengkar sedikit aneh kan bila kita langsung suka ataupun jadian? Gua juga ragu, apa ini rasa suka atau lainnya?"
.
"Menurut gua gak salah. Kita bisa menjalaninya, bukan? Lagian Sakura, akan gua akui bahwa lo itu satu-satunya orang yang mampu membuat gua tertarik. Baru kali ini gua menyukai seseorang" jelas Sasuke, efek Sakura karena mendengar ucapan tersebut adalah semburat tipis dikedua pipinya.
.
"Hmm.. Bukankah dulu lo dan Naruto saling suka?" perkataan Sakura tersebut membuat Sasuke membulatkan matanya.
.
"Hahh?!! Kenapa lo bisa beranggapan seperti itu?"
.
"N-naruto yang bilang, bahwa ciuman pertamanya itu lo" jawab Sakura.
.
"Trus lo nganggep gua ada rasa ama Naruto gitu?" Sakura mengangguk.
.
"Itu gak sengaja, Sakura. Lagian gua masih normal. Gua gak bakalan jadi gay, apa kata keluarga Uchiha jika gua, anak bungsu dari Fugaku Uchiha seorang gay,"
.
"Oh,, gua kira lo itu gay. Habis lo itu gak perna deket sih ama cewek" kata Sakura sambil nyengir. Sasuke mendengus.
.
"Jadi, gimana?" Sasuke kembali ke topik sebelumnya. "I-itu.."
.
Sasuke menggenggam tangan Sakura dan menatapnya dalam-dalam. Sakura rasa sekarang wajahnya sudah seperti kepiting rebus. Ia malu.
.
Jika Sakura amati baik-baik Sasuke itu mirip dengan pangeran yang selalu dia mimpikan itu. Wajahnya yang rupawan hidungnya mancung, rahang yang kuat dia juga gagah. Oh, my... Ia bingung.
.
Hingga akhirnya dia mengagguk tanda bahwa ia setuju. Sasuke tersenyum. Sakura yang melihatnya langsung meleleh. Baru pertama kali dia ngeliat Sasuke tersenyum.
.
Tamat
.

BORGOL CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang