Jennie lantas tertawa pelan, gadis berambut darkbrownitu menarik kopernya—mengsejajarkan koper dengan dirinya dan Sooyoung.
"So, udah pasti sih kalo lo emang lagi bahagia," ujar Jennie. "Semuanya terpampang jelas di wajah lo."
"Ya udah sih, nggak usah di perjelas juga. Gue kan malu, Jennie!"
Jennie mendorong bahu Sooyoung pelan, "Ah, kayak yang lo punya malu!"
Sooyoung mendelik sebal, "Ya gue punya lah, lo pikir gue apaan dah.."
Jennie hanya mampu tertawa terbahak seraya memperhatikan wajah masam sang sahabatnya.
"Soo, bentar deh," Jennie menghentikan tawanya disusul dengan langkah yang berhenti. Di tatapnya Sooyoung yang kini sedang menatapnya dengan tatapan yang kebingungan.
Sooyoung menautkan alisnya, "Apa?"
"Lo kesini sama siapa?" tanya Jennie tiba-tiba. Netranya mengelilingi segala penjuru bandara, namun nihil ia bahkan tidak menemukan sosok kekasih sang sahabat tercintanya.
Sooyoung mulai kebingungan dengan arah topik pembicaraan Jennie. Gadis itu lebih memilih menghela nafas nya perlahan, "Gue kesini sendirian. Kenapa?" tanya Sooyoung pada Jennie.
Jennie menganggukkan kepalanya perlahan—pertanda kini ia tengah mengerti keadaan. Namun berselang beberapa lama, ia merutuki mulut nya yang malah menanyakan hal tidak penting terhadap Sooyoung.
"Daniel mana? Dia lagi sama si Yerin?"
Kontan, raut wajah Sooyoung mendadak masam, "As youknow, Im nothispriority." jawab Sooyoung berusaha santai.
Gadis itu menatap Jennie yang kini menatapnya dengan perasaan bersalah. "So, don'tworryaboutme, Jen." lanjut Sooyoung sambil tersenyum lalu merangkul pundak sahabatnya.
"Im reallyokay."
Jennie hanya mampu tersenyum paksa. Gadis itu meringis dalam hati, karena ia tahu bahwa Sooyoung memang sedang tidak baik-baik saja.
Selalu.
—— ❄ ——
Daniel menghela nafasnya berat. Kini, tatapannya beralih pada sebuah foto dirinya dan Yerin yang terlihat bak pasangan yang paling bahagia.
Sejujurnya, kenyataan tidak seperti itu. Hubungannya dengan Yerin sama sekali tidak baik. Memang awalnya mereka bahagia, namun akhir-akhir ini entah mengapa hanya ada luapan kekesalan dan emosi yang berlebihan yang menyelimuti hubungan mereka.
Yerin yang selalu mencari-cari alasan untuk menyalahkan Daniel dan Daniel yang selalu mencari-cari alasan agar tidak bertemu Yerin.
Jelas Daniel muak. Bahkan sangat muak, namun hati kecilnya tetap memaksa dirinya untuk tetap tinggal.
From: Yerin Aku mauke kantor kamu, ga mau tau pokoknya kamu nyebelin!
To: Yerin :)
Daniel mengacak rambutnya frustasi.
Baginya, sifat Yerin itu terlalu kekanak-kanakan, berbanding dengan sifat Sooyoung yang jauh lebih dewasa.
Sadar akan pikirannya, Daniel dengan cepat menggelengkan kepalanya. Tidak seharusnya dirinya membanding-bandingkan antara Sooyoung dan Yerin, karena sampai kapan pun mereka tidak akan pernah sama.
"Sooyoung," gumam Daniel. "Kamu lagi apa? Saya kangen."
Separuh hati ingin menelfon sang kekasih gelap, namun separuh hatinya lagi tidak menginginkan hal itu terjadi.
Dalam sekejap, pintu ruangan Daniel terbuka dan langsung menampilkan sosok Yerin dengan pakaian terusan berwarna peach. Dengan senyum lebar yang terpatri di bibirnya, Yerin melangkah mendekat menuju Daniel.
"Hei nyebelin!"
Daniel tersenyum tipis, "Apa manja?"
Yerin memberengut kesal, "Siapa sih yang manja?! Kamu tuh nyebelin!"
"Memang aku nyebelin," balas Daniel sambil memeletkan lidahnya, "Kenapa nggak suka? Kalau nggak suk—"
"Suka kok! Aku suka cowok nyebelin!"
Daniel bangkit dari duduknya, lalu ia berjalan mendekat ke arah Yerin yang kini duduk di sofa, "Nggak kangen?"
Yerin mendelik, "Nggak!"
"Oh, yaudah bagus," ucap Daniel seraya duduk di samping Yerin. "Ya elah, salting ya kamu?" tanya Daniel saat sadar bahwa Yerin sedikit menjaga jarak. "Ah, dasar cewek."
"Ish, apa sih, Daniel?" Yerin mencubit kedua pipi Daniel, "Daniel, ada yang mau aku omongin." ucap Yerin mendadak sendu. Wanita itu sedikit merunduk, "Kamu... jawab jujur, ya?"
Daniel tersentak, "A-apa sih kamu?"
"Jawab jujur, ya?"
Pria bermata sipit itu sontak membungkam. Tidak ada sahutan dari bibirnya, yang ada hanya perasaan gundah dan bersalah yang kini bersarang di hatinya.
"Daniel, kamu sayang aku?"
"Tentu. Aku sayang kamu Yerin sampai kapan pun." jawab Daniel mantap. Dan juga Sooyoung sampai kapan pun. Batin Daniel.
Yerin tersenyum tipis, "Terus kapan kamu lamar aku?" tanya Yerin yang sontak membuat Daniel terkejut.
"B-belum tau. Belum tau, sayang. Nanti pasti aku usahain secepatnya."
Tanpa aba-aba, Yerin langsung memeluk Daniel, "Daniel, aku sayang sama kamu banget!!" seru Yerin. "Eh, aku seminggu mau liburan ke Tokyo." ucap Yerin.
Diam-diam Daniel menggulum senyuman tipis. []
—— ❄ ——
Hmm baru update setelah sebulan lamanya... Enaknya lanjut apa nggak, ya??? Aku rada ragu sih....