Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lo beneran bakal rebut Sooyoung dari gua, Seong? Lo tau kan kalau gue nggak akan pernah ngelepasin apa yang udah gue punya, sekali pun ke sahabat gue. Tau kan?"
Seongwoo mendecih, "So iye ya lu kalau ngomong. Pernah nggak lo peduli sama ngertiin perasaan dia?"
Daniel tersenyum sinis, "Gue selalu ngertiin dan peduli sama dia! Dia aja yang nggak bisa puas sama apa yang udah gue kasih, Seong." balas Daniel.
"Lo nggak ngerasain jadi gue. Ngebagi satu perasaan jadi dua sekaligus."
"Kalau gitu putusin dua-duanya, kalau lo emang nggak sanggup lagi. Dan asal lo tahu, Niel, gua nggak akan pernah ngerasain posisi lo. Sampai kapan pun."
Daniel mengangkat alis, "See? Sekarang malah lo yang berperilaku so iye."
Seongwoo mulai naik pitam. Bagaimana tidak, orang yang berada di hadapannya ini benar-benar minta di jotos. Super duper menyebalkan.
"Apa yang lo lakuin itu, bukan cuman nyakitin salah satunya tapi keduanya. Lambat laun, Yerin juga bakalan tau."
Daniel terdiam sejenak.
"Sooyoung? Dia udah cukup ngebatin buat saat ini. Dan apa yang bakalan Yerin lakuin kalau dia tahu selingkuhan lo, hah? Sooyoung dapet hinaan sama cacian. Sakit dia dua kali, man. Lo punya otak? Pake tuh buat mikir."
Daniel mati kutu. Lagi dan lagi. Ia hanya bisa menatap Seongwoo dengan tatapan yang tidak dapat di jelaskan. Antara terima dan tidak dengan ucapan yang Seongwoo lontarkan.
Seongwoo menepuk pelan bahu Daniel, "Gue sahabat lo sampai kapan pun dan gue pengen lo selalu bahagia, tapi bukan gini caranya, Niel."
Setelahnya Seongwoo lebih memilih keluar dari ruangan Daniel. Namun sebelum itu ia sempat mengucapkan beberapa rentetan kata yang membuat Daniel makin bimbang.
"Sekarang lo tinggal pilih, Yerin atau Sooyoung? Atau lo mau percayain gue buat jagain Sooyoung-nyalo?"
—— ❄ ——
"Soo, murung kenapa sih? Lo daritadi ngelamun mulu, diem mulu."
Sooyoung tersentak sesaat. Jennie yang berada disampingnya hanya bisa mendengus pelan melihat tingkah sahabatnya ini. Pasti Daniel lagi.
Sooyoung masih terdiam. Lalu kembali melamun lagi, entah untuk keberapa kalinya ia melamun hari ini.
Jennie berdecak sebal, "Ck, putusin si Daniel, Soo. Lo tuh—Ck, Buat apa lo bertahan sendirian? Lo capek, kan? Berhenti sekarang juga. Nggak usah so kuat, nggak usah so tegar. Gue tau lo."
Skakmat.
Sooyoung menatap Jennie dengan mata yang berkaca-kaca. Apa yang di ucapkan Jennie memang benar adanya. Bahkan sebelum Jennie mengatakan nya pun Sooyoung sudah sempat memikirkan betapa bodohnya dia saat menerima Daniel begitu saja.