O4

1.2K 276 81
                                    

"Gila ya lo, Niel," ucap Ong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gila ya lo, Niel," ucap Ong. "Mending daripada lo kacau begini, putusin aja dua-duanya! Maruk amat sih lo!"

Daniel mendesah, "Ah, nggak bisa! Gue sayang dua-duanya, Seongwoo!" ucap Daniel seraya mengacak rambut nya frustasi. Pria itu lantas merengek, "Seongwoo!! Gue gilaaaaa!! Tolong!"

Ong Seongwoo mendecih pelan, "Cuih, lo mah gila gegara banyak cewek! Mana mau gua nolongin elu!"

"Terus gua mesti gimana?"

"Putusin salah satu atau putusin dua-duanya. Itu doang, apa susah?"

Lagi-lagi Daniel mendesah, "Nggak! Nggak bisa, nggak bisa. Gue sayang Yerin, gue sayang Sooyoung juga."

"Ah elah, mending satu buat gue, Niel. Lo nggak rugi, kan?" Ong menyeringai.

Daniel langsung menatap Ong dengan tajam, "Kagak, sampe kapan pun lu nggak bisa dapetin salah satu dari mereka. Mereka punya gue, oke."

"Selagi janur kuning belum melengkung, gua masih bisa kan rebut Sooyoung dari lu?"

Setelah mengucapkan kalimat itu, Ong langsung pergi keluar dari ruangan Daniel. Menyisakan Daniel yang sedikit kesal dengan ucapan sahabatnya yang satu ini. Tenang, si Seongwoo kampret cuma bercanda. Batin Daniel.




—— ❄ ——


"Oh! Kak Ong, kok ngagetin banget? Tumbenan kesini, ada apa, kak?"

Sooyoung lantas menyapa Ong dengan ramah. Lalu, mempersilahkan Ong untuk duduk di sofa dekat meja kerjanya. Sesekali, tanpa Sooyoung sadari Ong tengah tersenyum simpul.

"Hehehe, kebetulan saya lewat sini. Eh, keinget sama kamu. Jadinya saya mampir ke butik." ucap Seongwoo.

Sooyoung terkekeh pelan, "Oh, gitu. Wah, saya tersanjung loh kak diinget sama kak Ong, hahahaha."

Seongwoo pun ikut tertawa saat melihat Sooyoung tertawa. Baginya, Sooyoung sudah ia anggap layaknya adik sendiri, untuk saat ini tentunya, besok? Ong mana tahu.

"Kak Ong, nggak sama Daniel, ya?"

Seongwoo menggelengkan kepalanya, lalu menatap keluar jendela, "Nggak. Kan kamu tahu kalau pacar kamu itu sibuk orangnya. Iya, kan?"

"Hm, ya begitu deh."

"Kamu... nggak capek, Soo?" tanya Ong tiba-tiba. Sooyoung menautkan kedua alisnya sambil menatap Seongwoo bingung. "Kamu nggak capek ada di posisi ini?"

Seolah paham dengan maksud perkataan Seongwoo, Sooyoung lantas menggeleng, "Oh itu, saya..."

Seongwoo menatap Sooyoung dengan tampang penasaran.

Wanita itu tersenyum tipis, "Saya nggak capek kok, kak. Mau gimana lagi, saya udah terlalu sayang sama dia."

"Kamu nggak mau coba sayang sama saya?" tanya Seongwoo.

Sooyoung langsung membulatkan kedua bola matanya, "H-hah?"

Seongwoo tertawa renyah, "Nggak, nggak, saya bercanda. Tapi kalau kamu mau serius, saya bisa menjamin buat kasih kamu perasaan yang lebih."

Mampus. Kalau begini caranya yang ada Sooyoung bisa terlihat salah tingkah! Ong Seongwoo memang susah di tebak. Lantas, Sooyoung sedikit menengok ke arah luar jendela guna menghilangkan kegugupannya.

"Sooyoung," panggil Seongwoo. "Saya tau kamu sayang sama Daniel, tapi... menurut saya, sayang kamu ke Daniel itu ngebutain segalanya. Terutama, hati kamu yang jadi gelap dan nggak peduli sama keadaan di luar sana."

Sooyoung terdiam.

"Saya nggak maksud memperburuk citra Daniel di depan kamu, tapi saya disini hanya nggak mau kamu terlalu nahan sakit ini sendiri."

Setelahnya, Seongwoo bangkit dari duduknya lalu memberikan seulas senyuman tipis ke arah Sooyoung, "Untuk masalah tadi, saya serius Sooyoung. Hati saya selalu terbuka untuk kamu," ucap Seongwoo. "Kamu nggak usah khawatir, ada saya disini. Kalau gitu, saya pulang dulu, ya?"

"U-uh? Saya juga kebetulan mau pulang, kak." ucap Sooyoung berusaha sesantai mungkin. Wanita itu sedikit merapihkan rambutnya, lalu berjalan mendahului Seongwoo.

Seongwoo menyamai langkah kakinya dengan langkah kaki Sooyoung, "Mau saya antar pulang?" []

—— ❄ ——



Selamat membaca!¡!

SephiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang