PROLOGUE

27 1 2
                                    

Lihat A/N di bawah

______________________________________

Cahaya putih dan ungu bersinar terang memenuhi ruangan itu. Sumbernya berasal dari sebuah lingkaran di lantai ruangan itu. Cahaya itu berbentuk vertikal dan sepertinya menembus atap dan terus kelangit—and beyond—dengan bentuk sesuai lingkaran itu.

Tak jauh dari lingkaran ajaib itu, berdiri seorang remaja perempuan yang berdiri dengan gagah, menatap cahaya itu tanpa berkedip dan tanpa merasa silau.

Sesuatu terbentuk dalam cahaya itu. Pada saat itu juga, sang remaja beraksi dengan melompat tinggi ditambah salto saat tangannya menangkap objek itu sebelum mendarat dengan sempurna di kedua kakinya.

Di genggamannya, terdapat sebuah raket bulu tangkis berwarna putih dengan warna ungu berbentuk sabit di frame-nya, ditambah blades di satu sisi berbentuk seperti quills nya Sonic tapi hanya ada 3 mata(bagian tajamnya :v karena kan kalau pedang bisa disebut mata pedang kalau ini author bingung :v).

Dia berdiri tegak, menatap raketnya sebelum senyuman terukir pada bibirnya.

Tiba-tiba scene berganti di mana perempuan itu melompat dengan lincahnya kesana kemari diikuti dengan ayunan raketnya yang menghancurkan ratusan robot-robot yang 5 kali ukurannya. Ledakan demi ledakan dari seluruh robot yang telah ditebas olehnya terus bergema. Hingga ia mencapai robot terakhir dan dengan mudahnya menghancurkan robot itu.

Lagi-lagi ia mendarat dengan sempurna seraya menatap tajam pada satu robot lagi yang jauh lebih besar.

Dia mundur beberapa langkah sebelum berlari dengan kecepatan yang mengejutkan yang dilanjutkan dengan lompatan yang tinggi.

Dia menarik lengannya kebelakang sebelum memberikan serangannya.

Lalu—

KRIIIIIIIING!

"AAAAAHHH!" Bruk!

Ouch. Itu pasti sakit.

Aranite terjatuh kepala dahulu ke lantai dan sedang merintih kesakitan sambil memegang kepalanya.

Matanya terbuka lebar sebelum ia duduk tegak dan melirik pada jamnya.

05.00

Dia menatap jam itu jengkel dan mematikan alarmnya. Lalu ia kembali menghempaskan tubuhnya ke kasur.

Masih lama sebelum jam setengah 6. Batinnya sebelum kembali memejamkan matanya dan bukannya tidur, memikirkan mimpinya barusan.

"Tadi itu keren banget..." Ujarnya pelan, kembali membuka matanya. "Aku jadi superhero!"

Dia sibuk mengulang kembali mimpinya dan sesekali terkikik sendiri saking semangatnya. Tidak seperti teman-temannya yang tidak percaya akan magic atau segala macam, Aranite sangat yakin dirinya dapat menjadi superhero suatu hari. Dan mimpi itu menjadi motivasinya.

Tetapi jika diperhatikan, kalaupun kekuatan atau mukjizat bagi manusia itu memang nyata, Aranite sangat tidak pantas menjadi superhero. Dia terlalu ceroboh. Nilainya hanya bagus di pelajaran Bahasa Inggris. Dan dia tidak bisa menganggap apapun serius.

Ya, dialah Aranite Verdine. Seorang gadis berumur 14 tahun yang menghabiskan hidupnya dengan banyak bermain bulu tangkis dan bermimpi dirinya menjadi superhero.

Tapi tentu saja mama harus merusak masa-masa indahnya.

"Ara! Bangun!"

Aranite mendengus kesal tapi menyibak selimutnya dari tubuhnya dan beranjak duduk di pinggir kasurnya.

"Iya!"

Setelah beberapa detik, ia bangkit dan segera berjalan keluar kamarnya.

Siap memulai hari-hari di personal hell nya.

_____________________________________

Yuhuuuu!

Hehe, ketemu lagi~

NEW STORY !

Lagi coba-coba bikin cerita action
:3

Hope you like it~

Story by: ReidinaShyffa
Cover by: creativeartblock
VOTE AND COMMENTS ALLOWED 😋

P.S Cerita ini akan di update bersama The Revenge of Magnus menurut otak author dapat idenya yang mana. Ada saat-saat di mana author slow update karena hidup ini yang yang agak sibuk :v

RacketeerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang