Penyakit TYPO lagi kumat. Mohon maklumi :v.
Juga maaf late banget update nya 🙏🙏🙏😿
____________________________________
Yang Racket ketahui saat ia kembali adalah ia sedang berada dalam genggaman Aranite yang mengenakan jaket hoodie dan kacamata hitam ditambah masker. Ia jadi terlihat seperti teroris di mata Racket.
"What the hell?" Ucap Racket, menghentikan langkah Aranite.
"Akhirnya hatimu terbuka untuk bergabung pada malam yang semi-cerah ini." Aranite pun terbatuk kecil.
"Kenapa pula kau terlihat seperti teroris?" Racket mengangkat alis.
"Kau ini... Sama pemilik kok tidak sopan..." Dengus Aranite. "Jaket ini karena dingin. Dan masker karena aku sedikit flu, dan malam ini dingin."
"....kenapa pakai kacamata hitam kalau sudah malam?" Racket bertanya lagi, semakin tidak mengerti dengan tingkah laku Aranite. "Dan lagi, kalau flu kenapa malah keluar di malam dingin gini?"
"Pertama, aku punya night vision. Kedua, aku bosan!" Aranite-pun cemberut. "Juga, aku ada feeling Anidier akan menyerang lagi."
"Woah, benarkah? Akhirnya!" Wajah semangat Racket hilang dan dia mengerutkan kening lagi. "Dari mana kau dapat night vision?"
"Uhm... Mungkin karena kau datang ke hidupku, aku jadi mendapat beberapa hal yang berguna." Ujar Aranite. "Aku tiba-tiba tidak ceroboh, dan..."
Racket memotong. "Waktu aku tidak di sini, kau mengalahkan dua monster sendirian dan tidak menunjukkan kecerobohan sedikitpun. Tidak mungkin juga aku tiba-tiba memberimu kekuatan. Kalau itu memang terjadi, pasti aku merasakan suatu hubungan tak nampak di antara kita, kan? Juga pasti orang-orang di duniaku akan berkata sesuatu soal itu."
"...kalau dipikir-pikir memang gelap ya..." Gumam Aranite melepas kacamatanya. Ia mengeluarkan kacamata bening dan beraksesoris miliknya yang biasa dan mengenakannya. Racket mendengus.
"Coba kalau aku tidak sebut-sebut, sebentar lagi kau akan terpeleset dan mati." Katanya. "Bagus aku kembali saat kau belum jauh dari rumah."
"Ya, ya, whatever." Aranite memutar bola matanya.
"Jadi..." Racket sengaja menggantung kalimatnya.
"Jadi...?" Aranite malah bertanya.
"Berapa lama kita harus menunggu?"
"Oh, tenanglah. Paling hanya beberapa menit. Bagaimanapun Anidier menyerang, suaranya pasti terdengar dari manapun." Aranite lalu mulai berlari lagi.
"Hm... Ada benarnya juga, sih."
Sesuai perkataannya, tidak lama Anidier menampakkan dirinya. Saat Aranite sedang berhenti karena insting, Anidier, di dalam sebuah robot besar, mendarat tepat beberapa kaki dari Aranite.
"Hah?" Anidier yang hendak membacakan pidato "Hari Akhir bagi Racketeer" berhenti kala melihat pakaian dan tampang Aranite. "Uhm... Maaf, apakah aku salah orang?"
Aranite mendecakkan lidah. "Sejak kapan orang sepertimu meminta maaf?"
Anidier menyeringai lagi. "Ohohoho! Aku sudah tahu itu kau, Racketeer! Akhirnya kau memiliki style yang bagus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Racketeer
AventuraSemua berawal dari sebuah mimpi yang aneh dan sangat tidak biasa. Tentu, siapapun akan berpikir itu hanya sebuah mimpi yang teramat menyenangkan dan patut diingat tapi tidak bagi perempuan yang satu ini. Dia begitu yakin mimpinya akan menjadi nyata...