CHAPTER 3: First Ever Serious Enemy

9 0 1
                                    

"RACKETEER HAS ENTERED THE STAGE!"

Aranite menerjang cepat dengan Racket siap untuk diayunkan. Dia membetulkan posisi lengan kirinya di depan dada kanan dan mengayunkannya.

Perempuan itu terlihat terkejut sejenak tapi sempat menghindarinya dengan menunduk dan hendak meninju perut Aranite.

"Tch!" Gertak Aranite sebelum menendang perempuan itu. "Ha!"

Perempuan itu berseru kaget dan sedikit kesakitan. Aranite melompat menjauh darinya.

"Lumayan." Ucap perempuan itu. "Oh ya, asal kau tahu... Namaku Inalia. Salam kenal, Musketeer."

"Bodoh! Namaku RACKETEER!" Bentak Aranite tidak terima. "Dan itu memang diambil dari kata-kata 'musketeer', sih."

"Terserahlah!" Sahut Inalia sebelum melompat cukup jauh pada Aranite.

Aranite menunduk dari tendangan musuhnya itu dan mengayunkan Racket. Tapi saat blades-nya hampir menyentuh Inalia, Aranite ragu dan memutar Racket agar Inalia mengenai bagian tanpa blades. Inalia mengeluarkan suara seperti "Urgh!" Sebelum terjatuh ke tanah.

Aranite, untuk menambah efek dalam jatuhnya Inalia, melompat dan menggunakan bokong Inalia untuk memberi dirinya boost agar dapat memanjat balkon rumah seseorang.

Inalia terjatuh dan menghantam tanah cukup keras.

Aranite menggunakan ujung atap rumah itu untuk naik ke atap sebelum dengan cepat berlari dari area itu, mengabaikan suara yang dibuat oleh sepatunya karena menginjak darah monster tadi.

Tiba-tiba, ia mendengar seseorang lagi berlari dari belakangnya. Aranite menolehkan kepalanya sedikit untuk melihat Inalia, dengan penampilannya kotor berlari sekuat tenaga pada Aranite. Aranite mengernyitkan dahi dan terus berlari.

"Inalia agresif juga." Komentar Racket melirik pada perempuan yang mengejar Aranite. "Jangan pimpin dia ke rumahmu!"

"Aku tahu itu!" Ungkap Aranite.

"Hey! Sini kau!" Seru Inalia dari belakang.

Aranite menggerutu, mengetahui betapa dekat seruan itu dan berusaha mempercepat larinya.

Sedikit terlambat, sayangnya. Inalia menangkap kerah baju Aranite dan menariknya—bersama rambutnya juga.

"Ah! Ow!" Seru Aranite kesakitan.

Inalia menyeringai dan melepas Aranite dengan tendangan ke punggugn Aranite. Menggunakan dengkulnya.

Aranite berseru nyaring tapi masih dapat menghentikan dirinya dari menabrak suatu tembok kabin rumah orang. Kedua kakinya menyentuh tembok dan dia menggunakannya untuk melayangkan dirinya menuju Inalia dengan kecepatan yang... Cepat.

Dia menghantam tubuh Inalia keras dan menjatuhkan musuhnya ke atap yang diinjak keduanya dan mendekatkan blades Racket ke lehernya, mengancam Inalia untuk tetap diam.

Inalia menegang di bawah Aranite sebelum ia menyeringai licik. "Mari kita lanjutkan lain kali."

Lalu ia menghilang begitu saja.

RacketeerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang