Aku duduk termangu di sebuah cafe pinggir jalan sendirian dengan segelas teh yang telah mendingin dan piring kosong bekas cake yang tadi aku pesan. Di luar cafe, hujan turun dengan deras, aku dibuatnya malas untuk pergi ke tempat latihan. Walaupun cafe sudah dilengkapi dengan penghangat ruangan, rasanya dingin masih saja menusuk tulangku sehingga membuatku malas untuk beranjak.
Ponsel diatas meja bergetar dan layarnya menampakkan sebuah nama, Ha Reum, ah wanita itu pasti menyuruhku datang sekarang juga. Jika dia bukan teman yang merangkap pelatihku, tentu akan kubiarkan panggilan itu tanpa jawaban.
"Ya ada apa Ha Reum?" Tanyaku langsung.
Ha Reum mendecak dari seberang sana. "Kau sudah tau apa yang akan ku katakan bukan?"
"Aku masih di cafe biasa dan aku terjebak hujan."
"Ayolah, sudah ada teknologi payung saat ini, dan kau selalu membawa barang itu bahkan saat musim panas sekaligus."
Mataku melirik ke dalam tote bag di sebelahku dan ya memang benar di dalam sana selalu ada payung. "Jujur saja Ha Reum, aku malas latihan." Ujarku sembari menyesap teh yang tidak lagi hangat. "Biarkan aku membolos hari ini."
Aku mendengar Ha Reum menghela napas kesal. "Ya! Apa kau bodoh?! Hari ini adalah hari penting, kau akan dievaluasi apakah layak untuk debut atau tidak!"
"Ya aku tau, itu sebabnya aku malas."
"Kau malas evaluasi atau karena dia akan datang?"
Aku susah payah menelan ludahku dan tidak menjawab pertanyaan Ha Reum untuk sesaat.
"Ayolah, kau memang harus menemuinya barang sekali, supaya semuanya jelas." Kali ini aku yang menghembuskan napas frustasi.
Semangatku untuk debut sebenarnya sudah menguap belakangan ini, aku hanya pergi latihan untuk sekedar melenturkan tubuhku yang memang hanya kugunakan untuk berbaring diatas kasur seharian. Sebenarnya bisa saja aku kuliah saja saat ini, tapi ternyata kuliah benar-benar membosankan dan itu kadang membuatku jengah.
"Aku absen lagi saja hari ini, lagi pula aku tidak berminat debut, biarkan Gang Doo yang debut kali ini." Aku menyebutkan salah satu nama trainee yang memang sangat berambisi untuk debut di setiap evaluasi, tapi sayang bakatnya masih kurang.
"Baiklah, terserah kau, tapi jika nanti sore kau ingin datang untuk sekedar pemanasan datang saja, ruang latihan kosong hari ini." Aku tersenyum lega, setidaknya aku tidak harus bertemu dia. "Tapi untuk informasi saja, Gang Doo masih harus menjadi trainee setahun lagi karena gerakannya masih sangat payah."
Kekehan kecil lolos dari mulutku begitu mendengarnya, dasar pelatih kejam. Setelahnya sambungan telpon terputus karena Ha Reum harus bersiap untuk evaluasi dan aku kembali menikmati suasana hujan dengan secangkir teh dingin.
***
"Ya pakai saja, usir saja jika ada trainee lain yang memakai ruang latihan, mereka belum izin padaku jadi kau bisa mengusir mereka dengan tenang."
Perkataan Ha Reum tadi memberi lampu hijau untukku menggunakan ruang latihan tanpa gangguan trainee lain.
Aku memasuki ruang latihan dan menyalakan lampunya. Ruang latihan yang kugunakan bukan ruang latihan utama, ukurannya pun kecil, mungkin hanya cukup menampung lima orang.
Setelah melakukan pemanasan, aku menyalakan musik untuk mengiringiku latihan. Lagu pertama yang wajib untuk diputar adalah Fire milik BTS yang memang satu agensi denganku, ah ralat aku yang seagensi dengan mereka. Memang sangat menguras tenaga, hanya saja gerakannya sangat energic dan cocok untuk mengawali latihan.