SJ - It's Okay If I'm With You

1K 48 0
                                    

"Hei bangunlah." Suara lembut itu terdengar persis di telingaku, aku juga merasakan tubuhku diguncang pelan membuatku menggumam tak jelas karena masih enggan kembali dari dunia mimpi.

Namun tiba-tiba saja pipi sebelah kananku dikecup membuat kesadaranku kembali seketika dan menoleh demi melihat sang pelaku yang seenaknya mencium pipiku. Aku lega begitu yang kulihat adalah SeokJin yang pagi-pagi begini telah rapih dengan kaus putih yang sangat pas di tubuhnya, ah tampan sekali.

"Ada apa datang pagi-pagi?" Tanyaku yang malah mendapat tatapan manis darinya.

Aku hanya beringsut maju mendekat kearahnya dah menenggelamkan wajahku di dada bidangnya dan Seokjin balas memelukku seperti guling. Wangi parfumnya langsung menyeruak ke indra penciumanku memberikan rasa nyaman di Sabtu pagiku.

"Kau tak ingin bangun?" Aku menggeleng pelan kemudian mengeratkan pelukanku padanya. "Memangnya kemarin malam kau pulang jam berapa?"

"Entah." Jawabku singkat.

"Bangunlah, aku sudah memasak makanan untukmu."

Aku mendongakkan kepalaku menatapnya tak percaya, kepala Seokjin menunduk dan memberi kecupan singkat di dahiku kemudian senyuman lebar terukir di wajahnya yang sangat berseri pagi ini.

"Kau sudah memasak makanan?" Seokjin mengangguk mengiyakan. "Pagi-pagi?" Seokjin kembali mengangguk. "Di apartemenku?" Untuk terakhir kalinya aku bertanya memastikan.

"Iya, aku memasak makanan untukmu, pagi-pagi dan memasaknya di apartemenmu."

"Ya SeokJin! Aku sayang sekali padamu." Ujarku sembari mengusak wajahku di dada bidangnya.

"Aku tidak akan sayang lagi padamu jika kau kembali tidur dan tidak sarapan denganku." Ancamnya dengan nada lembut. "Ayolah bangun, aku sudah lapar."

Aku mendengus lantas bangkit terduduk dan merenggangkan otot-ototku. Seokjin juga ikut duduk, bedanya dia hanya memperhatikan wajah bantalku yang mengundang senyum jenaka darinya.

"Bagaimana kau bisa bangun dengan wajah kusut seperti itu? Cepat cuci wajahmu itu."

"Seokjin kau ini seperti seorang ahjumma." Cibirku. "Dengan wajahku yang seperti ini kau juga masih menyukaiku kan?"

"Kata siapa?" Wajahnya sungguh menyebalkan, untung saja dia kekasihku kalau tidak sudah ku tendang jauh-jauh.

"Ya! Pergi kau dari apartemenku!"

"Cepatlah tuan putri, aku akan menunggumu di meja makan."

Setelah mencuci wajah dan berkumur-kumur, kesadaranku sudah pulih sepenuhnya. Seokjin sedang sibuk dengan ponselnya saat aku berjalan menghampirinya di meja makan, begitu melihatku mendekat Seokjin langsung menaruh ponselnya dan menatapku penuh senyum. Aku suka kebiasannya untuk mengesampingkan urusan pekerjaannya saat sedang bersamaku.

"Kenapa kau suka sekali tersenyum hah? Kau begitu pada setiap orang?" Tanyaku begitu sudah duduk berhadapan dengannya.

"Tersenyum itu perbuatan baik, apa aku salah jika melakukannya?"

"Tidak sih, tapi jika kau terus tersenyum begitu, tidak ada yang spesial saat kau tersenyum padaku nanti."

"Tenanglah, aku punya senyum tersendiri untukmu. Sekarang ayo kita makan!"

Dengan telaten SeokJin menyiapkan makanan untukku. Aku tidak heran begitu melihat cukup banyak makanan yang disediakannya karena sebagian besar pasti dirinya bawa dari dorm, entah itu pemberian member lainnya atau makanan yang sengaja dibuat cukup banyak olehnya di dorm untuk dibawa ketempatku seperti sekarang dan sisanya dihibahkan untuk member lainnya.

"Kau libur hari ini?" Tanyaku begitu kami selesai sarapan dan saat ini sedang duduk di sofa ruang tv menikmati teh hangat yang dibuat sesaat setelah selesai sarapan oleh SeokJin.

Dirinya tampak berpikir sejenak. "Ya bisa dibilang begitu."

"Kenapa 'ya bisa dibilang begitu', kau ada latihan nanti?"

Wajahnya menunduk lesu. "Tidak." Suara yang keluar dari mulutnya terdengar murung.

Aku memutar tubuhku menghadapnya. "Kau kenapa?"

Kapalanya mendongak kearahku, tatapannya yang sendu membuatku khawatir. Sesaat setelahnya SeokJin menaruh gelasnya keatas meja dan langsung memelukku. Wajahnya berada di ceruk leherku, membuatku dapat merasakan dirinya menghela napas panjang.

"Kau kenapa?" Tanyaku lagi, tanganku sibuk mengusap punggungnya pelan. "Penampilanmu kemarin baik-baik saja, tidak ada yang salah."

"Kakiku terkilir."

Aku sedikit terkejut dan melirik kedua kakinya. Benar saja kaki sebelah kanannya terbalut perban elastis. Kenapa aku baru menyadarinya? Dan tadi dia menyempatkan memasak disaat keadaannya seperti itu? Ya! Yang benar saja!

"Kenapa kau malah datang pagi-pagi kesini dan membuatkanku makanan? Bukankah sakit saat kau pakai untuk berjalan-jalan? Seharusnya kau istirahat saja." Ucapku lembut, aku tak ingin seperti kebanyakan orang yang malah akan mengomel saat kekasihnya menyembunyikan kesakitannya, aku ingin selalu sabar saat berada disisinya yang sedang seperti sekarang ini.

SeokJin melepas pelukannya kemudian memandangku dengan senyum lebarnya, tangannya mengusap pelan pipi kananku. "Lebih baik begini, saat bersamamu sakitnya hilang."

Sebenarnya aku sudah terbiasa dengan kata-katanya yang seperti itu, tapi tetap saja hatiku dibuatnya berdebar tak karuan.

Aku meraih tangannya yang masih mengusap lembut pipiku kemudian menggenggamnya dengan kedua tanganku. "Mau ku antar ke rumah sakit?"

"Jungkook bilang aku hanya perlu beristirahat seminggu."

"Ya! Memangnya siapa Jungkook itu? Apa dia doktermu? Kalau begini keadaannya kau tetap harus memeriksanya." Omelku karena dia lebih memilih mendengar perkataan si maknae dan tidak segera memeriksa keadaannya ke dokter.

"Baiklah, baiklah." SeokJin membaringkan tubuhnya dan menaruh kepala besarnya di pangkuanku, matanya lurus menatapku. "Aku akan pergi ke rumah sakit bersamamu, tapi aku ingin tidur sebentar."

"Ya, tidurlah." Tanganku mengelus rambut kecoklatan miliknya, memberikan rasa nyaman agar dirinya segera terlelap. "Aku akan membangunkanmu saat siang untuk pergi ke dokter."

"Hmm." Gumamnya dengan mata yang sudah terpejam.

Tanganku menyelipkan rambutku kebelakang, kemudian mendekatkan wajahku padanya untuk memberikan kecupan ringan di kening pria itu. Senyumnya mengembang kemudian kedua tangannya meraih wajahku, membawanya mendekat lagi untuk memberikan ciuman singkat di bibirku.

"Saranghae."

BTS Imagine [ONESHOOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang