30 Tahun_1

30.6K 1.6K 140
                                    

Astaghfirullah,

Ya Allah

Ya Rabbi

Tanggal berapa ini?!!!

25 Maret, artinya 30 tahun. Matilah saja kau Putri!!

Happy birthday to you

Happy birthday to you

Ponsel sialan, kenapa bisa bersuara seakan mengejek gue yang sudah memasuki usia, ah jangan lanjutkan!! Gue ambil kasar ponsel putih gue, dan akan melemparkannya ketika gue ingat cicilan yang kurang sebulan lagi.

Poor you Putri

Okey, kenalin gue Putri Kalina Prameswari. Jangan tanyakan kapan gue lahir, dan usia berapa gue sakarang. Karena hal yang paling gue benci ketika usia gue ada angka tiganya. Entah kenapa, tapi gue benci angka tiga!

Drrd

Drdd

Gue lirik jam, sebelum kembali melihat ponsel. Hari Sabtu pagi, dan si wanita kampret yang sayangnya jadi sahabat gue sedang memanggil gue lewat ponsel.

"Selamat jadi tua sista!!" Teriaknya dari seberang, membuat gue ingin menggeplak kepalanya sekarang juga. Heran, jenisnya perempuan, kelakuannya masyaallah. Dan belum sempat dia meneruskan, gue langsung matiin aja tuh sambungan telpon.

Biar dah dianggap sahabat jahanam atau apapun itulah, pokoknya gue marah karena udah diingetin umur gue. Tuh kan umur lagi, bisa gak hari saja kita skip harinya menjadi tanggal 26.

Drrd

Drrd

Getar ponsel itu kembali, dan yang menghubungi juga manusia yang sama. Astagfirullah, jangan sampe di umur baru gue ini gue menjadi narapidana karena menganiaya manusia macam Fitri ini.

Gue geser kasar layar ponsel sebelum menaruhnya di telinga, "JAHAT!! Pulsa gue hilang sebelum dipaketin!" Teriak Fitri diseberang sana.

Okey, gue hanya punya satu teman dan sahabat namanya Fitri Karlina Putri. Nama kami pun hampir sama, jadi jangan heran kami bersahabat lama. Gue gak butuh banyak teman, satu yang somplak macem Fitri cukup untuk menemani 30 tahun hidup gue.

Hambar banget hidup, lo? Kata siapa? Karena menurut gue, semakin Lo banyak teman, semakin banyak juga Lo punya musuh. Ingat, teman berpotensial menjadi musuh utama kita. Sombong banget hidup gue? Hahaha, gue realistis. Gue gak mau membuat hidup gue banyak masalah karena ulah teman yang berubah menjadi masalah.

"Hey perawan tua! Lo dengerin gue kagak?" Teriakan disana, membuat gue mendengus sebal.

"Denger," jawab gue bohong. "Ya udah, ntar malem jemput gue. Gue males di rumah."

"Siap komandan!!" Setelah mengucapkan itu, Fitri langsung menutup panggilannya.

***

Pukul enam pagi di hari weekend, dan gue sudah mandi dengan pakaian bersih. Jangan salah, walaupun gue jadi karyawan di suatu bank swasta. Kodrat menjadi anak perempuan Ibu tidak bisa diganggu gugat. Entah itu hari Senin atau Minggu, gue wajib fardhu ain bangun dan mandi di pagi hari.

Perempuan sekali? Oh tentu. Mangkanya banyak orang yang mengenal gue heran, kenapa gue belum nikah sampe sekarang. Mereka bingung, apalagi gue!! Mungkin suami gue masih berada di dalam rahim ibunya sampai tak pernah kelihatan di permukaan bumi.

"Masak apa, buk?"

Nah ini dia ibu gue, Bu Hari Setyowati, tapi lebih seneng di panggil Bu Budi. Karena bapak gue namanya Budi Fatahillah. Gak nyambung, kan? Tapi kata ibu gue, keren aja gitu. Padahal menurut gue, aneh jadinya.

Wanita 30 Tahun  (Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang