30 tahun, apa sih yang kalian pikirkan di usia seperti itu. Memiliki karir sukses, dengan sebuah keluarga kecil yang menanti di rumah. Huh, memikirkan itu saja gue sudah tidak bisa.
"Kira-kira, dia dateng gak ya Put?" Tanya Fitri, ketika mobilnya memasuki area Majid megah di kawasan Bintaro.
Gue menoleh sejenak pada sahabat karib gue ini. Dia cantik, Sholeha dan tentunya sukses dengan online shopnya. Namun, hingga saat ini jodohnya belum datang. Padahal jika melihat sepak terjangnya dulu, si Fitri ini memiliki banyak sekali penggemar pria. Namun sekarang? Ada sih beberapa, tapi ya gitu tak sesuai dengan kriteria.
Benar kata Ibu dulu, jika dianalogikan mekar-mekarnya seorang perempuan yaitu usia 21 hingga 25. Setelah itu, ya seperti bunga setelah mekar tunggu saja hingga layunya. Dulu gue tidak setuju dengan analogi yang sudah terlalu kuno di jaman milenium seperti sekarang. Namun, sekolot apapun pikiran orang tua, pasti akan ada benarnya di kemudian hari.
"Niat Lo sih gitu, gimana jodoh bakal dateng nyamperin, Lo!" Seru gue tak setuju, tapi apa daya ketika Fitri tak peduli dengan ucapan gue.
"Niat yang pertama Dateng ke majelis taklim, niat kedua nyari jodoh. Ya siapa tahu kan, diantara salah satu niat itu diijabah sama Allah."
Jawaban yang super sekali pemirsah!!
Padahal jika dilihat niat awalnya berhijrah dan menjadi mbak ukhti gara-gara dia keseringan belanja gamis di shopee dulu. Dan hikmahnya sekarang dia bisa menjadi leseler baju gamis. Memang luar biasa jalan takdir Allah."Terserah lo dah, Fit." Kata gue, kemudian turun dari mobil.
Mungkin bagi sebagian orang di jaman sekarang, mencari jodoh yang baik itu bisa kalian cari di lingkungan yang baik seperti masjid contohnya. Dan itu dilakukan Sabahat gue satu itu.
Kami memasuki pelataran masjid yang terlihat ramai, padahal jika dilihat ini adalah malam Minggu yang biasanya akan ramai di tempat tongkrongan anak muda.
"Rame, ya." Komentar gue ketika mendapati banyaknya muda-mudi yang memasuki serambi masjid.
"Banget, dan Lo tau?"
"Gak tau," satu pukulan keras langsung mendarat di lengan gue.
"Dengerin dulu!" Omel Fitri yang terlihat seperti mak-mak gemes.
"Iya gue dengerin, cepet ngomong."
Fitri mendengus, tangannya langsung menggandeng tangan gue dengan langkah mendekati masjid. "Ini itu seperti sesi perjodohan Allah pada manusia baik kayak kita."
Gue langsung berhenti di tempat, dan melihat Fitri yang cengengesan melihat gue. "Maksud Lo?"
"Gue mau ta'aruf."
"WHAT??!!!!
****
Hari Senin awal bulan itu hari tersibuk se Bumi! Inget se BUMI! Gue yang sejak tadi pagi belum sarapan sekarang masih harus kerja disaat makan siang sudah lewat depan mata begitu saja. Oh ya Allah, kenapa hidup gue begini amat yak.
Kadang gue bingung sama hidup gue sendiri, apa sih yang Lo cari selama ini. Uang? Kebahagiaan? Atau hanya ambisi?
"Sudah, Bu Put." Kata anak buah gue yang merapikan beberapa kertas yang tadi ia sodorkan pada gue.
Mungkin banyak orang berpikir berkarir hingga mendapatkan posisi yang lumayan seperti meneger di suatu bank itu adalah pencapaian yang luar biasa untuk seorang perempuan. Setengah tahun lalu gue merasakan itu, namun sekarang hal itu menjadi hambar tak berarti bagi gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita 30 Tahun (Ebook)
ChickLitMenjadi seorang wanita itu tak mudah, apalagi ketika usiamu bertambah setiap tahunnya tanpa memiliki pasangan yang menjadi patokan hidup berbahagia bermasyarakat. Menikah itu pilihan, dan pilihannya tergantung pada Tuhan. Dan ketika gue merasa dia p...