"janji ku akan tetap sama dan selalu ada. tak peduli seperti apa dan bagaimana dunia"
Dahulu mereka hanyalah 2 anak kecil yang berlompatan ketika ada serangga diatas kelopak bunga, atau ikan kecil yang berlomba didalam kolam,mungkin sedang berkompetisi menurut mereka.
"By ikan yang itu ketinggalan, kasiannnnn," Dea kecil yang sedaritadi memperhatikan kerumunan ikan merasa kasihan pada salah satu dari mereka.
"biarin ajasih, udah yukk pulang aja takut dicariin mama, udah sore" Byan kecil yang sangat sayang pada mama nya ini sudah lelah melihat Dea yang kerjaan nya hanya menganalisa kegiatan para hewan ditaman.
biasanya Dea tidak mau di ajak pulang, jadi By harus mengeluarkan sedikit jurus nya.
"De kalo aku sampe rumah duluan, kamu harus jajanin aku di sekolah!!" segera setelah mengatakan itu Byan kecil nan menggemaskan itu pergi.
Rupanya bakat ia memaksa Dea memang sudah terlatih dari kecil ya..***
Dea duduk di dalam kelas yang sudah kosong karena memang bel pulang sudah berteriak sejak tadi.
"mau bantuin Pak Jono bersih-bersih sekolah?" Tasya Revina, teman dekat Dea yang hampir setiap hari melontarkan kalimat tersebut setiap pulang sekolah.
Dea sangat suka berlama-lama duduk dibangku kelas nya hanya untuk menuliskan puisi yang ia kumpulkan entah untuk apa."neng ayo mau dikunci" Kata Pak Jono, bapak baik hati juga budiman yang dengan senang hati mengunci kelas, serta melakukan tugas tambahan nya; menegur Dea agar pulang.
Setelah mendengar teriakan Pak Jono Dea segera memasukan Buku catatan merah muda nya ke dalam tas dan menggandeng Tasya keluar, "duluan ya pak Jonnn, dadahh!!"
pak Jono hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala nya karena sudah hafal dengan sifat anak perempuan itu: Dea.
"duluan ya De!!", Tasya pergi dengan ayahnya yang sudah menjemput. sekarang hanya Dea sendiri di lobby sekolah.
tak lama setelah itu ponsel Dea berdering.
"iya, halo? kenapa?"
"lo dimana? pasti matung di kelas lagi ya, pulang De"
"iya sebentar pesen ojek dulu"
"gausah, tunggu 10 menit gue sampe disana."percakapan itu selesai sebelum Dea menjawab. iya, Abyan aldric dengan jurus memaksa nya selalu membuat Dea bisa menurut walau kadang menjengkelkan.
Tapi tak apa, setidaknya ia tau kalau By tetap sama seperti Byan yg meninggalkan nya di taman saat usia nya masih 7 tahun kala itu.
walau Byan sangat menjengkelkan, ia tidak pernah menyakiti Dea atau membiarkan Dea tersakiti. walau hanya sedikit.
Byan tidak akan membiarkan seekor nyamuk pun hinggap di tangan Dea, Byan tidak akan membiarkan setetes air hujan pun jatuh ke atas kepala Dea, Byan tidak akan pernah membiarkan air mata dengan jumlah seberapa pun mengalir dari ujung matanya yang indah,
Byan tidak akan pernah membiarkan lekuk senyum di bibir Dea menghilang. itulah Byan, Abyan aldric yang sedingin salju namun dapat berubah jadi sehangat matahari.
hanya ketika beesama Dea."besok-besok sekolah di hutan ajadeh biar gak macet ya", Dea terkejut saat sahabatnya itu tiba-tiba ada didepan matanya.
"gue kan gaminta dijemput, lo yang mau sendiri" ketus Dea."udah ah jangan berantem, yuk jalan. makan dulu yaa!! kalo lo gak ma-"
"kalo gue gak mau lo mau ninggalin? iya?!" Dea sudah bisa menebak isi otak Byan.
"ah elah udh ayo makan dulu ya cantik"
"diem ah jijik, iya."Byan tersenyum tipis dari balik helm nya, senyuman yg sederhana namun mampu meyakinkan semesta kalau ia bahagia.
![](https://img.wattpad.com/cover/142457687-288-k754463.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA
Genç Kurgumustahil kah saat cinta ada di tengah kita? bagiku,tidak. mengapa? karena sampai saat ini cinta belum bisa memilih siapa yang akan jadi tuan nya. karena hingga detik ini cinta belum bisa memutuskan seperti apa alurnya. cerita ini bukan tentang cinta...