tujuh.

56 2 0
                                    

"dari berjuta bintang yang kuberikan, kau tetap saja memilih bersama rembulan"

bintang di langit, tahu tidak?
Byan sudah kembali
dia sudah tidak marah lagi.

semilir angin, lihat tidak?
Byan mengusap pipiku
usapan yang bahkan kain sutra pun kalah lembut.

hei mendung diatas sana, bisa rasakan tidak?
Byan memeluk ku dengan erat dan hangat, sampai-sampai jiwaku terjerat.

semesta nan luas, kau iri tidak?
ketika melihat Byan begitu menyayangiu, akan,selalu,dan terus seperti itu.

begitu Dea menyelesaikan tulisan nya itu, ponsel nya berdering dan menampilkan nomor yang ia tidak tahu siapa pemiliknya

awalnya ia ragu, dan mengabaikan, lalu beberapa saat kemudian line masuk dari seseorang bernama

Rafael.

Dea membaca pesan dari seseorang yang sepertinya Rafa yang ia kenal, karena tadi pagi ia yang meminta id line nya.

Rafa: "Dea?"

Dea: "ini Rafa 11.3 ya?"

Rafa: "bukan, gue Rafa yang dihukum depan tiang bendera hahah"

Dea tertawa kecil membaca pesan Rafa.

kurang lebih 15 menit Dea berbincang dengan Rafa lewat pesan teks, namun Dea menyudahi nya dengan alasan ia ingin tidur.

sebenarnya tidak.

ia berjalan ke balkon kamar nya, tersenyum di sana seolah bulan sedang mengajaknya bercanda.

***

"By kalo nanti udah gede, kamu mau jadi apa?", tanya Dea sembari berloncatan diatas trampolin di taman belakang rumahnya.

"Aku mau punya planet sendiri", jawab Byan.

"aku boleh ikut?", Mimik Dea sangat antusias.

"asal nggak buang sampah sembarangan ya De", ucap Byan disertai senyum menggemaskan nya.

ketika ingatan masa kecilnya muncul kembali dikepala Dea, ia merasa kalau Byan selalu punya cara untuk memancing tawanya.

beberapa saat setelah itu, malam menyaksikan seorang gadis cantik tersenyum dalam tidurnya.

Dialah Dea.

***

esok pagi ketika mentari mengintip dari balik jendela, Dea bangun dengan semangat bersiap-siap ke sekolah.

turun dengan langkah pasti, melahap sarapan hingga piring beling hampir saja tertelan.

setelah ia menyelesaikan ikatan tali sepatunya, Dea terkejut karena seorang laki-laki sudah duduk diatas motor dengan mata yang mengantuk, Byan.

"dari subuh disini?", ledek Dea.

"kamu juga dari dulu disini?", ucap Byan seraya memegang dadanya.

Dea terkikik geli melihat tingkah Byan.

akhirnya mereka berangkat ke sekolah, Byan mengantar Dea sampai di depan sekolah.

setelah itu dia pergi menuju sekolahnya, atau ke tempat tongkrongan nya mungkin.

ANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang