enam.

48 3 0
                                    

"biarkan perasaan ini akan selalu sembunyi jadi rahasia yang tak perlu kamu tahu"

Keesokan harinya Dea bangun kesiangan dan memutuskan untuk tidak pergi sekolah.

"aku pusing ma, mau istirahat,"
hanya begitu jawab Dea ketika mama nya datang ke kamar.

Dea kelelahan, semalam ia menangis sejadi-jadinya hingga jatuh tertidur.

Dea tidur disamping buku merah mudanya usai menulis.
kali ini, begini isinya

kamu, sosok berarti yang selalu kecewa karena ulah ku, lagi.
mungkin, beribu kata maaf yang sudah kutuangkan tak lagi mampu jadi bukti.

aku yang mulanya berusaha membenahi semua ini.
tapi aku juga yang melukai.

kamu tetap jadi kamu yang sama, yang paling aku cintai.

tapi aku, selalu jadi yang membuat mu patah, sangat mahir bahkan.
aku sadari..

entah aku akan bagaimana setelah ini..
berubah jadi batu dan bediam diri
naik ke angkasa dan bersembunyi
atau jadi mendung yang siap jatuh ke bumi

yang jelas, aku masih ingin dan ingin kamu, By.

Dea ingin bergerak melakukan sesuatu, tapi ia terlalu takut. teramat takut.

ia takut Byan tak mau melihat nya lagi.

ia mengakhiri kegiatan menulisnya, menutup buku, membuka jendela kamar nya dan melihat dunia luar.

pemandangan dari balkon kamar nya hanyalah jalanan depan rumah yang sepi karena semua orang pergi bekerja dan sekolah.

ia mengambil ponsel nya dan mengirim pesan pada Tasya,

Dea: "Sya, gue nggak masuk, sakit"

Tasya: "sakit apa? kok bisa? mau gue ke rumah?"

Dea: "pusing, gausah Sya, gue mau sendiri aja. udah ya daaah!!"

Dea melempar ponsel nya ke kasur dan turun dari kamar karena lapar.

tentu saja, menangis juga butuh tenaga kan?

Dea menyantap nasi goreng yang ada di meja makan.
Mama Dea menawarkan apakah Dea mau kedokter atau tidak.

Tentu saja Dea tidak mau, karena ia tidak benar-benar sakit.

sampai sekarang belum ada dokter yang bisa menyembuhkan kecewa kan?, ujar nya membatin.

ANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang