Dia tahu bahwa diriku masih menginginkan wanita lain yang sudah lama berpisah, tapi tetap saja itu yang kuherankan gadis ini, usianya sebenarnya 28 tahun tapi seperti terlihat anak 10 tahun, entah bagaimana ia masih ingin bersamaku saat yang lain meninggalkanku.
''kenapa kau menyukaiku, padahal hatiku masihlah Milik Saber."
Dia bukan gadis berambut ungu, hitam atau pirang, rambutnya putih seputih salju dia terus mengikuti kemana kaki ini melangkah, entah kenapa mengikutiku padahal jika dia mau, bisa saja ia tetap tinggal dijepang bersama Fuji-nee dan yang lainnya.
Ia telah memutuskan menjadi kekasihku, tapi tetap saja seberapa kerasnya aku menerima hati ini masih tak bisa melupakan bayanggan masa lalu, gadis ini tak bodoh, ia pasti tahu bahwa hati ini tak bisa menghianati seorang wanita yang menghilang dikuil Ryuudou tersebut.
Aku seharusnya tahu meskiku tak bisa memberikannya kebahagiaan, setidaknya diriku harus membuat hidupnya layak, tapi nyatanya ia terus mengikutiku disetiap Neraka yang kujalani ini, kenapa ia masih mau mengikutiku, aku sendiri tak bisa menjawabnya.
''karena kau adalah yang menyelamatkanku dulu Onii-chan."
Semburat ingatan mulai muncul, saat gadis ini masih dijadikan Lesser grail, dia menyelamatkan dengan mengalahkan musuh bebuyutan ayahnya, Kotomine Kirie, tapi tetap saja ia menolongnya saat itu karena dia adalah kakak tirinya.
Harusnya ia tak melakukannya, didepan kuil Ryuudou 13 tahun setelah perang cawan suci, keluarga Eizbern mencoba membuat kembali Cawan suci setelah dibongkar, 3 tahun lalu oleh assosiasi Penyihir, saat bentuk cawan suci sudah hampir terbentuk.
Tubuh gadis itu sudah siap menjadi Cawan suci, oleh karena itu aku menusuknya, dengan tangan yang berlumuran darah ia membelai wajahku, sambil tersenyum lebar, jantungnya telah berhasil kutusuk dengan pedang pendekku yang berwarna hitam tersebut.
''aku senang bisa selalu bersama Onii-chan."
Disaat itu aku berjanji padanya, sebuah janji yang kulupakan setelah meninggal dan menjadi roh pahlawan, sebuah kata-kataku yang bisa membuatnya tersenyum dan bahagia, setelah ia berusaha untuk mengeser Saber dari hatiku.
''suatu hari nanti, dikehidupan lain, route lain kuberjanji akan mencintaimu."
Tapi sayangnya sebelum gadis itu mendengarnya, ia telah menutup matanya untuk selamanya, kumemeluknya dalam tangisan yang panjang, sekali lagi Kuil Ryuudou menjadi tempat dimana orang yang paling berharga untukku menjauh ketempat yang tak bisa kuraih.
Apa pantas diriku bisa disebut pahlawan, bahkan diriku tak bisa melindungi orang yang berharga untukku, bahkan setelah diriku mati, aku masih dikejutkan oleh kenyataan kejam ini.
Sudah berapa kali aku melawan idealismeku sendiri, apa hanya karena ini dia harus mati ditanganku, jika benar seharusnya kutak mengambil mimpi pria itu, seharusnya aku hanya bersyukur karena diselamatkannya, jika itu terjadi maka neraka ini tak akan terjadi.
Kumenancapkan pedang lagi digurun tandus ini, menandakan aku telah membunuh lagi, entah karena perjanjianku dengan dunia atau kenaifan impianku semua ini terjadi, lagi dan lagi aku membunuh dan menancapkan pedang baru sampai seluruh gurun ini menjadi kuburan pedang.
Kutak mau melupakannya, pedang pertama yang menancap disini, orang pertama yang kubunuh, diriku tak menginginkan untuk melupakannya tapi entah bagaimanan, ingatan itu berlahan memutar ingatan tentang gadis bernama Illya yang kubunuh pertama kali.
Sejak saat itu hidupku berubah menjadi neraka setelah kukehilangannya.*
Emiya Shirou terbangun dari mimpi buruk itu, tubuhnya yang telah mencoklat tersebut bermandikan keringat, mimpi buruk itu bukanlah sebuah mimpi, melainkan seluruh ingatan yang dimiliki oleh dirinya dimasa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
fate stay night lost memories [END]
Fanfictiondibawah gugusan bintang dua orang lelaki duduk saling melihat bintang emiya shirou seperti melupakan sesuatu saat pembicaraan dengan ayahnya tersebut tentang sebuah janji yang tak bisa dipenuhi ayah angkatnya tersebut janji yang dilakukan antara dir...