Dia hitam, Aku putih. Ah, tidak, aku tidak sedang membicarakan warna kulit. Maksudku, aku dan dia hidup dalam dunia yang berbeda. Ah, aku takut kau salah menangkap apa yang sedang kubicarakan, biar ku ulangi. Aku dan dia masih hidup. Kami hidup dibumi yang sama-sama sedang kita pijak ini, bumi yang sama dengan yang sedang kau tinggali saat ini. Hanya saja, aku dan dia memiliki dunia yang berbeda.
Aku, Yeriana, begitulah mereka menyebut diriku, adalah anak yang terlahir dari keluarga yang biasa-biasa saja, tak ada yang spesial. Aku dan keluargaku termasuk keluarga yang taat beribadah, ya sebut saja aku anak baik-baik. Walaupun aku jarang tersenyum dan cenderung bersikap dingin, tapi jauh didalam hatiku, aku sangat suka berbagi dan berderma. Aku senang melakukan kegiatan sosial. Sophomore disalah satu kampus terkenal di Korea Selatan dengan program studi Psikologi. Aku menyukai buku, sangat menyukainya. Aku tak berkeberatan dipanggil sebagai kutu buku, anak culun, kurang pergaulan, si cupu, atau bahkan si muka datar.
Dia, Arka David, begitulah mereka memanggilnya, adalah anak yang terlahir dari keluarga kaya-raya, tapi, sayang prilakunya sangatlah buruk. Ia senang menghambur-hamburkan uang dengan mengadakan pesta yang tidak jelas, merokok, dan mabuk-mabukan. Senang menindas yang lemah dan mem-bully orang-orang yang tidak disukainya, tak ada yang berani melawan ataupun melaporkannya. Ya, asal kau tahu saja, orang tuanya termasuk donatur dikampusku. Dia memang tampan, pintar, populer, atletis, pandai bermusik, dan banyak digandrungi oleh kaum hawa, oh tidak hanya kaum hawa, bahkan sebagian kaum adampun banyak yang menginginkannya, agar lebih mudah mendeskripsikannya sebut saja ia sempurna, kecuali attitudenya. Asal kau tahu saja, Arka adalah freshman dikampusku, dia mengambil jurusan Manajemen, atas usul ayahnya.
Oh! ada satu hal penting yang aku lupakan. Meskipun aku ini anak yang kurang pergaulan dan wajahku memang sangat cocok untuk ditindas, tapi Arka dan komplotannya tak pernah menindasku. Apa kau bisa menebak alasannya?
Tepat!
Karena Arka adalah kekasihku. Lucu bukan? Dunia kami sangatlah bertolak belakang, tapi kami bisa saling mencintai.
Batas antara duniaku dan dunianya memang sangatlah jelas, tapi cinta mengaburkannya begitu saja. Aku mencintainya, sangat sangat mencintainya, begitupula dengannya. Ah kau pasti tidak percaya, tak apalah. Kau boleh memanggilku narsis, ataupun self-centered.
Aku pernah mendengar
"Kau tak perlu menjelaskan siapa dirimu, karena orang yang membencimu takkan pernah memercayainya, dan orang yang mencintaimu, tak membutuhkan penjelasanmu."
Tapi, aku tak bisa menyimpan cerita ini sendiri, aku ingin kalian juga mengetahuinya, terlepas kalian mencintaiku atau membenciku, aku akan tetap menceritakannya.
+++