g

233 73 2
                                    

Aku menjauhkan bibirku dari bibir Arka kemudian membenamkan wajahku kembali kedalam pelukannya, aku tidak berani menatapnya. Arka hanya mengusap bagian belakang kepalaku sambil terus memelukku, hingga akhirnya kami berdua tertidur.

Arka melepaskan pelukannya dan beranjak dari kasur, aku masih berpura-pura tidur padahal aku bisa merasakan kalau sosoknya sudah tidak lagi berada disampingku. Arka mengambil pakaian dari dalam lemari kemudian meninggalkan kamar dan pergi entah kemana, sebelum pergi, Arka sempat mengecup keningku, sepeti sebuah kecupan perpisahan.

Aku tidak bisa tidur, aku terus kepikiran kemana Arka pergi, aku beranjak dari kasur dan pergi keruang tengah, aku menyalakan TV menyaksikan siaran dini hari yang membosankan, aku kembali kekasur tapi tetap tak bisa memejamkan mata, aku hanya mondar-mandir diruang tengah sembari menunggu Arka pulang. Pergi ke dapur mencoba membuat kopi, kembali duduk diruang tengah sambil menonton TV, sudah pukul 3 dan Arka masih tetap belum pulang. Sampai akhirnya aku merasa ada seseorang yang masuk, aku segera berlari kembali kedalam kamar dan berpura-pura tidur.

Dari dalam kamar aku bisa mendengar Arka sedang berbicara dengan seseorang, pembicaraan mereka tidak terlalu jelas karena mereka seperti berbisik-bisik, khawatir akan terdengar oleh seseorang. Aku bangkit dari kasur dan mencoba menguping pembicaraan mereka dari balik daun pintu kamar Arka. Sama saja, aku tidak dapat mendengar dengan jelas percakapan mereka, tapi aku mengetahui satu hal, Arka sedang berbicara dengan seorang perempuan. Apa yang sedang mereka lakukan dini hari seperti ini? Mengapa Arka membawa seorang perempuan kedalam apartemennya sedangkan dia tahu bahwa aku sedang ada ada didalam kamarnya? Mengapa mereka harus berbicara dengan berbisik-bisik seperti seorang pencuri yang takut tertangkap basah?

Aku sudah tidak sanggup menahan air mataku, aku kembali ke kasur dan berpura-pura tidur dengan air mata yang masih menetes dari ujung mataku. Arka kembali keatas kasur seolah-olah tidak terjadi apa-apa, arka kembali memeluku dari belakang dan tidur dengan damai. Perempuan itu entah kemana telah pergi meninggalkan apartemen Arka.

Dalam hati aku hanya bisa bertanya-taya, apa yang sedang kau lakukan dibelakangku, Ka? Mengapa kau membiarkan seorang wanita yang tak dikenal berjalan-jalan di "rumah kita"? apa yang sedang kau sembunyikan, Ka? Apa kau sedang mencoba menjadi seorang pesulap yang bisa berada di dua tempat dalam waktu yang bersamaan? Dan yang paling terpenting, jauh didasar hatiku ada satu pertanyaan besar yang sangat aku takutkan untuk ku ketahui jawabannya.

Are...

You...

Cheating...

On Me?

Suara alarm membangunkan tidurku. Aku menepuk-nepuk sisi sebelahku dan kosong, Aku bangkit dari kasur dan mencari-cari dimana Arka Davidku, apa dia pergi lagi meninggalkanku? Aku keluar dari kamar dan mendapati Arka yang sedang memasak didapur, entah mengapa aku merasa sangat lega melihatnya berada didapur. Arka tersenyum kecil ketika melihatku keluar dari kamar.

"Kau sudah bangun, Mim? Padahal aku baru akan membangunkanmu kalau sarapannya sudah siap."

Wajahnya. Tak ada yang berubah. Ekspresinya. Tak ada yang ganjil sama sekali. Semuanya seperti normal-normal saja, seolah-olah sedang tidak terjadi apa-apa. Oh, apa sekarang Arkaku sudah menjadi seorang aktor terkenal? Mengapa ia pandai sekali menyembunyikannya?

Aku juga mencoba memasang topengku, aku bersikap seolah-olah aku tak mengetahui apapun tadi malam, aku bersikap seolah-oleh tak pernah ada seorang wanita yang datang berkunjung kedalam apartemen Arkaku pada dini hari.

"Aku memasang alarm." Jawabku santai sambil tersenyum dan duduk dimeja makan.

"Tunggulah sebentar, Mim." Kata Arka sambil melanjutkan acara memasaknya.

[1] montánne | hunriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang