no

1.7K 144 15
                                    

Aku memperhatikan wajahnya yang cemberut, kemudian tertawa lagi. Banyaknya soju yang masuk kedalam tubuhnya membuat ia mabuk


Bodoh. Padahal sudah aku bilang, jangan mabuk hari ini. Tapi candunya pada soju tidak bisa aku kalahkan.



Ngomong ngomong, dia Gracia. Gadis yg sudah menemaniku selama 3 tahun belakangan ini.


Aku suka caranya saat menyapaku untuk yang pertama kali


"Hai! Temennya kak Kinal ya? Wah kak Kinal temenan sama cici cici"


Aku suka cara dia tersenyum kelihatan gigi. Gigi nya yang gingsul terkadang membuatnya seolah olah ompong.



"Ini gingsul sayang, bukan ompong! Cium nih!"



Aku juga suka caranya dia menatapku. Aku tau pasti, dalam tatapan itu tersimpan banyak kekhaawatiran dan kasih sayang untukku.




Aku suka kekhawatirannya yang muncul hanya karena aku tersandung kaki ku sendiri.


"Cici! Hati hati ah, aku gabisa kehilangan kamu, aku gabisa ditinggalin kamu, aku gabisa lihat kamu kesandung, aku gabisa—"



Dan betapa cheesy nya itu, tapi aku suka.



Ia terbangun. Kurasa ia menginginkan pil penghilang pusing yang biasa kami makan setiap habis minum.


Ikat rambut yang sudah kendor membuat beberapa helai rambutnya menjuntai ke leher. Aku menghampirinya dan memeluknya dari belakang.



"Eh kenapa kamu?" tanya nya, aku tersenyum lalu mengecup bahu nya


"Rindu" jawabku, dia tertawa


"Jangan Shani, berat kamu gak akan kuat. Biar aku aja" katanya lagi sambil mencium punggung tanganku. Lagi lagi aku dibuat tersenyum dengan kerecehannya.


Melepas pelukan ku, aku membetulkan kunciran miliknya.


"Udah malem, tidur ya. Besok kamu ada presentasi kan?" ajakku, dia hanya mengangguk











"Shan, berat badan aku naik. Jadi sepertinya kita harus olahraga malam dulu. Gak ada penolakan" dan dengan kurang ajarnya ia menggendongku secara paksa dan ya. Kalian tau apa yg kami lakukan.

SS | Shania Gracia, Shani IndiraWhere stories live. Discover now