habits

1.9K 145 9
                                    


Gracia menggumam kembali.

Bagaimana tidak, gadis disampingnya itu tidak bisa diam. Tangannya terus terusan mengelus rahang milik Gracia yang sedang tertidur.

Gracia lelah, sungguh. Tugas yang menumpuk harus ia selesaikan dalam waktu sehari, alhasil ia tidak tidur semalaman. Dan baru pukul 5 pagi saja, Gracia bisa menutup matanya.

"Ci, diem" akhirnya Gracia mengeluarkan kalimatnya.

Sang kekasih terkekeh pelan, tetapi ia tidak menghentikan kegiatan favoritnya. Mengelus rahang sempurna milik Gracia.

"Aku mau tidur" keluh Gracia,

"Aku bosen, Gre" gadisnya justru mengeluh, Gracia menghela nafasnya.

"Kamu mau aku ngapain?" Gracia sedikit membuka matanya, ternyata gadisnya sedang berada diatas wajahnya.

"Jalan-jalan. Naik wahana, makan ice cream, jahilin Sashi, ke rumah hantu—"

Cup!

"Nanti ya, aku tidur dulu" setelah mengecup dan mengatakan kalimat itu, Gracia kembali menutup matanya.

Dengan wajah yang memerah, Shani nenjauh dari Gracia. Ia malu, sungguh.

Ia memegang dadanya, tepat dimana jantungnya berdegup kencang. Lalu ia berlari keluar dari kamar Gracia. Shani masih tidak mengerti, ada saja hal yang bisa membuatnya jatuh semakin dalam pada Gracia.

Padahal ini sudah menginjak tahun Ke-5 mereka berpacaran. Tapi rasa saat pertama kali jatuh cinta itu tidak pernah hilang.

Menyadari gadisnya meninggalkan ruangan, Gracia tersenyum kecil.



"Maaf sayang, aku harus memejamkan mata ini. Ia sudah terlalu lelah bertemu dengan kalimat demi kalimat untuk tugas akhirnya"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 10, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SS | Shania Gracia, Shani IndiraWhere stories live. Discover now