H+16

584 44 1
                                    

Sudut pandang Hera

Pekerjaan di kantor hari ini tidak terlalu banyak seperti biasanya. Oleh karena itu sepulang dari kantor gue lebih memilij nyangkut dahulu di sebuah mall di sebelah kantor. Ada film baru yang seru, niatnya sih mau nonton tapi malu dong kalau nonton sendirian. Untuk mewujudkan keinginan gue, gue langsung menelepon Mas Riko, Abang kandung gue tersayang.

"Kalo Bang......."

"Kenapa Her?"

"Hera mau nonton Bang, film horror tapi ga ada temen. Abang tega ngebiarin Hera nonton bioskop sendirian? Kalau tiba-tiba ada pria jahat yang pe—"

"Aduh Her, abang ga bisa. Banyak kerjaan, sama Moza aja ya, biasanya juga sama Moza."

Gue berjalan ke arah kursi lalu duduk di sana. "Yaelah bang, Moza lagi ga punya duit. Belum gajian dia,"

"Pakai uang kamulah, gantian. Kasian Moza mulu, jadi perempuan modal dikitlah,"

"Ih kok gitu? Jadi ga mau nemenin Hera?"

"Buk—"

Tombol mereka langsung saja gue tekan, biarin aja gue lagi ngambek ceritanya. Ga abang ga pacar sama-sama ga ada yang ngertiin. Dia kira gue ga malu apa kalau nonton sendirian, berasa jomblo banget. Padahal gue kan ga jomblo, cuma lagi pura-pura jomblo aja. Semua ini gara-gara Moza, emang dia ngeselin banget. Udah dua minggu lebih gue ga pernah ada interaksi dengan dia, sukur-sukur saling negor, tatapan aja engga pernah.

"Hera, ngapain?" Bagaikan dewi fortuna yang datang dari langit, bagaikan air dingin yang langsung melepas dahaga, bagaikan mandi diterik matahari. Dewa datang dengan waktu yang sangat tepat, gila ini kaya di wattpad-wattpad aja.

Gue menggeser duduk ke samping, mempersilahkan Dewa duduk di samping gue. Dewa ini teman dari SD gue, dia baik banget, dia itu diary berjalan gue yaa tempat curhat gue gitulah. Dia juga yang suka nenangin gue kalau Bang Riko ga bisa nenangin, dia emang cocok banget kalau gue anggap sebagai abang kedua gue setelah Bang Riko.

"Mau nonton, Bang Riko ga bisa, Moza... yaa lo taulah. Jadi ya, cuma nunggu disini sampai Bang Riko pulang kerja. Sedih," ucap gue dengan drama biar Dewa mau nemenin gue gitu maksudnya.

"Mau nonton apa?"

"Horror"

"Yuk,"

"Ngapain?"

"Katanya mau nonton."

"Oalah.... YUK YUK!"

Surrender Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang