pelakor ?

1K 122 64
                                    

"Sudah kubilang," Gakushuu duduk di sisi lain ranjang yang ada di kamar [Y/N], sementara si empunya sedang menenggelamkan kepalanya ke bantal yang ada. Macam suami istri yang gagal malam pertama.

"Dia itu sudah punya orang lain."

"Itu sama sekali tidak membantu, kusou."

"Memangnya kau tidak bisa pacaran saja dengan yang lain? Misalnya Tobio atau Hiroto?" Gakushuu mengangkat alis, dengan hati yang agak remuk -karena harus menyebutkan dua nama keramat itu- sambil membalikkan badan [Y/N].

"Kalau bisa aku ingin berpacaran denganmu saja." [Y/N] mengalihkan pandangannya, keceplosan.

Kedua alis Gakushuu terangkat sempurna, semburat merah terlihat di kedua pipinya. Batin berteriak ingin mengatakan sesuatu secara langsung, memangnya kenapa tidak bisa?

"Terserah kau saja," Gakushuu memalingkan wajahnya. "Oh, Kageyama akan sekamar denganku selama ia disini."

Flashback》

"[F/N]?" Maehara sukses mengganggu aktivitas melamun yang gadis itu lakukan sejak pagi, alis terangkat tanda kata 'apa?' yang tak terucap.

"Kau kenapa sih?" Cowok jeruk -makan jeruk, nggak.- itu memangku dagunya, penasaran dengan tingkah si perempuan yang mirip pecun digilir, lemes.

"Tadi aku melihat Akabane merangkul seorang perempuan." Tuturnya langsung, hanya kepada Maehara dan Chiba ia bisa berkata to the point tanpa banyak alasan.

Maehara tertawa keras, beberapa pasang mata melihat kearah mereka. "Jadi kau cemburu?" Tanya Chiba tiba-tiba.

Dibawah pohon rindang, di sela-sela kegiatan olahraga kelas 3E, pada hari itu, [Y/N] menghela nafas sambil mengangguk. "Mungkin," katanya pelan.

"Seperti apa perempuan itu?" Tanya Itona yang kepalanya mencuat tiba-tiba dari balik pohon, "Ih, kau bikin kaget saja!"

[Y/N] mencabut beberapa helai rumput (?) Lalu memasukkanya paksa ke mulut Itona, "MAKAN TUH!" katanya, ngegas.

Perempatan imajiner muncul di dahi Itona, meskipun begitu rumput yang ada di mulutnya dikunyah juga, korban busung lapar.

"Aku juga melihatnya, baka." Sahut Itona kalem setelah memuntahkan rumput yang sempat ia kunyah, "Teman sekelas kita, ya?"

[Y/N] mengangguk lemas, "Mereka keliatan cocok banget lagi ah babi."  Mulai merengek, kening [Y/N] bersandar pada bahu Maehara.

Itona mengangguk sambil memejamkan matanya, "Dada-nya nempel pula."

"Dasar cabul!" [Y/N] berteriak.

"Ngaca sana." Itona memiringkan posisi bibirnya, mirip ibu-ibu di iklan obat cacing.

Maehara menepuk-nepuk kepala [Y/N] pelan, mencoba menenangkan si perempuan. "Kenapa tidak kau tanya saja langsung?"

"Tidak mau."

"IYA KENAPA?!" Maehara mulai ngegas, cuaca panas menambah suasana menjadi semakin gerah. Ditambah, [Y/N] yang sedang kesal itu lebih sangar dari banci-banci berlengan kekar yang suka menggoda saat malam tahun baru. Sek sek sek, Akiko wes mangan mbok, ampyuuun!

Yare-yare.

"[F/N]-chan," korosensei muncul dengan angin kencang yang ikut berhembus. "Sepertinya kau hari ini pulang lebih awal."

Mendongak, mata menyipit. "Kenapa memangnya?"

Wajah korosensei berubah menjadi merah muda, "Nurufufufufu~ seseorang menjemputmu."

escape. | karmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang