epilog

797 87 15
                                    

Petikan demi petikan mengalun mengisi sunyi-nya malam.

Tujuh tahun setelah kelulusan SMP Kunugigaoka angkatan Isogai, kini kelas 3 E mengadakan reuni kecil-kecilan.

Tak banyak yang berubah, sifat kekanakan mereka yang hanya terlihat saat bersama satu sama lain mulai muncul. Tak sedikit pula yang membawa anak, cucu, cicit, cocot- oke. Stop disini.

"Nyanyikan sesuatu dong!" Maehara melempari kerikil kepada pemuda yang sedari tadi memainkan senar gitarnya.

Akabane Karma mencebikkan bibir, "Profesi utamaku tetap Birokrat, suruh yang lain saja." Katanya seraya bergerak melepaskan gitar yang sedari tadi dipeluk.

"[Y/N] tuh yang biasanya jago nyanyi." Celetuk Itona. Laki-laki boncel itu kini tetap boncel sih, nggak berubah banyak. Kecuali--ya muka. Istilahnya; umur milenial muka kolonial. Sad.

"Nggak ah."

Nagisa mendecih, sampe muncrat. "Kalian udah berkeluarga malah pada gitu ya. Nggak asik."

"Nagisa bawa-bawa keluarga ah, ngajak baku hantam banget." Kata Isogai mulai ngaco.

"Yaudah sini."

Tssaaaah. Karma dan [Y/N] berdiri berbarengan. Berucap berbarengan. Kalimat yang diucapkan-pun sama persis.

"Yaudah duet aja sih?" Kata Kayano, mulai nempel-nempel ke bebepnya Nagisa. Dingin borr.

[Y/N] duduk disamping Karma, agak jauh. Jarak tiga meter. "Lagunya mau apa?"

"KALIAN KOK KAYAK NAJIS-NAJISAN GINI SIH?" Kata beberapa anak, serentak.

Nakamura menghela nafas, "Korosensei pasti sedih liat kalian kayak gini."

Nah ini.

Akhirnya Karma dan cewek begajulan satu ini duduk dempetan, yang satu megang gitar yang satu garuk-garuk pipi. Macam kena borok.

"Req ah." Celetuk Terasaka, seraya menepuk nyamuk yang hinggap di pipinya.

"One Ok Rock - Heartache."

"Si anjing." [Y/N] masang pokerface, meskipun ucapan yang baru saja keluar dari mulut gadis itu nggak ada poker-pokernya. "Yang lain ah, masa reunian gini galau-galauan?"

Tiba-tiba petikan intro sebuah lagu mulai terdengar, Karma bermain seraya melamun. Teman sekelasnya menebak-nebak lagi apa yang laki-laki itu bawakan.

'Walking down 29th and Park,'

'I saw you in another's arms,'

'Only a month we've been apart,'

'You look happier ...'

[Y/N] meneguk lidah. Eh, emang bisa?

Gadis itu benar-benar merasa bersalah, perihal kejadian tujuh tahun silam. Yang kemudian terus menghantuinya hingga sekarang. Bahwa dirinya telah menyakiti hati seseorang.

Karma tersenyum miris, tatapannya kosong. Kedua tangannya terus memetik dengan indah, teman sekelasnya mendengarkan dengan seksama.

'Saw you walk inside a bar,'

'He said something to make you laugh,'

'I saw that both your smiles were twice as wide as ours.'

'Yeah, you look happier, you do ...'

Gadis itu menarik nafas, saat suara gitar Karma mulai menyentuh Reff, suaranya mulai terdengar.

'Ain't nobody hurt you like I hurt you,'

Gadis itu mengalihkan pandangannya kearah lain, menghindari tatapan dari orang-orang disekitarnya karena maen nyanyi gitu aja. Meskipun kemudian kembali menatap teman-temannya, karena tak sengaja melihat kun-kun, yang berdiri tak jauh dibelakang pohon besar.

'But ain't nobody love you like I do,'

'Promise that I will not take it personal, baby.'

'If you're moving on with someone new.'

Karma memetik gitar agak semangat, saat lagu mencapai klimaks, suara kedua insan yang pernah menulis kisah bersama itu bersatu. Ditengah keheningan hutan, bahkan mbak kun-kun yang daritadi [Y/N] perhatikan malah memerhatikan balik, ikut menikmati suara keduanya. Yang terdengar dari hati paling dalam.

Daleeeem banget nyampe nabrak empedu.

'Cause baby you look happier, you do.'

'My friends told me one day I'll feel it too.'

'And until then I'll smile to hide the truth.'

Keduanya bertatapan, sebelum akhirnya menyelesaikan reff bagian pertama dengan dramatisnya.

'But I know I was happier with you ...'

Semua orang yang ada disitu bertepuk tangan. Ada beberapa perempuan yang dengan alaynya bersuara 'uuuuuuuuh,' mengingat romanitsme Karma dan [Y/N] yang tak pernah hilang meskipun bertahun-tahun telah berlalu.

Yang ditepuk tangani sama-sama menghela nafas, gondok. [Y/N] tersenyum tipis, mengingat bagaimana kisah cinta kera-nya dulu dengan seorang Akabane Karma yang berujung tragis.

Kenapa kera? Karena monyet tidak sakti.

Ada yang masih ingat?

Setelah beberapa obrolan kecil mengenai kesibukan satu sama lain, kini setiap murid, atau yang dulunya murid, mulai memasuki tenda masing-masing untuk beristirahat.

Seperti cerita fiksi pada umumnya, Akabane Karma dan Asano [F/N] kini tengah berduaan di depan api unggun.

Tak jauh berbeda dengan dulu, keduanya masih sama-sama nyaman. Masih sama-sama suka berbagi kesunyian, masih sama-sama diam padahal mengetahui masing-masing perasaan. Yang membedakan hanyalah status, si perempuan telah menjadi istri orang.

Sementara si laki-laki masih betah menjadi bujangan.

"Aku ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak tahu apa." Kata [Y/N] jujur.

Karma menghela nafas, "Nggak usah kalo gitu."

Gadis itu tersenyum miris, "Aku merasa menghancurkan hidupmu."

"Nggak." Kata Karma spontan. "Aku yang memilih jalan hidupku, memang seperti ini adanya. Siapa kau?"

[Y/N] pura-pura tidak tahu. Naif, memang. Tapi belakangan karir Karma sebagai Birokrat juga musisi memang mengalami peningkatan pesat. Namun yang [Y/N] tahu, laki-laki itu tidak menikmati sama sekali apa yang dimilikinya saat ini.

Ia mencapai cita-citanya. Juga mendapatkan pelampiasan yang begitu dahsyatnya. Musik adalah tempat pelarian Karma yang paling akhir, eskapisme yang bisa menyembunyikan perasaan yang tak ingin ia perlihatkan.

Masyarakat tak pernah tahu, dibalik karirnya yang sukses, dibalik tutur katanya yang nyentrik, dibalik tawanya yang lepas, dibalik perilakunya yang usil, Akabane Karma hanyalah seseorang yang baru saja mengalami patah hati terhebat dihidupnya.

Yang kemudian mengubah sudut pandangnya secara keseluruhan.

"Aku masih ingat saat kau menyatakan cintamu saat itu," Celetuk [Y/N]. Membawa kembali kenangan lama.

Karma mendecih, "Kisah kita terlalu metafora untuk disandingkan dengan cinta yang biasa saja."

▪| Extra Part Will Update Soon | ▪

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

escape. | karmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang