seorang perempuan bermarga asano ♠

2K 199 86
                                    

"[Y/N]!" Teriak Gakushuu sambil mengetuk pintu kamar adiknya itu dengan keras.

Cklek. Pintu terbuka. Kepala seorang gadis menyembul dari dalam. "Kenapa, kak?"

Gakushuu diam. Kedua alisnya bertaut. Ia lalu menerobos masuk ke kamar [Y/N]

"Apaan sih!"

"Berisik!" Gakushuu mendelik.

"Dih, ngegas." [Y/N] mendelik lebih tajam.

Gakushuu membaringkan diri di ranjang adik satu-satunya itu denganut wajah stres yang tercetak jelas.

"Ada apa, sih, kak?" [Y/N] ikut membaringkan diri disamping Gakushuu. Tangannya menyentil dahi Gakushuu pelan.

Setelah menerima sentilan bertubi-tubi, Gakushuu geram. Diraihnya pergelangan tangan [Y/N] lalu ditariknya tubuh sang adik supaya memeluk dirinya.

"Kamu Minggu depan pindah kelas."

Tunggu,

Pindah?

Dari kelas 3A?

Batin [Y/N] berteriak senang. Ingin rasanya ia mendorong tubuh Gakushuu dan loncat-loncat kegirangan, seandainya ia tak ingat dengan raut wajah kakaknya yang sehari ini ia tampilkan.

"Hng,"

"Kok cuma hng?" Dahi Gakushuu mengkerut tidak suka, "Kamu nggak mau protes apa-apa gitu?"

"Perintah ketua dewan?"

Gakushuu mengangguk.

"Yasudah." Seterusnya [Y/N] mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Gakushuu. Menikmati aroma parfum khas bercampur bau keringat kakak angkatnya itu.

"Aku belum ganti baju,"

"Buka saja disini." [Y/N] menyeringai.

"Tidak jadi."

"Eeh?"

*F l a s h b a c k

Gakushuu kecil sedang bermain tai ayam di taman makam sore itu. Menemani sang ayah, Asano Gakuho yang sedang berziarah ke makan mendiang istrinya.

Sinar jingga kian menyeruak ke penglihatan para manusia yang melihatnya, pertanda hari makin sore.

"Hari ini, kau akan punya seorang adik." Kata Gakuho dengan tatapan datarnya. Gakushuu dengan tai ayam di dagu nya hanya mengangguk singkat, tanda iya-in-aja-biar-cepet.

Sesampainya dirumah, Gakushuu melihat seorang anak perempuan sebaya-nya yang sedang cakar-cakaran dengan kucing. Sedikit bingung, namun tak butuh waktu lama bagi otak cerdasnya untuk mengambil kesimpulan bahwa anak ini yang akan menjadi adiknya.

Gakuho pergi ke kamarnya tanpa berkata apa-apa, menutup pintu agak keras, lalu menguncinya.

"Kamu ganteng." Kata [Y/N] dengan muka yang sedikit memerah.

"Apa?"

"Nggak jadi."

"Minna-san! Hari ini kalian punya teman baru, nurufufufufu~" Makhluk yang diketahui bernama koro-sensei itu menatap ke arah seorang perempuan yang berdiri di ambang pintu. Dengan seragam yang dikeluarkan, rambut [H/C] sebahu, dan tas jinjing yang disampirkan di punggung, kesan pertama yang terpikir oleh murid 3E adalah anak baong.

"Sa~ [F/N], perkenalkan dirimu," koro-sensei menepuk-nepuk kepala [Y/N] pelan, murid lain terlihat agak kaget melihat keakraban keduanya yang sepertinya ada lengkuas dibalik kuah rendang.

[Y/N] masuk dengan langkah santai, berdiri di depan kelas dengan senyum kecil yang menghiasi wajahnya.

"Asano [F/N], yoroshiku." Katanya cepat, jelas sekali terlihat ia tak ingin berlama-lama di depan, atau membahas marga-nya yang terbilang beken di kalangan murid Kunugigaoka.

"..."

"Eeh?!"

[Y/N] baru 2 bulan menjadi murid penghuni 3A. Kelas satu dan dua ia habiskan bersekolah di Torbay Junior Highschool, Inggris. Karena itu, hampir seluruh warga sekolah tidak mengenalnya. Mungkin hanya beberapa teman dekatnya, yang juga sekarang menghuni kelas 3E, Chiba dan Maehara.

Iris [E/C] bersinggungan dengan iris crimson yang pemiliknya duduk di meja paling belakang.

'Ganteng, sih. Tapi kata abang baong, gamau ah, nyari anak sholeh aja gue.' Membatin, mengingat wejangan yang sempat diberikan kakak laki-lakinya yang agak bedebah itu semalam.

'Pokoknya jangan deket-deket cowok yang rambut sama matanya merah, dia bandar lonte.' Omongan kakaknya kembali terngiang.

"Nurufufufufu~ [F/N], silahkan duduk di sebelah meja Terasaka-kun, paling belakang."

[Y/N] Memutar bola matanya, kesal. "Aku tidak tahu Terasaka-kun itu yang mana, Shin-chan."

Karma's Point of View

Oh, adiknya Asano. Tapi mengapa mereka tidak mirip? Maksudku- ayolah, semua orang tahu Asano itu orang yang perfeksionis. Rapi, walau terkadang (sering) sombong, dan selalu memandang rendah orang lain. Setidaknya itu yang aku tahu, tapi lihat perempuan ini. Dia-berantakan. Kancing atasnya terbuka, seragamnya diluar, lengan bajunya dilipat hingga siku. Sangat tidak mirip dengan Asano.

Tunggu! Bukan berarti aku memperhatikannya sampai sebegitunya, apalagi Asano, aku tidak homo. Insya Allah.

Ah, dua Asano yang seperti cermin, aku sebenarnya tidak terlalu peduli dengannya, toh sepertinya dia tidak memiliki keahlian khusus.

Inikan kelas pembu-

-...nuh

Tunggu, apa?!

TBC

//an// gakushuu nongol *plak* next chap : waktunya karma ♥

escape. | karmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang