Prologue

1K 58 1
                                    

"Totalnya duaratus empatpuluh ribu won," ucap gadis penjaga kasir itu seraya memasukkan semua belanjaan kedalam sebuah kantung plastik besar.

Kwon Soon Young mengangguk dan mulai meraba saku dimana dompetnya berada. Namun nihil, dompetnya tidak ada pada tempatnya. Dan sialnya pemuda itu juga tak membawa ponselnya.

Penjaga kasir yang menangkap raut wajah panik Kwon Soon Young lantas bertanya, "Ada apa?"

Kwon Soon Young menoleh, dibalik masker yang digunakannya, pemuda itu menjawab, "Sepertinya aku meninggalkan dompetku."

Tangannya masih meraba-raba saku baju dan celananya bergantian, berharap ada uang yang menyelip disela-sela sakunya. Penjaga kasir itu menghela napas lelah, seperti sudah terbiasa.

Tiba-tiba sebuah tangan terjulur disamping kanan Kwon Soon Young, pemuda itu langsung menoleh mencari si pemilik tangan tersebut. Tepat dibelakangnya, seorang gadis dengan balutan hoodie putih menyelanya. Kwon Soon Young bergeser sedikit untuk mempersilahkan gadis itu.

"Pakai itu saja," gadis itu tersenyum seraya menyerahkan sebuah kartu pada penjaga kasir, kemudian menyerahkan botol minuman ditangannya untuk dibayar sekalian. Penjaga kasir itu tampak ragu sebentar namun akhirnya tetap melanjutkan pekerjaannya.

Dibalik poninya, dahi Kwon Soonyoung mengerut, mencoba membaca situasi yang terjadi. Soonyoung memperhatikan penampilan gadis yang masih menggunakan seragam di jam selarut ini disebelahnya. Mulutnya sibuk dengan permen gagang, sesekali gadis itu membenarkan kacamata bulat kebesaran yang turun-turun dari hidungnya.

Tampilannya benar-benar.. unik.

Tak lama dari itu, penjaga kasir itu mengembalikan kartu si gadis sambil tersenyum seraya berkata, "Gamsahamida." Gadis itu kemudian menoleh kearah Kwon Soon Young dan tersenyum sebentar setelahnya ia langsung keluar tanpa berkata apapun. Kwon Soon Young yang masih pada tempatnya langsung menyambar plastik besar belanjaannya tadi dan bergegas menyusul si gadis.

"Jeogiyo!" panggil pemuda itu sesaat setelah tiba diluar. Gadis itu menoleh, menunggu lanjutan kalimat Soonyoung, "Akan kuganti uangmu dirumah temanku," tambahnya.

Gadis itu tiba-tiba tersenyum seraya mengibaskan tangannya diudara, "Eii... gwaenchanayo, anggap saja aku meneraktirmu," katanya kemudian kembali berbalik.

Melihat gadis itu mulai melangkahkan kakinya lagi, Kwon Soon Young mempercepat langkahnya, "Ah ibuku mengajarkan untuk tidak berhutang pada orang lain, apalagi aku tidak mengenalmu," ujar pemuda itu saat dirasa langkah mereka sudah sejajar.

Gadis itu tertawa, seraya menurunkan botol minuman yang tengah diteguknya, "Arasseo.. arraseo," balasnya, hanya menerima tanpa berniat memaksa. Lalu mulai mengikuti langkah pemuda itu, "Jadi kita akan kerumah temanmu?"

***

Kwon Soon Young melangkah masuk dengan plastik penuh makanan ditangannya. Pemuda itu kemudian menarik kasar masker yang menutupi wajahnya serta menarik topi yang digunakannya tadi. Wajahnya masih menunjukkan ekspresi biasa saja walaupun faktanya pemuda itu malu setengah mati, ditambah lagi sepanjang perjalanan Soonyoung hanya diam sambil mendengarkan gadis itu menyanyikan beberapa lagu yang tidak ia ketahui.

Soonyoung baru hendak melepas sepatunya saat Seungkwan melintas dengan sikat gigi yang masih tersumpal dimulutnya.

"Sudah beli?" tanya Seungkwan seraya melirik dua kantung plastik penuh di kedua tangan Soonyoung. Soonyoung mengacuhkan Seungkwan, matanya sibuk celingak-celinguk, "Member lain sudah pergi, hyung terlalu lama dimini market," kata Seungkwan seolah menjawab pertanyaan Soonyoung.

"Waeyo hyung?" tanya Seungkwan melihat raut wajah Soonyoung yang aneh. Bukannya membalas Soonyoung malah menarik tangan Seungkwan untuk ikut dengannya. Seungkwan hanya menurut saja saat tangannya ditarik paksa.

"Memalukan, aku meninggalkan dompetku dan seorang gadis membayar semua belanjaanku. Seorang gadis! SEORANG GADIS!! Mau ditaruh dimana mukaku," pemuda itu mulai mengoceh saat melangkah masuk kekamarnya.

Ditaruhnya plastik belanjaan itu sembarangan, membuat beberapa jeruk pesanan Seokmin mengelinding keluar. Tangannya mulai mencari-cari dompet dibupet, bawah bantal, dibawah kasur dan dimana saja.

"Dimana sih?" pemuda itu mulai kesal saat tak menemukan benda yang dicarinya dimana-mana.

Seungkwan masih menonton diambang pintu sambil menggosok giginya pelan, "Srrtttt..mungkin dijaket yang kau kenakan tadi siang, Hyung," sahutnya dengan mulut penuh busa.

"A matda," gumam Soonyoung lalu bangkit berdiri mencari jaketnya yang entah ia letakkan dimana. Seungkwan ikut mengekori Hyungnya dibelakang.

Setelah ketemu, Soonyoung langsung mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya pada Seungkwan, "Cepat bilas gigimu dan berikan pada gadis hoddie putih diluar," perintah Soonyoung lalu kembali masuk kekamarnya.

Gadis?

Mendengar kata gadis mata Seungkwan langsung melebar, pemuda itu bergegas keluar tanpa membilas giginya terlebih dahulu untuk menemui gadis yang dimaksud Hyungnya itu.

Namun tidak ada siapa-siapa diluar, hanya sebuah sticky notes berwarna kuning stabilo yang hampir terbang tertiup angin menempel digagang pintu.

Kwon Soonyoung baru akan menaruh kantung belanjaannya diruang tengah saat Seungkwan tiba-tiba berteriak seraya menerobos masuk. "Hyung eobseoyo, sudah pergi."

Seungkwan kemudian menyerahkan sebuah sticky notes yang ditemukannya didepan pada Soonyoung. Pemuda itu menaikkan sebelah alisnya saat sticky notes tadi sudah berpindah ketangannya.

Tidak usah diganti. Aku ada urusan.

Setelah membaca kalimat itu, Soonyoung menghela napas. Hancur sudah harga dirinya didepan seorang gadis yang bahkan tak dikenalnya.

***

tbc...

Capella [Hoshi, Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang