20: Fondness

144 15 1
                                    

Shout out to syfiftkhr  yang bikinin judul chapter

***

"Aigoo...yeogikhuna."

Sooyeon menggeleng-gelengkan kepalanya saat menemukan Aila tengah tertidur pulas dengan wajah tertutup novel tebal ditaman belakang. Entah sudah berapa lama gadis itu tertidur sendirian dicuaca sedingin ini. 

Setelah berkeliling sekolah naik dan turun tangga, Sooyeon akhirnya bisa menghela napas lega. Gadis itu sangat khawatir Aila akan melakukan hal aneh lainnya.

Kakinya kemudian berjalan mendekat lalu duduk disamping Aila yang belum bergerak.

"Ya!" tangan Sooyeon mulai menggoyang-goyangkan tubuh Aila mencoba membangunkan gadis itu. Gadis itu hanya melenguh pelan lalu kembali tertidur.

Sooyeon kemudian mengangkat novel yang menutupi wajah gadis itu, menaruhnya disamping tubuh gadis itu dan mulai menggoyang-goyangkan tubuh Aila lagi.

"Ya! Ireona.. disini banyak semut!"

Namun gadis itu tetap tidak merespon, membuat Sooyeon lantas mendesis.

Beberapa saat kemudian handphone Sooyeon berdering. Telepon dari Dongmin masuk.

"Yeobeoseyo, Dongmin-ah? Ah molla..gadis ini tidak mau bangun. Terserahlah..bilang saja dia di uks seperti biasa. Keutno."

Sooyeon kemudian memutuskan sambungan teleponnya dan memasukkan kembali handphonenya kedalam saku rok.

Dan akhirnya ikut duduk disana, menemani Aila takut-takut terjadi sesuatu saat gadis itu tidur. Dipatuk ular misalnya, membayangkannya saja membuat Sooyeon bergidik.

Sooyeon mendengus, hanya Aila satu-satunya gadis yang dikenalnya yang bisa tidur disembarang tempat.

Mungkin saja Aila bisa tidur didalam comberan jika comberan itu kering.

Dilonjorkannya kakinya dengan kedua tangan menyangga badan. Gadis itu memandang lurus kearah langit sambil sesekali melirik Aila.

Dari awal, Sooyeon tau bahwa Aila bukan seperti gadis-gadis biasanya. Tiga bulan lebih berteman dengan Aila tetap membuat gadis itu terkejut saat menemukan tingkah unik Aila yang tidak biasa.

Beberapa saat kemudian tiba-tiba Aila tersentak dalam tidurnya dan langsung terbangun.

"Mwoya? Wae neon yeogi isseo?"

Gadis itu terperanjat atas kehadiran Sooyeon. Mulutnya kemudian menguap lebar untuk mengusir rasa kantuknya. Matanya kemudian melirik jam dilockscreen handphonenya dan mendesah seketika, "Ah aku bolos lagi rupanya."

Sooyeon yang melihat itu langsung terkekeh, "Ya Kim Younghee-ssi, apa kau tidak merasa takut tidur sendirian disini?"

Gadis yang belum sepenuhnya tersadar itu tidak menjawab, hanya menerawang lurus.

Aila ingat ia langsung berlari ke taman belakang saat dilihatnya rooftop sangat penuh dengan beberapa murid laki-laki yang tengah berkumpul dengan rokok ditangannya. Padahal gadis itu sudah capek-capek naik tangga sampai lantai paling atas gedung sekolahnya.

Setelahnya, gadis itu mulai membaca novel yang dibawanya dan kemudian tertidur karena udara sejuk sore ini.

"Tadi Dongmin mencarimu,"

"Geuraesseo?" tanya Aila kemudian kembali menguap.

"Aku bilang kau diuks."

Aila terkekeh, Sooyeon memang teman yang paling bisa diandalkan olehnya, "Gomawo," balasnya, "Jia-neun?"

Capella [Hoshi, Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang